IPS 8 Tema 4C

IPS 8 Tema 4C

Dinamika Penduduk

(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)

 1.   Dinamika Penduduk

a.     Pengertian Dinamika penduduk

Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang dipengaruhi oleh tiga faktor utama: kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan ini dapat berupa peningkatan atau penurunan, serta perubahan komposisi usia dan jenis kelamin. Memahami dinamika penduduk sangat penting untuk perencanaan pembangunan suatu wilayah atau negara.

Aspek

Keterangan

Contoh

Pengertian

Perubahan jumlah dan komposisi penduduk di suatu wilayah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh faktor biologis (kelahiran dan kematian) dan sosial (migrasi).

Perubahan jumlah penduduk di Kabupaten A dari tahun 2020 ke 2025 yang bertambah akibat tingginya angka kelahiran dan kedatangan migran.

Kelahiran (Natalitas)

Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah jumlah kelahiran hidup per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi termasuk usia perkawinan, tingkat pendidikan, dan program keluarga berencana.

Jika dalam satu tahun terdapat 500 kelahiran hidup di kota dengan populasi 100.000 jiwa, maka CBR-nya adalah (500/100.000) x 1.000 = 5.

Kematian (Mortalitas)

Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR) adalah jumlah kematian per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi termasuk kualitas kesehatan, bencana alam, dan konflik.

Jika dalam satu tahun terdapat 200 kematian di kota dengan populasi 100.000 jiwa, maka CDR-nya adalah (200/100.000) x 1.000 = 2.

Migrasi (Perpindahan)

Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain untuk menetap. Migrasi terbagi dua, yaitu imigrasi (masuk) dan emigrasi (keluar), yang sangat memengaruhi jumlah penduduk suatu wilayah.

Sebanyak 1.000 orang berpindah ke Jakarta (imigrasi) untuk mencari pekerjaan, sementara 300 orang keluar dari Jakarta (emigrasi) karena pensiun.

     b.   Cara Menghitung Dinamika Penduduk

Aspek

Keterangan

Rumus dan Contoh

Pertumbuhan Alami

Perubahan jumlah penduduk yang dihitung dari selisih antara angka kelahiran dan kematian. Rumus ini mengabaikan faktor migrasi.

Rumus: P_A = L − M

Contoh: Dalam setahun, sebuah kota memiliki 5.000 kelahiran dan 2.000 kematian.

P_A = 5.000 − 2.000 = 3.000

Pertumbuhan alami kota tersebut adalah 3.000 jiwa.

Pertumbuhan Migrasi

Perubahan jumlah penduduk yang dihitung dari selisih antara angka imigrasi dan emigrasi.

Rumus: P_M = I − E

Contoh: Dalam setahun, sebuah kota kedatangan 1.500 imigran dan 500 emigran.

P_M = 1.500 – 500 = 1.000

Pertumbuhan migrasi kota tersebut adalah 1.000 jiwa.

Pertumbuhan Total

Perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan, menggabungkan pertumbuhan alami dan pertumbuhan migrasi.

Rumus: P_T = ( L – M ) + ( I – E )

Contoh: Menggabungkan data di atas:

P_T = ( 5.000 − 2.000 ) + ( 1.500 – 500 )

P_T =  3.000 + 1.000 = 4.00

Pertumbuhan total kota tersebut adalah 4.000 jiwa.


 c.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Pendudukor-yang Mempengaruhi enduduk

Faktor

Keterangan

Contoh & Cara Menghitung

Angka Kelahiran (Natalitas)

Jumlah kelahiran hidup per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Jika sebuah kota dengan 50.000 penduduk memiliki 1.250 kelahiran hidup dalam setahun, maka Angka Kelahiran Kasar (CBR) adalah (1.250 / 50.000) x 1.000 = 25.

Faktor Pendorong Kelahiran

·     Pernikahan Usia Dini: Budaya yang menganggap pernikahan di usia muda adalah hal biasa.

·     Tingkat Pendidikan Rendah: Masyarakat kurang memahami dampak memiliki banyak anak terhadap ekonomi dan kesejahteraan.

·     Anggapan Banyak Anak Banyak Rezeki: Adat istiadat yang memandang anak sebagai sumber tenaga kerja dan kekayaan.

Di daerah pedesaan, pernikahan pada usia remaja sering terjadi.

Faktor Penghambat Kelahiran

·     Program Keluarga Berencana (KB): Upaya pemerintah untuk mengendalikan jumlah kelahiran.

·     Biaya Hidup Tinggi: Biaya pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok yang mahal.

·     Peningkatan Pendidikan dan Karir Wanita: Wanita lebih fokus pada pendidikan dan karir sebelum menikah dan memiliki anak.

Kampanye "Dua Anak Cukup" yang gencar disosialisasikan oleh pemerintah.

Upaya Mengatasi Kelahiran

·     Peningkatan Edukasi: Menyosialisasikan pentingnya pendidikan dan kesehatan reproduksi.

·     Program KB: Memperluas akses layanan KB dan alat kontrasepsi.

·     Pemberdayaan Wanita: Memberikan kesempatan yang sama bagi wanita di bidang pendidikan dan pekerjaan.

Pemerintah mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi di sekolah dan masyarakat.

          1)   Angka Kematian (Mortalitas)

Faktor

Keterangan

Contoh & Cara Menghitung

Angka Kematian (Mortalitas)

Jumlah kematian per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Jika sebuah kota dengan 50.000 penduduk memiliki 750 kematian dalam setahun, maka Angka Kematian Kasar (CDR) adalah (750 / 50.000) x 1.000 = 15.

Faktor Pendorong Kematian

·     Kualitas Kesehatan Buruk: Kurangnya fasilitas medis dan tenaga ahli.

·     Gizi Buruk dan Sanitasi Lingkungan: Kondisi lingkungan yang tidak sehat memicu penyebaran penyakit.

·     Bencana Alam dan Wabah Penyakit: Peristiwa tak terduga yang dapat menyebabkan kematian massal.

Wabah penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah dengan sanitasi yang buruk.

Faktor Penghambat Kematian

·     Peningkatan Fasilitas Kesehatan: Ketersediaan rumah sakit, puskesmas, dan tenaga medis yang memadai.

·     Program Imunisasi: Vaksinasi massal untuk mencegah penyakit menular.

·     Peningkatan Kesadaran Hidup Sehat: Masyarakat lebih peduli terhadap pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan.

Pemerintah mengadakan program imunisasi campak dan polio gratis untuk anak-anak.

Upaya Mengatasi Kematian

·     Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Membangun lebih banyak fasilitas kesehatan dan melatih tenaga medis.

·     Penyuluhan Kesehatan: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi dan sanitasi.

·     Program Gizi: Memberikan bantuan makanan bergizi untuk balita dan ibu hamil.

Puskesmas menyediakan layanan posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita.

 

2)   Migrasi

Jenis & Faktor

Keterangan

Contoh & Cara Menghitung

Migrasi Masuk (Imigrasi)

Perpindahan penduduk dari luar ke suatu wilayah untuk menetap.

Jika sebuah kota didatangi 500 pendatang baru dan ditinggalkan 200 penduduk lama, maka migrasi neto adalah 300.

Faktor Pendorong Imigrasi

·     Peluang Ekonomi: Ketersediaan lapangan kerja, upah tinggi, dan peluang bisnis.

·     Fasilitas Umum: Ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan hiburan yang lebih baik.

·     Kondisi Aman dan Stabil: Keamanan dan ketertiban yang menjamin kehidupan yang lebih baik.

Banyak penduduk desa pindah ke kota besar seperti Jakarta untuk mencari pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik.

Faktor Penghambat Imigrasi

·     Tingkat Kriminalitas Tinggi: Tingginya angka kejahatan di daerah tujuan.

·     Biaya Hidup Tinggi: Biaya sewa rumah, makanan, dan transportasi yang mahal.

·     Kurangnya Keterbukaan: Sulitnya beradaptasi dengan budaya dan sosial masyarakat di daerah tujuan.

Seseorang enggan pindah ke Jakarta karena biaya sewa kos dan makanan yang sangat mahal.

Upaya Mengatasi Imigrasi

·     Penyebaran Pembangunan: Mendorong pembangunan ekonomi di daerah-daerah lain untuk mengurangi urbanisasi.

·     Penciptaan Lapangan Kerja: Membuka kawasan industri dan sentra bisnis di luar kota besar.

Pemerintah membangun Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) untuk menciptakan lapangan kerja di Jawa Tengah.

    d.   Perpindahan Penduduk (Migrasi)

1)   Pengertian Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap. Perpindahan ini bisa bersifat permanen maupun sementara, dan merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi dinamika jumlah dan komposisi penduduk suatu wilayah.

2)   Jenis-jenis Migrasi

Jenis Migrasi

Keterangan

Contoh

Imigrasi

Masuknya penduduk dari luar negeri ke suatu negara untuk menetap.

Seorang warga negara Jepang pindah ke Indonesia untuk bekerja di sebuah perusahaan multinasional dan menetap di Jakarta.

Emigrasi

Keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain untuk menetap.

Seorang warga negara Indonesia pindah ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi dan akhirnya mendapatkan pekerjaan serta menjadi warga negara di sana.

Remigrasi

Kembalinya warga negara ke negara asalnya setelah menetap di negara lain.

Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah bekerja di Arab Saudi selama 10 tahun kembali ke kampung halamannya di Jawa Tengah.

Urbanisasi

Perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan untuk menetap.

Petani muda di daerah pedesaan berpindah ke kota besar seperti Surabaya untuk mencari pekerjaan di sektor industri atau jasa.

Transmigrasi

Perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya di dalam wilayah negara yang sama.

Program pemerintah pada masa Orde Baru yang memindahkan penduduk dari Pulau Jawa yang padat ke Pulau Kalimantan untuk membuka lahan pertanian.

2.   Piramida Penduduk

a.   Pengertian Piramida Penduduk

Piramida penduduk adalah grafik atau diagram batang yang menyajikan data kependudukan berdasarkan komposisi usia dan jenis kelamin pada suatu wilayah. Grafik ini secara visual menunjukkan struktur demografi suatu negara atau daerah, memberikan gambaran tentang tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, dan tingkat kematian. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah penduduk (dalam jumlah absolut atau persentase), sementara sumbu vertikal menunjukkan kelompok usia, yang biasanya dikelompokkan dalam interval lima tahunan. Sisi kiri piramida mewakili penduduk laki-laki, dan sisi kanan mewakili penduduk perempuan.

     b.   Bentuk Piramida Penduduk

Aspek

Keterangan

Bentuk Piramida

Bentuk piramida dapat memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik demografi suatu wilayah, seperti apakah populasi sedang berkembang pesat (dasar lebar), stabil (bentuk genta), atau menurun (dasar sempit).

Sumbu Vertikal (Usia)

Mengelompokkan usia penduduk, biasanya dalam interval 5 tahunan (contoh: 0-4, 5-9, 10-14, dst.). Kelompok usia ini dibagi menjadi tiga kategori utama: usia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia tua (65+ tahun).

Sumbu Horizontal (Jumlah)

Menunjukkan jumlah atau persentase penduduk. Sisi kiri untuk laki-laki dan sisi kanan untuk perempuan, memungkinkan perbandingan jumlah penduduk di setiap kelompok usia berdasarkan jenis kelamin.

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Rasio ini dihitung dari jumlah penduduk usia non-produktif (muda dan tua) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif. Piramida yang melebar di bagian bawah atau atas akan memiliki rasio ketergantungan yang tinggi.

     1) Piramida Penduduk Muda (Ekspansif)

Aspek

Keterangan

Pengertian

Piramida ini memiliki dasar yang lebar dan puncak yang runcing. Ini mencerminkan tingginya angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk yang cepat. Populasi didominasi oleh kelompok usia muda (0-14 tahun).

Faktor yang Mempengaruhi

·    Tingkat Kelahiran Tinggi: Seringkali karena kurangnya program keluarga berencana dan tingkat pendidikan yang rendah.

·    Tingkat Kematian Tinggi: Terutama pada usia muda, akibat fasilitas kesehatan yang terbatas, yang menyebabkan usia harapan hidup rendah.

·    Tingkat Kesejahteraan Rendah: Menunjukkan kondisi ekonomi yang belum maju, di mana anak sering dianggap sebagai aset.

Contoh Negara

Contoh: Indonesia (sebelumnya), Filipina, dan Nigeria.

 

    2)  Piramida Penduduk Stasioner

Aspek

Keterangan

Pengertian

Piramida ini berbentuk menyerupai granat atau genta. Dasar piramida tidak terlalu lebar, dan puncak relatif tumpul, menunjukkan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah. Pertumbuhan penduduk cenderung stabil atau mendekati nol.

Faktor yang Mempengaruhi

·    Tingkat Kelahiran Rendah: Adanya program keluarga berencana yang efektif dan kesadaran masyarakat yang tinggi.

·    Tingkat Kematian Rendah: Akses yang baik ke fasilitas kesehatan dan sanitasi, yang menyebabkan usia harapan hidup tinggi.

·    Kondisi Sosial Ekonomi Stabil: Menunjukkan negara yang sudah maju atau sedang berkembang pesat.

Contoh Negara

Contoh: Amerika Serikat, Inggris, dan Swedia.

 

   3)    Piramida Penduduk Tua (Konstruktif)

Aspek

Keterangan

Pengertian

Piramida ini memiliki dasar yang sempit dan bagian tengah yang melebar, serta puncak yang lebih lebar. Bentuk ini menunjukkan tingkat kelahiran yang sangat rendah dan dominasi populasi usia tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat lambat atau negatif.

Faktor yang Mempengaruhi

·       Tingkat Kelahiran Sangat Rendah: Lebih rendah dari tingkat kematian.

·       Angka Harapan Hidup Tinggi: Kualitas kesehatan dan kesejahteraan yang sangat baik.

·       Kondisi Sosial Ekonomi Sangat Maju: Masyarakat modern dengan biaya hidup yang tinggi, sehingga keluarga cenderung memiliki sedikit anak.

·       Masalah Penuaan Penduduk: Populasi usia tua semakin banyak, yang berpotensi menimbulkan masalah sosial dan ekonomi di masa depan.

Contoh Negara

Contoh: Jepang, Jerman, dan Italia.



3.   Dampak Positif Dinamika Penduduk terhadap Suatu Negara

Dampak Positif

Keterangan

Contoh

a.    Ketersediaan Tenaga Kerja Produktif

Pertumbuhan penduduk yang sehat dan terkendali dapat menghasilkan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang melimpah. Kondisi ini sering disebut bonus demografi, di mana rasio ketergantungan (jumlah penduduk non-produktif terhadap produktif) rendah.

Negara seperti Indonesia dan India memiliki populasi muda yang besar, yang berpotensi menjadi kekuatan pendorong ekonomi jika lapangan kerja dan pendidikan memadai.

b.   Peningkatan Permintaan Konsumsi

Peningkatan jumlah penduduk secara langsung akan meningkatkan permintaan akan barang dan jasa. Hal ini merangsang pertumbuhan industri, perdagangan, dan sektor ekonomi lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin besar.

Meningkatnya kebutuhan akan perumahan, kendaraan, dan perangkat elektronik di negara dengan pertumbuhan penduduk yang stabil mendorong pertumbuhan sektor properti, otomotif, dan teknologi.

c.    Inovasi dan Kreativitas

Dinamika penduduk, terutama migrasi, dapat membawa masuk ide-ide, keterampilan, dan budaya baru yang memicu inovasi. Keberagaman demografi juga mendorong persaingan sehat dan adaptasi yang diperlukan untuk kemajuan sosial dan ekonomi.

Migran yang datang ke suatu negara dapat membawa keahlian khusus di bidang teknologi atau kuliner, yang tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga memperkaya budaya lokal.

d.   Pajak dan Pendapatan Negara

Semakin besar jumlah penduduk usia produktif, semakin banyak pula wajib pajak dan pendapatan negara dari sektor pajak. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan layanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan.

Peningkatan jumlah pekerja di sektor formal berkontribusi pada penerimaan pajak penghasilan yang lebih besar, yang dapat digunakan untuk membangun jalan, sekolah, dan rumah sakit.


4.    Dampak Negatif Dinamika Penduduk terhadap Suatu Negara

Dampak Negatif

Keterangan

Contoh

a.   Tingginya Angka Pengangguran

Pertumbuhan penduduk yang pesat tanpa diiringi dengan ketersediaan lapangan kerja yang cukup akan menyebabkan tingginya jumlah pengangguran. Ini terjadi terutama di kalangan usia produktif yang baru memasuki pasar kerja.

Sebuah negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi menghasilkan jutaan lulusan sekolah setiap tahun, namun industri tidak mampu menyerap seluruhnya, mengakibatkan banyak yang menganggur.

b.   Persebaran Penduduk Tidak Merata

Dinamika penduduk seringkali menyebabkan konsentrasi populasi di daerah tertentu (umumnya perkotaan atau pusat ekonomi), sementara daerah lain menjadi sepi. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan pembangunan dan kesulitan dalam pemerataan sumber daya.

Pulau Jawa yang padat penduduknya memiliki beban lebih berat pada infrastruktur dan sumber daya, sementara pulau lain seperti Kalimantan dan Papua memiliki populasi yang jarang, padahal sumber daya alamnya melimpah.

c.    Penduduk Usia Muda Belum Produktif Menjadi Beban

Populasi muda yang besar (usia 0-14 tahun) dapat menjadi beban bagi negara jika tidak ada investasi yang memadai dalam pendidikan dan kesehatan. Kelompok usia ini belum dapat menyumbang secara ekonomi, tetapi membutuhkan banyak sumber daya.

Negara dengan piramida penduduk ekspansif harus mengalokasikan anggaran besar untuk membangun sekolah, puskesmas, dan memenuhi kebutuhan pangan anak-anak, yang membebani anggaran belanja negara.

d.   Arus Urbanisasi Tinggi

Pergerakan penduduk dari desa ke kota secara masif terjadi karena harapan akan pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih baik. Urbanisasi yang tidak terkontrol dapat membebani kota-kota dengan masalah sosial dan lingkungan.

Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya mengalami kepadatan penduduk, kemacetan, dan peningkatan kriminalitas akibat urbanisasi yang cepat.

e.    Berkembangnya Permukiman Tidak Layak Huni

Peningkatan populasi, terutama di perkotaan, menyebabkan tingginya permintaan akan tempat tinggal. Akibatnya, muncul permukiman kumuh yang tidak terencana dan tidak memiliki fasilitas dasar seperti air bersih dan sanitasi.

Banyak permukiman ilegal atau kumuh berkembang di pinggiran rel kereta api atau bantaran sungai, di mana kondisi kebersihan dan kesehatan sangat buruk.

f.    Peningkatan Limbah dan Polusi

Jumlah penduduk yang besar berarti konsumsi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak limbah. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat mencemari lingkungan, termasuk air, tanah, dan udara.

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar menyebabkan polusi udara yang parah, sementara tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) mencemari air tanah.

g.   Penurunan Kualitas dan Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Dampak-dampak di atas secara kumulatif menyebabkan penurunan kualitas hidup. Persaingan ketat untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan layanan publik membuat masyarakat hidup dalam kondisi yang kurang ideal.

Keterbatasan akses ke air bersih dan pelayanan kesehatan yang terjangkau dapat meningkatkan risiko penyakit dan menurunkan angka harapan hidup di daerah padat penduduk.

5.   Cara Mengatasi Permasalahan Dinamika Penduduk

Strategi

Keterangan

Contoh

a.   Pemerataan Pembangunan di Seluruh Daerah

Strategi ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan, serta antar-wilayah. Dengan membangun fasilitas ekonomi dan sosial di luar Jawa, pemerintah dapat mengurangi arus urbanisasi dan persebaran penduduk yang tidak merata.

Pemerintah membangun Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Jawa Tengah untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja di luar Jakarta.

b.   Program Keluarga Berencana (KB)

Program ini bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dengan cara membatasi jumlah kelahiran. Sosialisasi dan penyediaan alat kontrasepsi gratis atau terjangkau dapat membantu menekan laju kelahiran di masyarakat.

Kampanye "Dua Anak Cukup" yang gencar disosialisasikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.

c.    Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Pendidikan yang tinggi, terutama bagi perempuan, berkorelasi kuat dengan penurunan angka kelahiran. Dengan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, masyarakat cenderung lebih sadar akan pentingnya keluarga kecil dan kesehatan reproduksi.

Pemerintah memberikan beasiswa dan membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil untuk meningkatkan partisipasi pendidikan anak-anak.

d.   Program Transmigrasi

Program ini bertujuan untuk mendistribusikan penduduk dari daerah padat ke daerah yang jarang penduduknya, guna menciptakan pemerataan populasi dan memanfaatkan sumber daya alam di luar Jawa.

Pemerintah Indonesia pada era Orde Baru memindahkan jutaan penduduk dari Pulau Jawa ke Sumatera dan Kalimantan untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.

e.    Menentukan Batas Usia Perkawinan Terendah (19 Tahun)

Pemberlakuan undang-undang yang menetapkan batas usia minimal untuk menikah dapat menunda usia perkawinan dan mengurangi jumlah kelahiran. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi remaja untuk menyelesaikan pendidikan.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 mengubah batas usia minimal perkawinan menjadi 19 tahun, baik untuk laki-laki maupun perempuan, yang diharapkan dapat menekan pernikahan usia dini.

 ---------  selamat belajar  ---------