IPS K.8 BAB 14. PRANATA SOSIAL

          Mata Pelajaran                  :  Ilmu Pengetahuan Sosial
          Kelas  /  Semester            :  VIII (Delapan)  / 2 (Dua)
          Tahun Pelajaran                ;  2017 / 2018
          Standar Kompetensi          :     6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial
 Kompetensi Dasar             :  6.2. Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat
          Penyusun                         :         AMIR ALAMSYAH, S.Pd


BAB 14
 PRANATA SOSIAL


SOAL LATIHAN DAN PEKERJAAN RUMAH

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat  dan jelas!
1.   Apakah pengertian pranata sosial?
2.   Sebutkan 5  tujuan pranata sosial serta contohnya masing-masing!
3.   Jelaskan  2  fungsi pranata sosial secara umum serta berikanlah contohnya masing-masing!
4.   Sebutkan 4  ciri-ciri pranata sosial serta berikanlah contohnya masing-masing!
5.   Jelaskan  2  tipe pranata sosial berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat!
6.   Jelaskan 2 tipe pranata sosial berdasarkan fungsinya serta berikanlah contohnya masing-masing!
7.   Apakah pengertian pranata keluarga!
8.   Jelaskan  4  peran atau fungsi pranata keluarga!
9.   Mengapa pranata keluarga mempunyai fungsi pendidikan dan fungsi perlindungan?
10.    Mengapa pranata keluarga mempunyai fungsi penentuan status dan berikanlah contohnya?
11.    Jelaskan  4  peran atau fungsi pranata agama!
12.    Mengapa pranata agama mempunyai fungsi transformatif?
13.    Apakah pengertian pranata ekonomi dan sebutkan 3 fungsinya!
14.    Mengapa pranata ekonomi berfungsi mengatur distribusi barang dan jasa?
15.    Apakah pengertian pranata pendidikan?
16.    Sebutkan 5 fungsi pranata pendidikan?
17.    Apakah pengertian pranata politik?
18.    Sebutkan 4 ciri-ciri pranata politik?
19.    Sebutkan urutan pranata politik yang berlaku di Indonesia!
20.    Sebutkan 5 fungsi pranata politik!

---------- o O o  ----------

TIPS DAN TRIK CARA BELAJAR DAN MENGHAFAL YANG BAIK DAN EFEKTIF



TIPS DAN TRIK CARA BELAJAR DAN MENGHAFAL
YANG BAIK DAN EFEKTIF
(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd)


Belajar diluar waktu jam pelajaran sekolah adalah faktor penting dalam menunjang kesuksesan prestasi belajar siswa. Banyak siswa yang memiliki kemampuan lebih, tetapi prestasinya biasa saja karena cara belajarnya kurang baik. Sebaliknya siswa yang kemampuannya biasa saja dapat meningkatkan kemampuan akademik dengan cara belajar efektif dan tepat.

A.  Tips dan trik cara belajar yang baik dan efektif
 Beberapa cara khusus agar dalam belajar lebih baik dan efektif dalam mencapai tujuan belajar agar prestasi akademiknya menjadi lebih baik dan meningkat yaitu :
1.   Niat dan kesadaran belajar
Ketika kita melakukan suatu tindakan tanpa ada niat, maka tidak akan berjalan dengan baik. Begitu juga dalam belajar, tanpa ada niat dan kesadaran belajar, maka kita tidak dapat menjadi orang yang pandai selamanya. Meskipun tidak pandai, tetapi jika rutin belajar maka kita akan lebih pandai dari orang lain disekitar kita.
2.   Ciptakan suasana kondusif
Dalam belajar harus diciptakan suasana yang kondusif, nyaman, tenang, serta penuh konsentrasi  agar materi yang dipelajari benar-benar masuk ke otak. Belajar diluar ruangan  dapat menjadi pilihan yang cukup baik karena lebih fresh, bisa lebih tenang, dan tidak penat dalam belajar.
3.   Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat mempermudah siswa memahami bahan pelajaran yang sudah dipelajari karena bisa saling berbagi dan bertanya bila ada yang belum paham. Ada kalanya siswa takut bertanya ketika dikelas, namun dengan belajar kelompok, siswa berani bertanya tentang hal yang belum paham kepada temannya. Bagi yang sudah paham dapat mencoba menerangkan kembali kepada teman yang belum paham, sehingga dapat membuat materi pelajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami dan menyerap diotak kita.
4.   Buat  catatan intisari dari bahan pelajaran
Meringkas materi bahan pelajaran dalam sebuah catatan kecil dapat membantu mengingat bahan pelajaran yang sedang dipelajari. Pada saat menulis pasti membaca materi pelajaran kembali, sehingga dapat membuat cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan ditulis dalam buku kecil atau kertas yang mudah dibawa kemana-mana, sehingga dapat dibaca kapan dan dimanapun kita berada.
5.   Berlatih tehnik kemampuan mengingat
Agar lebih mudah mengingat sebaiknya materi yang akan dihafal diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan susunan yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan warna pelangi yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Jika menghafal materi pelajaran langsung dalam 1 minggu kita dapat menjadi lupa, tetapi jika menggunakan mnemonics, maka dapat diingat sampai puluhan tahun lamanya.
6.   Lihat garis besarnya dahulu
Jika membaca bahan pelajaran yang baru, maka lihatlah garis besar isi materi pelajarannya terlebih dahulu agar pemahaman kita meningkat. Caranya dengan melihat semua subjudul, keterangan gambar, dan ringkasan yang ada. Jika membaca materi pelajaran yang cukup panjang, maka bacalah terlebih dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya.
 7.   Mengulang materi yang telah kita pelajari
Belajar sekali saja tidaklah cukup untuk bisa memahami materi pelajaran yang kita inginkan. Mengulang merupakan salah satu hal yang sangat baik untuk dapat memahami materi pelajaran yang kita pelajari. Cobalah membaca kembali apa yang sudah kita tulis dan pelajari sehari 1-3 kali.
8.   Pahami bukan dihafal
Menghafal bukanlah metode yang baik dalam belajar siswa. Menghafal memang kurang efektif, dalam memahami suatu materi pelajaran, tetapi jika diperlukan untuk Sistem Kejar Semalam, boleh sesekali dilakukan dengan metode menghafal.
9.   Belajar dengan tekun dan rutin
Belajar dengan tekun, rutin, tepat waktu, dan serius sangat berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar. Apabila kita jarang belajar, hanya belajar jika akan ada ulangan saja, serta belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan pasti hasilnya tidak akan baik dan tidak maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar.  

B. Tips dan trik cepat menghafal materi pelajaran yang baik dan efektif
1.   Ciptakan suasana belajar yang nyaman dan rileks
Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan minta petunjuk-Nya agar belajar kita berguna dan bermanfaat. Hal ini dilakukan agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan rileks sangat berpengaruh saat menghafal. Kita membutuhkan kerja otak kanan dan kiri dalam suasana nyaman dan rileks, agar dapat membantu memaksimalkan kerja kedua otak tersebut dan akhirnya mudah menghafal dan menyerap materi pelajaran yang sedang kita pelajari.
2.   Konsentrasi dalam menghafal
Saat kita menghafal, berkonsentrasilah pada satu hal saja yaitu menghafal itu sendiri. Jangan sambil menonton televisi, mendengarkan musik, makan, atau kegiatan lainnya, bahkan sambil ngobrol saman teman. Jika mengalami kesulitan saat menghafal, bisa dicoba dengan menutup mata,untuk memfokuskan konsentrasi anda. Bacalah materi pelajaran yang dihafalkan berulan-ulang agar lebih lama menempel dalam ingatan atau di otak kita.
3.   Membaca dengan cermat
Modal utama belajar adalah membaca dengan cermat. Bacalah dengan seksama materi pelajaran yang akan kita hafal. Lalu, yakinlah kita benar-benar memahami materi yang dibaca. Saat kita menemukan bagian tersulit,  maka bacalah bagian tersebut terlebih dahulu. Cara ini sangat berguna karena menghafal yang sulit membutuhkan waktu yang sangat lama. Jika kita telah berhasil menguasai bagian tersebut, maka kita akan termotivasi menaklukkan bagian lain yang lebih mudah dan lebih cepat.
4.   Ulangi  bagian tersulit
Bacalah kembali  materi pelajaran pada bagian yang tersulit dengan cepat dan berulang kali serta bagian lainnya dengan kecepatan tinggi.
Lakukan terus berulang kali untuk satu materi pelajaran yang diujikan dan jangan pindah ke materi pelajaran lainnya.
5.   Gunakan metode 'mind map'  atau peta pikiran
Coba lihat di internet dan hafalkan jangan sampai detail per kata, cukup ambil intinya dan kata kuncinya saja.  Pada awalnya  membaca dari awal sampai akhir dengan cepat saja (skimming), kemudian catat sendiri hafalan dari materi  pelajaran dengan gaya sendiri.
6.   Cobalah menghafal tiap bagian kemudian tuliskan semua yang dipelajari pada kertas
Cobalah menghafal tiap bagian kemudian tulislah semua yang dipelajari pada kertas dan hafalkan lagi bagian lain, boleh sambil mendengarkan musik klasik, karena menurut penelitian, musik klasik dapat merespon otak kita lebih baik. Kita juga dapat membuat materi pelajaran yang dihafalkan menjadi sebuah lirik lagu.
7.   Cobalah merangkum semua materi pelajaran yang dihafalkan
Cobalah merangkum semua materi pelajaran yang kita hafalkan, lalu rekamlah suara anda sendiri sewaktu mengucapkan hafalan tersebut dengan suara kuat dan jelas, serta putarlah berulang ulang rekaman tersebut sambil membayangkan kalimatnya.
8.   Buat “penanda” dalam benakmu
Ciptakan penanda dalam benakmu dangan membuat sebuah perumpamaan atau visualisasi. Visualisasikan penanda yang dibuat menjadi sesuatu yang dapat kita lihat dengan jelas, m
isalnya dengan membuat gambar kartun, sketsa, maupun diagram.
9.   Ulangi dengan suara
Ulangi lagi bacaanmu sekarang dengan mengombinasi suara yang dikeluarkan dengan tanda yang dipilih, serta boleh menambah gaya saat menghafal.
10. Cukup tidur dan istirahat
Jika kita merasa sudah hafal betul, tutup bukunya dan lakukan relaksasi dengan cara berbaring santai, tutup mata sambil mengatur nafas yang santai sekitar 30 menit saja dengan tidur atau istirahat  sejenak setelah mengulangi kembali apa yang sudah dibaca dan dihafalkan dengan singkat. Jika kita tidur sejenak setelah menghafal materi pelajaran maka proses pengendapan dalam memori otak akan lebih cepat dan dapat memulihkan stamina yang telah kita pakai selama proses menghafal.
11.    Tuliskan kembali semua yang kita hafalkan diatas kertas
Setelah tubuh dan otak sudah terasa segar dan santai, ambillah kertas dan pulpen, kemudian kita tuliskan kembali semua yang telah dihafalkan diatas kertas menggunakan singkatan  semacam jembatan keledai/kata kunci  atau Mnemonics  (contoh singkatan/jembatan keledai untuk Siapa apa, bilamana, dimana, bagaimana dan mengapa …jembatan keledainya yaitu Siabidibame …).  Pertama kali dalam melakukkan uji coba ini, anda hanya mampu menuliskan kembali apa yang dihafal sekitar 20% secara baik, yang lainnya lupa-lupa ingat atau ragu-ragu. Lakukan terus berulang kali uji coba ini untuk satu materi pelajaran yang diujikan dan jangan pindah ke materi pelajaran lainnya sebelum hafal betul.
12.    Tulisan singkatan mata pelajaran tersebut dan tempel pada dinding tempat belajar
Setelah mampu menguasai materi pelajaran dengan ingatan, maka tuliskan kembali materi pelajaran yang diingat otak atau memory anda sebanyak 100% dan dilakukan sebanyak 5 kali berturut-turut dengan hasil sama baiknya, Kemudian ambilah kertas berisi tulisan singkatan mata pelajaran dan tempel didinding tempat anda belajar. Setiap hari,minimal satu kali direview hasil catatan yang ditempel dengan membuat copy catatan yang anda keluarkan dari otak, bukan dibaca dari kertas berisi singkatan yang kita buat dan  dilakukan terus sampai seluruh materi pelajaran sampai diujikan pada ulangan secara lisan maupun tes tertulis.

Belajar dengan cara menghafal adalah cara belajar yang kurang baik bagi kita. Hal ini disebabkan karena kemampuan dan daya ingat kita terbatas, serta ilmu yang diperoleh dari menghafal tidak akan bertahan lama tinggal diotak kita. Namun demikian, beberapa tips dan trik cara belajar dan menghafal bahan dan materi pelajaran yang baik dan efektif ini dapat dicoba oleh siswa dalam belajar.  Semoga sukses dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya para siswa SMP Negeri 1 Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.



----------  semoga bermanfaat  ----------

PEMANFAATAN MUSEUM DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH


PEMANFAATAN MUSEUM 
DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH 

Amir Alamsyah, S.Pd
SMP Negeri 1 Bandungan, Kab.Semarang


ABSTRAK
Keberadaan museum menjadi penting dalam proses pembelajaran sejarah jika dimanfaatkan sebagai sumber media pembelajaran sejarah. Museum dan pembelajaran sejarah dapat saling berkaitan dan saling menguntungkan. Jika guru menggunakan museum sebagai media pembelajaran maka siswa akan lebih tertarik dalam belajar sejarah dan pihak museum kunjungannya dapat meningkat, sedangkan pembelajaran sejarah dapat menjadi lebih konkrit dan menarik melalui benda-benda, foto, maupun diorama koleksi museum. Kenyataannya sekarang ini hanya sedikit siswa  yang mengunjungi museum. bahkan untuk sekolah yang jauh dari museum tidak pernah mengunjungi museum sama sekali.Berkaitan dengan keadaan ini para guru seharusnya lebih kreatif, diantaranya dengan membuat sebuah dokumentasi ketika melakukan kunjungan ke museum. Maka mereka dapat menggunakan dokumentasi ini dalam proses pembelajaran sejarah.
Kata Kunci : Museum, media, pembelajaran sejarah.

A. PENDAHULUAN
                     Sejarah tak pernah selesai dan tak berujung sepanjang hidup manusia, sebab hari ini ada karena hari kemarin dan hari esok ada karena ada hari ini. Sejarah selalu membahas kehidupan manusia dimanapun berada, sehingga kajian sejarah mempelajari masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Masa lalu menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui dan dipahami agar kejadian masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam melangkah hari ini menuju masa depan.
                    Generasi sekarang hendaknya mampu memahami dan belajar dari pengalaman sejarah, dengan harapan dapat menjadi pijakan untuk membangun masa kini dan masa depan menjadi terarah, dapat mempertajam wawasan kebangsaan, mendorong memperkuat kebersamaan untuk mencapai cita-cita bangsa setelah belajar dari pengalaman masa lalu. Generasi muda perlu dibina kesadaran sebagai satu bangsa agar jiwa patriotisme dan nasionalisme mereka dapat tumbuh dan dapat menjadi modal pembangunan dalam mengisi kemerdekaan. Melalui pendidikan sejarah di sekolah, diharapkan siswa mampu memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat dalam rangka menumbuhkan jati diri bangsa.
                    Perkembangan lembaga permuseuman di Indonesia diawali sejak kedatangan bangsa Belanda yang tergabung dalam VOC, yang melihat kenyataan bahwa di Indonesia banyak menyimpan kekayaan warisan budaya. Hal ini disikapi dengan mendirikan Bataviaasch Genootsschap van Kunst en Wetenchappen tanggal 24 April 1778, yaitu suatu lembaga yang bertugas sebagai penasehat VOC yang menyangkut hal-hal perlindungan benda-benda warisan budaya dan naskah-naskah klasik kuno (Sunarto, 2008 : 3). Selanjutnya lembaga-lembaga sejenis berkembang diberbagai wilayah di Indonesia yaitu Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, dan Denpasar. Jerih payah mereka berupa kegiatan pengumpulan benda-benda warisan budaya dari berbagai wilayah di Indonesia. Benda-benda tersebut sekarang menjadi koleksi museum Nasional di Jakarta, koleksi museum Siwa Lima di Ambon, koleksi museum Sanabudaya di Yogyakarta, koleksi museum Bali di Denpasar, koleksi museum Mpu Tantular di Surabaya. Sedangkan naskah-naskah klasik sekarang menjadi sebagian besar menjadi koleksi naskah di Perpustakaan Nasional Jakarta.
                    Di Indonesia saat ini kurang lebih ada 200 museum yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat  sekitar 36 museum yang telah berdiri. Salah satu sarana dan media pembelajaran IPS Sejarah di sekolah yaitu dengan memanfaatkan museum. Kenyataannya masyarakat terutama pendidikan, hanya memandang museum sebagai tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan, serta monomen penghias kota. Akibatnya masyarakat enggan untuk meluangkan waktu berkunjung ke museum. Padahal jika bersedia mengunjungi museum, kita dapat menikmati dan memahami makna yang terkandung dalam setiap benda yang dipamerkan museum. Harapannya dapat terjadi pemindaham nilai warisan budaya bangsa dari generasi dulu kepada generasi sekarang.
                        Pada dunia pendidikan, keberadaan museum dapat menjadi sarana dan sumber pembelajaran IPS Sejarah. Harapannya mampu menjawab berbagai permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungan hidup manusia. Pananaman kesadaran sejarah kepada generasi muda dapat tercapai, diantaranya dengan mengetahui perjalanan sejarah bangsa Indonesia melalui tampilan yang dipamerkan dalam museum.
                    Permasalahan dalam pemanfaatan museum diantaranya yaitu fungsi museum, manfaatnya, hambatan dalam pemanfaatannya, serta upaya untuk mengatasi hambatannya. 

B. METODOLOGI PENELITIAN
                    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan fokus perhatian pemanfaatan museum dalam pembelajaran IPS Sejarah pada jenjang pendidikan SMP. Adapun metode yang digunakan dalam kajian penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan literatur. Sumber penelitian dengan melakukan kunjungan berbagai museum di Kota Semarang, Ambarawa dan Yogyakarta, yaitu Museum Ronggowarsito, Museum Mandala Bhakti, Museum Palagan Ambarawa, Museum Kereta Api, Museum Kereta, Museum Benteng Vredeburg, dan Museum Sonobudoyo. Sedangkan pembelajaran berupa pengalaman selama menjadi pengajar IPS Sejarah di SMP Negeri 1 Bandungan Kabupaten Semarang. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengungkap permasalahan yang ada agar diperoleh gambaran yang jelas yaitu mencari sumber pustaka yang relevan, kemudian mencari reverensi guna memecahkan masalah. Observasi dilakukan sebagai langkah berikutnya melalui kunjungan diberbagai museum di Kota Semarang, Ambarawa, dan Yogyakarta serta melakukan dokumentasi dengan cara pemotretan obyek penelitian yang ditampilkan di museum agar diperoleh gambaran dan data yang akurat. Data-data yang diperoleh kemudian dikaitkan dengan materi pembelajaran yang dikaji pada pelajaran sejarah tingkat SMP. Wawancara juga dilakukan melalui kunjungan di museum dengan petugasnya, dengan harapan dapat memperoleh data ataupun informasi yang jelas tentang makna, fungsi, dan harapan yang dapat diperoleh dari tampilan benda-benda koleksi pada museum. Langkah berikutnya yaitu mengolah data untuk memecahkan masalah yang dikaji yang kemudian hasilnya dapat dipaparkan secara deskriptif analitis guna memperoleh pemecahan masalah yang lebih baik dan jelas.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 
     1. Pengertian dan Fungsi Museum
                    Museum berasal dari bahasa Yunani “MUSEION”, yaitu sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan dewi seni dan ilmu pengetahuan. Diantara sembilan dewi itu ada dewi MOUSE yang lahir dari maha dewa Zeus dengan istrinya Mnemosyne dan bersemayam di Pegunungan Olimpus. Museion pada waktu itu sebagai tempat suci untuk memuja Dewa Dewi dan berkumpulnya para cendekiaan untuk mempelajari, dan menyelidiki bebagai ilmu pengetahuan. Museum mengacu pada lembaga, bangunan atau ruangan untuk memelihara dan melindungi, memamerkan benda-benda bernilai seni, bersejarah dan bernilai pengetahuan dan pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, ilmu pengetahuan, dan tempat menyimpan benda-benda kuno (KBBI, 2002 : 766). Definisi menurut ICOM (International Council of Musseum/Organisasi Permuseuman Internasional dibawah PBB), pengertian museum yaitu sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan, memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya (Sunarto, 2008 : 1). Dari uraian tesebut dapat disimpulkan bahwa museum adalah suatu badan yang bertugas dan melakukan kegiatan pameran dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan benda-benda yang penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
                    Tugas museum secara rinci ada tiga yaitu : Pertama, .mengumpulkan benda-benda koleksi, merawat dan mengawetkan, memamerkan benda-benda koleksi. Kedua, menghubungkan pengunjung  dengan berbagai cara melalui buku terbitan, ceramah, seminar, diskusi, dan lomba yang berkaitan dengan museum. Ketiga, mengadakan bimbingan pendidikan kebudayaan kepada guru, siswa, dan masyarakat (Sunarto, 2008 : 2).               
                Pada saat ini museum mempunyai beberapa fungsi penting, yaitu sebagai : Pertama,  pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah. Kedua, pusat penyaluran ilmu untuk umum.Ketiga, pusat menikmati seni kriya. Keempat,  pusat perkenalan obyek wisata antardaerah dan antarbangsa. Kelima, obyek wisata. Keenam, media pembinaan pendidikan kesenian dan ilmu pengetahuan. Ketujuh, suaka alam dan suaka budaya. Kedelapan, cermin sejarah manusia, alam, dan budaya. Kesembilan, sarana bertaqwa dan bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Moh Amir, 1983 : 22).
                    Museum sebagai lembaga yang mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kehidupan manusia dan lingkungan, juga merupakan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa untuk memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, serta meningkatkan harga diri dan kebanggan nasional. Kenyataannya banyak masyarakat termasuk kalangan pendidikan memandang museum sebagai tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah dan monumen penghias kota. Akibatnya banyak masyarakat enggan meluangkan waktu datang menikmati dan mencoba memahami makna yang terkandung dalam setiap benda yang dipamerkan museum, sehingga terjadi pemindahan nilai warisan dan  budaya bangsa bagi generasi masa lalu kepada generasi sekarang.
    2.  Pemanfaatan Museum dalam Pembelajaran IPS Sejarah
                    Museum dapat digunakan sebagai media pembelajaran sejarah agar pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dan konkrit. Media pembelajaran sejarah yang dipilih guru hendaknya memiliki ciri-ciri yaitu : Pertama, menarik minat dan perhatian siswa. Kedua, meletakkan dasar-dasar dalam memahami hal secara konkret untuk mencegah dan mengurangi verbalisme. Ketiga, merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha pengembangan nilai. Keempat, berguna dan berfungsi ganda sebagai alat bantu dan alat penyampai pesan guru dalam mengajar. Kelima, sedarhana, mudah digunakan, dan dirawat (Dirjen Dikdasmen, 1985 : 41).
                    Prinsip-prinsip umum penggunaan media pembelajaran yaitu : Pertama, tidak ada media pendidikan yang dapat menggantikan kedudukan guru 100 %. Kedua, tidak ada media untuk mencapai semua tujuan pendidikan. Ketiga, media adalah bagian integral dalam proses belajar mengajar. Keempat, media pembelajaran yang digunakan harus mempunyai tujuan yang menyatu dengan tujuan pelajaran. Kelima, media yang ada digunakan secara bervariasi dan berimbang. Keenam, penggunaan media dalam proses belajar mengajar menuntut partisipasi siswa. Ketujuh, media yang digunakan terlalu banyak akan membingungkan siswa. Kedelapan, bentuk media yang digunakan dalam proses pembelajaran harus dipersiapkan secara matang (Abidin, 1981 : 3- 4). Guru sejarah dalam melakukan proses pembelajaran hendaknya dapat menggunakan media dan sumber belajar yang relevan dan menarik, dintaranya adalah foto-foto dokumentasi kunjungan ke museum ataupun kunjungan langsung guru bersama siswa ke museum. Para guru sejarah hendaknya mengenali beberapa media yang mendukung, berperan penting, dan efektif dalam proses pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pemilihan media yang tepat ditampilkan dapat memperlancar proses pembelajaran, tetapi kenyataannya dalam pembelajaran sejarah, media yang ada disekolah sangat terbatas sekali. Guru dituntut kreatif dalam mencari dan menggunakan media pembelajaran sesuai tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, diantaranya dengan memanfaatkan museum sebagai sumber media dalam pembelajaran sejarah.
                    Penggunaan museum dapat dilakukan melalui kunjungan langsung maupun dokumentasi koleksi museum. Pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan memilih topik yang tepat, kemudian mengkaitkan topik dengan media yang ada di museum sesuai tema pelajaran sejarah yang sedang dibahas guru bersama siswa.
                    Kunjungan museum yang menjadi kajian pembahasan ini yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber media pembelajaan IPS Sejarah tngkat SMP yaitu : Pertama, Museum Ronggowarsito pada gedung B dapat menjadi media untuk pembelajaran pra sejarah pada peradaban zaman batu dan zaman logam, peradaban Polynesia, peradaban Hindu Buddha, zaman pengaruh Islam, dan zaman kolonial, sedangkan pada gedung C dapat menjadi sumber media pembelajaran pertempuran di Yogyakarta dalam menhadapi agresi militer Belanda II tahun 1948, pemberontakan PKI di Cepu tahun 1948, Gerakan Tritura di kota Sala. Pemberontakan DI/TII , peristiwa Palagan Ambarawa, dan pertempuran lima hari di Semarang tanggal 14 sampai dengan 19 Oktober 1945 ( Sunarto, 2008 : 23  - 37).  Kedua, Museum Mandala Bhakti, dapat menjadi sumber media pembelajaran sejarah tentang sekitar pertempuran lima hari di Semarang, perjuangan bangsa Indonesia khususnya di Jawa Tengah pada masa perang kemerdekaan tahun 1945 - 1949, upaya TNI dalam menumpas berbagai pemberontakan yang terjadi di Jawa Tengah, berbagai macam senjata dan perlengkapannya yang digunakan pada masa perang kemerdekaan. Ketiga, Museum Palagan Ambarawa, dapat menjadi sumber media dalam kajian pertempuran bangsa Indonesia melawan Belanda dan Inggris di Ambarawa pada tanggal 20 Nopember sampai 15 Desember 1945. Keempat, Museum Kereta Api di Ambarawa, dapat menjadi sumber media tentang sarana transportasi yang digunakan Belanda dan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Kelima, Museum Sonobudoyo di Yogyakarta, dapat menjadi sumber media pembelajaran sejarah masa prasejarah Indonesia, zaman Hindu Budda, zaman Islam, zaman penjajahan Belanda, hingga zaman perang kemerdekaan. Keenam, Museum Kereta, dapat menjadi media tentang berbagai macam kereta yang menjadi sarana transportasi para raja Kesultanan Yogyakarta. Ketujuh, Museum Benteng Vredeburg, dapat menjadi media pembelajaran sejarah sejak Indonesia dijajah Belanda, Jepang, Perang Kemerdekaan, hingga pengakuan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia tanggal 29 Desember 1949. Benda-benda maupun koleksi diorama pada Museum Benteng Vredeburg banyak menampilkan kejadian yang terjadi di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Museum-museum yang lain masih banyak lagi tersebar diberbagai pelosok penjuru tanah air Indonesia dapat menjadi sumber media pembelajaran sejarah. Bagi guru sejarah tinggal punya kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin agar dalam proses pembelajaran dapat menjadi efektif, efisien, dan tidak terlalu abastrak. Hal ini dapat diujudkan dalam menggunakan media yang ada dalam koleksi berbagai museum disekitar kita untuk pembelajaran sejarah pada siswa SMP.
                    Sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara, dan memamerkan hasil karya, cipta, dan karsa manusia sepanjang zaman, museum merupakan tempat yang tepat sebagai sarana dan sumber pembelajaran sejarah karena keberadaannya mampu menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungannya. Melalui benda yang dipamerkan, maka pengunjung dapat belajar berbagai hal berkaitan dengan nilai, perhatian, serta berbagai kehidupan manusia. Kunjungan langsung ke museum, maka pengunjung terutama para pelajar dapat melihat langsung benda apa saja yang dipamerkan.
                    Keberadaan museum banyak disosialisasikan  kepada masyarakat terutama para guru yang berkunjung ke museum. Guru sejarah yang berkunjung ke museum dapat menjadikan museum dan isinya menjadi menarik dan lebih hidup. Keberadaan museum dapat menjadi sarana dan sumber pembelajaran sejarah, serta sarana rekreasi. Siswa yang dibimbing guru mengunjungi museum dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, karena dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru dan pada diri siswa muncul kesadaran untuk tetap bersedia berkunjung kembali meskipun tidak memperoleh tugas guru, sedangkan tugas guru adalah terus membangkitkan rasa keingintahuan siswa terhadap sejarah masa lalu bangsa Indonesia.
                    Kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa selama berkunjung di museum dapat memunculkan gagasan dan ide baru karena siswa dirangsang untuk menggunakan kemampuannya berpikir kritis secara maksimal. Kemampuan berpikir tidak dapat muncul sendiri tanpa bimbingan dan pembinaan yang cukup dari guru. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa  melalui kunjungan ke museum yaitu pada materi pembelajaran tertentu, guru perlu mengajak, menugaskan, dan menyarankan   siswa berkunjung ke museum untuk membuktikan uraian dan buku teks dengan melihat bukti nyata yang ada pada museum. Selain itu siswa yang akan berkunjung ke museum diberi perbekalan tentang materi yang akan diamati agar siswa tumbuh rasa keingintahuan dan dapat membuktikan informasi yang diberikan guru maupun pemandu museum. Guru juga dapat menyediakan alat bantu pendukung pembelajaran siswa berupa lembar panduan yang  materinya disusun singkat, padat, dan mampu menumbuhkan daya kritis siswa terhadap obyek yang diamati. Selama kunjungan, guru dan pemandu berada dekat siswa untuk memberi bimbingan dan melakukan diskusi kecil dengan siswa tentang obyek yang diamati. Setelah kegiatan kunjungan, siswa membuat laporan berupa kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan ke museum kemudian hasilnya didiskusikan di dalam kelas. Pada akhir kegiatan, guru melakukan evaluasi program kegiatan  untuk mengukur tingkat   keberhasilan kunjungan ke museum.
                        Pihak pengelola museum juga perlu melakukan berbagai upaya agar pengunjung, terutama para siswa untuk memperoleh hasil maksimal selama kunjungan. Upaya yang dapat dilakukan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran sejarah, yaitu : Pertama,  menyediakan denah tentang pembagian ruang dan jenis koleksi yang dipamerkan pada pintu  masuk museum, sehingga pengunjung memperoleh gambaran isi museum secara lengkap. Kedua, menyediakan fasilitas informasi yang disajikan secara lengkap dan menarik sebagai pelengkap benda koleksi pameran dan diorama. Ketiga, menyediakan berbagai fasilitas penunjang kegiatan pendidikan, seperti leflet, brosur, buku panduan, film, mikro film, slide, dan lembar kegiatan siswa sehingga pengunjung dapat mudah mempelajari obyek yang dipamerkan museum. Keempat, lembar kegiatan siswa perlu dirancang oleh museum sesuai tingkat usia siswa serta mampu membangkitkan daya kritis siswa sesuai tingkatannya.
                Pemanfaatan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran sejarah secara optimal dapat dicapai jika sebelum melakukan kegiatan kunjungan ke museum diberikan pengenalan dulu tentang materi atau obyek yang dipamerkan. Kegiatan eksplorasi perlu dilakukan guru untuk menjalin kerjasama dengan pengelola museum agar diperoleh informasi yang lengkap tentang museum dan koleksi yang dipamerkan. Kegiatan ini dilakukakan guru sebelum siswa mengunjungi museum agar bimbingan yang dilakukan guru dapat optimal.
                Pengelola museum dalam menyusun berbagai program pendidikan dan sarana penunjangnya di museum, perlu dilakukan kerjasama kalangan pendidikan agar sesuai dengan tuntutan kurikulum sekolah. Selain itu antar museum dalam satu kota atau antar daerah juga perlu melakukan koordinasi melakukan kerjasama dalam membuat buku informasi museum untuk menentukan  kunjungan guru dan siswa tentang museum mana yang dapat dikunjungi sesuai dengan tuntutan isi kurikulum sekolah.
                Peranan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran IPS Sejarah di sekolah yaitu : Pertama, materi pembelajaran yang diberikan guru tidak terlalu abstrak, karena dapat dilihat buktinya  pada koleksi di museum. Kedua, siswa dapat mengetahui dengan jelas bahwa cerita perjalanan sejarah bangsa Indonesia masa lampau benar terjadi dan  sebagian buktinya dapat dilihat melalui kunjungan ke museum. Ketiga, dapat mengurangi kebosanan siswa belajar didalam kelas dengan melakukan kunjungan ke museum, karena dipamerkan bukti-bukti peninggalan sejarah bangsa Indonesia dari masa lampau sampai sekarang.
    3.  Hambatan Dalam Pemanfaatan Museum dalam Pembelajaran IPS Sejarah
                Proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas tentunya mengalami hambatan yang harus segera dilakukan pemecahannya. Harapannya proses pembalajaran dapat berlangsung optimal dan hasilnya memuaskan. Demikian pula halnya guru dalam memanfaatkan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran IPS Sejarah juga memiliki hambatan, diantaranya yaitu : Pertama, jarak sekolah dengan museum terlalu jauh untuk dijangkau siswa dengan batasan waktu pelajaran sekolah yang ada. Kedua, membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup banyak untuk sampai ke museum. Ketiga, informasi museum yang ada belum menjangkau seluruh sekolah yang ada, terutama didaerah yang letaknya jauh dari museum. Keempat, materi pembelajaran yang ada kadang kurang sesuai dengan isi yang dipamerkan dengan museum, sehingga jika dilakukan kunjungan ke museum hasilnya kurang maksimal. Kelima, guru jarang melakukan kunjungan ke museum sehingga kurang memahami tentang informasi koleksi yang ada didalam museum, akibatnya jarang dalam memanfaatkan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran IPS Sejarah.
4.  Upaya dalam Mengatasi Hambatan Pemanfaatan Museum dalam pembelajaran IPS Sejarah
                    Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai hambatan dalam memanfaatkan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran sejarah yaitu : Pertama, isi koleksi museum banyak menunjang pembelajaran sejarah sesuai kurikulum sekolah.Kedua, perlu kerjasama pihak sekolah dengan museum agar museum dapat dimanfatkan secara  optimal. Ketiga, secara berkala diadakan kunjungan ke museum agar pembelajaran sejarah dapat menjadi maksimal sesuai tuntutan kurikulum. Keempat, Obyek yang ditampilkan museum dapat dimanfaatkan dengan cara mendokumentasikan melalui foto jika guru sulit membawa siswa berkunjung museum. Foto-foto yang diperoleh kemudian dapat ditayangkan guru dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan media komputer dan slide proyektor, atau dapat pula dicetak dalam kertas foto. Museum yang digunakan sebagai sumber media pembelajaran sejarah hendaknya sesuai dengan tema pembahasan yang sedang dilakukan dalam proses pembelajaran agar dapat diperoleh pemahaman yang jelas dari siswa dan diperoleh hasil belajar yang maksimal.

D.  SIMPULAN DAN SARAN
  Simpulan
   Keberadaan museum sebagai sarana dan sumber pembelajaran IPS Sejarah dapat   mampu menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dalam proses pembelajaran dalam kaitannya dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungannya. Selain itu pemanfaatan museum menjadikan pembelajaran sejarah dapat lebih konkrit karena ada buktinya di museum sehingga dapat membangkitkan kesadaran sejarah pada siswa. Dengan melakukan kunjungan ke museum dapat menjadi sumber inspirasi untuk menjadi pandangan masa kini dan masa yang akan datang, terutama dalam pembelajaran sejarah.
  Saran 
Hendaknya guru dapat memanfaatkan museum, dengan mengadakan kunjungan ke museum agar pembelajaran sejarah yang dilakukan dapat menarik minat siswa dan pelajaran sejarah tidak membosankan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan cara membuat dokumentasi berbentuk foto ataupun kalau mampu dibuat dalam bentuk rekaman film yang kemudian diujudkan berbentuk VCD. Karyawisata yang dilakukan sekolah secara bersama hendaknya ada kunjungan ke museum agar pemahaman siswa tentang materi pembelajaran sejarah menjadi lebih baik. Pihak museum harus mampu bekerjasama dengan sekolah, perpustakaan dan laboraturium agar dapat menjadi bagian pembelajaran sejarah di sekolah dan banyak dibutuhkan sebagai sarana dan sumber pembelajaran sejarah. Dengan demikian museum dapat diminati untuk dikunjungi siapa saja baik itu pelajar dan mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

-   Abidin. 1981. Pemilihan dan Penggunaan Media Proses Belajar Mengajar. Jakarta : P3G Depdikbud.
-   Dirjen Dikdasmen. 1995. Pengelolaan Belajar Mengajar. Jakarta : Dirjen Dikdasmen.
-  Hartati, Endah. 2007. Pemanfaatan Museum, Monumen Perjuangan Makam Pahlawan, dan Saksi Sejarah sebagai Sumber sejarah. Makalah. Semarang : Dinas P dan K Propinsi Jawa Tengah.
-    Soewardi. 2000. Wawasan Kebangsaan Indonesia. Semarang : Yayasan Tritungga.
-    Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
-    Sunarto. 2008. Panduan dan Lembar Kerja Kunjungan Museum Jawa Tengah   Ronggowarsito. Semarang : Museum Ronggowarsito.
-   Sutaarga, Moh. Ali. 1983. Pedoman Penyelenggaraan dan pengelolaan Museum. Jakarta : Direktorat Permuseuman Dirjen Kebudayaan.
-    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
-   Witjaksono, Djoko N. 2007. Museum-museum Daerah : Masalah dan Prospek. Makalah. Ungaran : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang.             


----------  o  O  o  ----------