IPS 8 Tema 4B

 

IPS 8 Tema 4B

Perdagangan Internasional

(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)

1.   Perdagangan Internasional

a.   Pengertian perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah transaksi jual beli barang atau jasa antara penduduk satu negara dengan negara lain.

Aktivitas ini melewati batas wilayah suatu negara, baik individu, perusahaan, maupun pemerintah, dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan serta memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. 🌏

 

b.  Ekspor

Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang atau jasa dari dalam wilayah pabean suatu negara ke negara lain. Dalam bahasa yang lebih sederhana, ekspor adalah menjual produk ke luar negeri. Kegiatan ini dilakukan oleh individu, perusahaan, atau pemerintah.

Tabel Ekspor Indonesia

Poin Penting

Keterangan

Pengertian

Menjual barang atau jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Secara yuridis, ekspor dianggap terjadi saat barang dimuat di sarana pengangkut yang akan menuju ke luar daerah pabean.

Tujuan

·     Meningkatkan keuntungan: Perusahaan bisa memperluas pasar dan menjual produknya dengan harga yang lebih baik.

·     Mengendalikan harga produk domestik: Jika suatu negara mengalami kelebihan produksi, ekspor bisa membantu menstabilkan harga di dalam negeri.

·     Menciptakan iklim usaha yang kondusif: Dengan adanya permintaan dari luar, industri dalam negeri akan terus berkembang dan berinovasi.

Manfaat

·     Menambah devisa negara: Devisa (mata uang asing) yang diperoleh dari ekspor dapat digunakan untuk membiayai impor dan pembangunan nasional.

·     Membuka lapangan kerja: Peningkatan permintaan ekspor memicu pertumbuhan industri dan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja.

·     Meningkatkan kualitas produk: Persaingan di pasar internasional mendorong produsen untuk meningkatkan mutu dan inovasi produknya.

·     Memperkuat neraca pembayaran: Ekspor yang lebih besar dari impor akan menciptakan surplus neraca pembayaran.

Dukungan Pemerintah

·     Memberikan insentif fiskal: Seperti pembebasan atau keringanan pajak bagi eksportir.

·     Menyederhanakan prosedur: Mengurangi birokrasi dan perizinan yang rumit untuk mempermudah kegiatan ekspor.

·     Mempromosikan produk lokal: Mengadakan pameran dagang internasional dan memfasilitasi promosi produk Indonesia di luar negeri.

·     Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah: Nilai tukar yang stabil memudahkan eksportir dalam menghitung biaya dan harga jual.

Komoditas Utama

·     Indonesia memiliki beragam komoditas ekspor, baik dari sektor non-migas maupun migas.

·     Contohnya:

o   Pertanian & Perkebunan: Kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan rempah-rempah.

o   Manufaktur: Tekstil dan produk tekstil (garmen, pakaian jadi), alas kaki, dan produk elektronik.

o   Pertambangan: Batu bara dan nikel.

Contoh Kegiatan

·     Sebuah pabrik garmen di Jawa Barat mengekspor ribuan potong pakaian ke Eropa.

·     Petani kopi di Aceh mengirimkan biji kopi kualitas tinggi ke Amerika Serikat.

·     Perusahaan tambang di Kalimantan menjual batu bara ke Tiongkok dan India.

    c.    Impor

Impor merupakan kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri ke dalam wilayah pabean suatu negara. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh individu, perusahaan, atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan domestik yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri atau memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.

Tabel Impor Indonesia

Poin Penting

Keterangan

Pengertian

Membeli barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Impor terjadi ketika barang atau jasa tersebut melewati batas wilayah pabean dan masuk ke dalam sirkulasi ekonomi domestik.

Tujuan

·    Memenuhi kebutuhan dalam negeri: Mengisi kesenjangan antara permintaan dan produksi domestik.

·    Mendapatkan bahan baku: Mengimpor bahan baku yang tidak tersedia di dalam negeri untuk industri manufaktur.

·    Menguasai teknologi: Mengimpor mesin, peralatan, dan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.

Manfaat

·     Ketersediaan barang lebih lengkap: Konsumen memiliki lebih banyak pilihan barang dengan harga yang kompetitif.

·     Mendorong stabilitas harga: Impor dapat membantu menstabilkan harga di dalam negeri, terutama untuk produk yang pasokannya terbatas.

·     Meningkatkan efisiensi produksi: Dengan mengimpor teknologi atau mesin canggih, produktivitas industri dalam negeri dapat meningkat.

·     Mempercepat pembangunan: Impor barang modal dan teknologi esensial dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi.

Dukungan Pemerintah

·     Kebijakan tarif: Pemerintah dapat memberlakukan tarif atau bea masuk untuk mengendalikan arus impor. Tarif tinggi untuk barang yang sudah diproduksi di dalam negeri untuk melindungi industri lokal, sementara tarif rendah untuk barang modal dan bahan baku esensial.

·     Mempermudah perizinan: Menyederhanakan prosedur perizinan impor, terutama untuk komoditas vital.

·     Sistem Kuota Impor: Pembatasan jumlah atau volume barang yang diimpor untuk melindungi industri domestik dari persaingan yang tidak seimbang.

Komoditas Utama

·     Indonesia mengimpor berbagai komoditas, baik dari sektor migas maupun non-migas.

·     Contohnya:

·     Migas: Minyak mentah, BBM, dan gas.

·     Manufaktur: Mesin industri, peralatan elektronik, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, serta produk plastik.

·     Pangan: Beras, gandum, kedelai, dan gula.

·     Bahan Baku: Bahan kimia dan kapas.

Contoh Kegiatan

·     Pabrik perakitan mobil di Indonesia mengimpor suku cadang dari Jepang.

·     Perum Bulog mengimpor beras dari Vietnam untuk menjaga stok pangan nasional.

·     Perusahaan tekstil mengimpor kapas dari Amerika Serikat untuk memproduksi benang.

    d.   Cara Transaksi dalam Perdagangan Internasional

Dalam perdagangan internasional, terdapat berbagai cara transaksi atau metode pembayaran yang digunakan untuk memastikan keamanan dan kelancaran jual beli antara eksportir (penjual) dan importir (pembeli). Pilihan metode ini sangat bergantung pada tingkat kepercayaan, risiko, dan kondisi kedua belah pihak.

Metode Pembayaran

Keterangan

Contoh

Advance Payment

Pembayaran di muka (sebelum pengiriman barang). Importir membayar seluruh atau sebagian harga barang kepada eksportir sebelum barang dikirimkan. Metode ini sangat menguntungkan bagi eksportir karena menjamin pembayaran, namun risikonya tinggi bagi importir.

Seorang importir di Indonesia membayar penuh 50% dari total nilai pesanan kepada eksportir furnitur di Tiongkok melalui transfer bank sebelum furnitur diproduksi dan dikirim.

Letter of Credit (L/C)

Surat jaminan pembayaran yang diterbitkan oleh bank atas nama importir kepada eksportir. Bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir jika semua syarat dan dokumen pengiriman yang ditentukan dalam L/C telah dipenuhi. L/C memberikan rasa aman bagi kedua belah pihak karena melibatkan perantara bank.

Importir di Amerika Serikat meminta banknya (issuing bank) untuk menerbitkan L/C untuk eksportir kopi di Kolombia. Bank akan membayar eksportir setelah eksportir menyerahkan dokumen pengiriman yang valid, seperti bill of lading dan faktur.

Wesel Inkaso

Metode di mana eksportir menyerahkan dokumen pengiriman barang (misalnya, faktur dan bill of lading) kepada banknya untuk ditagihkan kepada importir. Bank eksportir akan mengirimkan dokumen tersebut ke bank importir. Bank importir akan menyerahkan dokumen tersebut kepada importir setelah importir melakukan pembayaran atau akseptasi (janji pembayaran).

Eksportir tekstil di India mengirimkan dokumen pengiriman barang ke banknya (bank eksportir). Bank tersebut meneruskannya ke bank importir di Brasil. Importir di Brasil baru bisa mengambil barang dari pelabuhan setelah membayar atau menandatangani wesel di banknya.

Open Account

Kebalikan dari Advance Payment. Eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu dan importir melakukan pembayaran di kemudian hari, sesuai jangka waktu yang disepakati (misalnya, 30 atau 60 hari). Metode ini berisiko tinggi bagi eksportir dan biasanya hanya digunakan jika sudah ada hubungan bisnis yang kuat dan saling percaya.

Perusahaan elektronik di Korea Selatan mengirimkan produk chip ke perusahaan manufaktur di Indonesia. Pembayaran akan dilakukan 45 hari setelah chip diterima oleh perusahaan di Indonesia, sesuai perjanjian kontrak.

Konsinyasi

Penjual (eksportir) mengirimkan barangnya kepada pembeli (importir) sebagai titipan. Pembayaran baru akan dilakukan oleh importir setelah barang tersebut berhasil terjual di pasar lokal. Kepemilikan barang tetap berada di tangan eksportir hingga barang tersebut terjual.

Seorang pengrajin keramik di Bali mengirimkan produknya ke galeri seni di Prancis. Pengrajin tersebut baru akan menerima pembayaran dari galeri setelah produk keramiknya berhasil terjual kepada konsumen akhir.

    e.    Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Faktor Pendorong

Keterangan

Contoh

Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA)

Setiap negara memiliki kekayaan alam yang berbeda. Perbedaan ini membuat suatu negara memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi barang tertentu, mendorongnya untuk mengimpor barang yang tidak dimilikinya dari negara lain.

Indonesia kaya akan rempah-rempah dan minyak sawit, sehingga mengekspornya ke berbagai negara. Sementara itu, Indonesia mengimpor gandum dari Australia karena kondisi alamnya tidak cocok untuk menanam gandum dalam skala besar.

Perbedaan Selera

Meskipun dua negara memiliki kemampuan untuk memproduksi barang yang sama, perbedaan selera konsumen mendorong perdagangan. Setiap konsumen memiliki preferensi terhadap produk dari negara lain karena karakteristik unik atau reputasinya.

Produsen mobil di Jerman memproduksi mobil dengan kualitas tinggi, yang diekspor ke seluruh dunia karena konsumen menganggapnya sebagai simbol status dan keandalan, meskipun banyak negara lain juga memproduksi mobil.

Penghematan Biaya Produksi

Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang yang biayanya paling rendah, lalu mengekspor kelebihan produksinya. Ini terjadi karena adanya skala ekonomi dan efisiensi produksi.

Tiongkok mampu memproduksi barang-barang elektronik dengan biaya yang sangat rendah karena memiliki tenaga kerja melimpah dan industri pendukung yang efisien. Ini mendorong Tiongkok menjadi eksportir utama produk elektronik ke banyak negara.

Pemenuhan Kebutuhan Nasional

Suatu negara mengimpor barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, baik karena keterbatasan teknologi, sumber daya, atau kondisi geografis, untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya.

Singapura, yang memiliki lahan terbatas, sangat bergantung pada impor bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, dan beras dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Perbedaan Penguasaan Teknologi

Negara-negara memiliki tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berbeda. Negara yang maju dalam teknologi akan memproduksi barang-barang canggih dan mengekspornya, sementara negara berkembang mengimpor teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitasnya.

Jepang dan Korea Selatan dikenal sebagai produsen utama teknologi, seperti robot dan microchip. Negara berkembang mengimpor teknologi ini untuk memajukan industri dan infrastruktur mereka.

     f.    Faktor Penghambat Perdagangan Internasional

Faktor Penghambat

Keterangan

Contoh

Tidak Amannya Suatu Negara

Konflik politik, perang, atau kerusuhan sipil dapat menghambat aktivitas perdagangan. Ketidakamanan ini meningkatkan risiko bagi eksportir dan importir, menyebabkan gangguan rantai pasok, dan bahkan dapat menghentikan perdagangan sama sekali.

Perang di Ukraina menyebabkan banyak negara memberlakukan sanksi ekonomi dan menghentikan perdagangan dengan Rusia. Pengiriman barang melalui Laut Hitam menjadi sangat berisiko, mengganggu ekspor biji-bijian dan impor energi.

Kebijakan Ekonomi Suatu Negara

Kebijakan yang protektif dapat membatasi masuknya barang impor. Kebijakan ini seringkali bertujuan untuk melindungi industri domestik dari persaingan. Namun, tindakan ini dapat memicu balasan dari negara lain, yang pada akhirnya merugikan perdagangan global secara keseluruhan.

Amerika Serikat mengenakan tarif impor yang tinggi pada baja dan aluminium dari Tiongkok. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi produsen baja dalam negeri AS. Akibatnya, Tiongkok juga membalas dengan mengenakan tarif pada produk pertanian AS.

Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing

Fluktuasi nilai tukar yang tajam dan tidak terduga dapat membuat perhitungan harga menjadi sulit dan berisiko bagi eksportir dan importir. Perubahan kurs yang drastis dapat mengubah keuntungan yang direncanakan menjadi kerugian.

Jika nilai Rupiah melemah tajam terhadap Dolar AS, biaya impor bahan baku akan melonjak. Hal ini bisa memaksa perusahaan untuk menaikkan harga produknya atau bahkan membatalkan pesanan impor. Sebaliknya, hal ini menguntungkan eksportir karena pendapatan mereka dalam Dolar AS akan bernilai lebih tinggi dalam Rupiah.

Kebijakan Perdagangan Internasional

Berbagai kebijakan seperti kuota impor, tarif impor, subsidi ekspor, dan larangan impor dapat membatasi volume perdagangan. Kebijakan ini sering digunakan untuk tujuan politik atau ekonomi, seperti melindungi industri lokal atau mengurangi defisit perdagangan.

Pemerintah Indonesia memberlakukan kuota impor pada produk elektronik dan otomotif tertentu. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri perakitan domestik. Akibatnya, jumlah produk impor yang dapat masuk ke Indonesia menjadi terbatas.

     g.   Kebijakan Perdagangan Internasional di Bidang Impor

Jenis Kebijakan

Pengertian & Keterangan

Contoh

Tarif

Pajak atau bea masuk yang dikenakan pada barang impor. Tujuannya adalah untuk menaikkan harga barang impor agar harganya sama atau lebih mahal dari barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini membuat barang impor menjadi kurang menarik bagi konsumen dan melindungi produsen domestik dari persaingan.

Pemerintah Indonesia mengenakan bea masuk sebesar 10% untuk mobil yang diimpor dari Jepang. Akibatnya, harga mobil impor tersebut naik di pasar Indonesia, membuat mobil buatan dalam negeri menjadi pilihan yang lebih kompetitif.

Kuota

Pembatasan jumlah fisik barang yang boleh diimpor dalam periode tertentu. Kuota bertujuan untuk membatasi pasokan barang impor dan menaikkan harganya secara artifisial. Berbeda dengan tarif, kuota secara langsung membatasi volume impor, sehingga produsen domestik terjamin pasarnya.

Pemerintah membatasi impor beras hanya sebesar 1 juta ton per tahun. Pembatasan ini bertujuan untuk melindungi petani lokal dari masuknya beras impor yang dapat menekan harga. Setelah kuota terpenuhi, tidak ada lagi impor beras yang diizinkan.

Subsidi

Bantuan keuangan yang diberikan pemerintah kepada produsen domestik. Meskipun seringkali dianggap sebagai kebijakan yang memengaruhi ekspor, subsidi juga berfungsi sebagai hambatan impor secara tidak langsung. Subsidi membuat biaya produksi barang domestik menjadi lebih rendah, sehingga produk lokal dapat dijual dengan harga yang lebih murah dan bersaing dengan barang impor.

Pemerintah memberikan subsidi pupuk dan benih kepada petani lokal. Dengan subsidi ini, biaya produksi gandum di dalam negeri menjadi lebih rendah, memungkinkan petani menjual gandum dengan harga yang kompetitif tanpa harus khawatir dengan gandum impor yang lebih murah.

Larangan Impor

Kebijakan melarang secara total impor barang tertentu. Larangan ini biasanya diterapkan untuk alasan keamanan nasional, kesehatan, moralitas, atau untuk melindungi industri strategis dalam negeri dari persaingan. Ini adalah bentuk proteksionisme yang paling ekstrem.

Pemerintah melarang impor barang-barang ilegal, seperti narkoba, senjata api ilegal, dan barang-barang yang tidak memenuhi standar keamanan. Selain itu, negara juga dapat melarang impor produk tertentu yang dianggap mengancam keberlanjutan industri lokal, misalnya, larangan impor pakaian bekas.

     h.   Kebijakan Perdagangan Internasional di Bidang Ekspor

Kebijakan

Pengertian & Keterangan

Contoh

Diskriminasi Harga

Menjual barang yang sama di pasar luar negeri dengan harga yang berbeda, biasanya lebih rendah, daripada di pasar domestik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.

Perusahaan mobil Jerman menjual model tertentu di Amerika Serikat dengan harga yang lebih rendah daripada di Jerman, untuk menarik konsumen AS dan bersaing dengan produsen lokal.

Tarif

Pajak yang dikenakan pada barang ekspor. Kebijakan ini jarang diterapkan karena pemerintah biasanya mendorong ekspor, tetapi dapat digunakan untuk membatasi ekspor barang tertentu yang penting bagi kebutuhan dalam negeri atau untuk mengontrol harga domestik.

Pemerintah suatu negara mengenakan tarif ekspor pada biji kopi untuk memastikan pasokan yang cukup bagi industri pengolahan kopi dalam negeri.

Pemberian Premi/ Subsidi

Bantuan keuangan dari pemerintah kepada produsen domestik yang melakukan ekspor. Subsidi ini dapat berupa potongan pajak, bantuan modal, atau keringanan biaya produksi, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk ekspor.

Pemerintah Indonesia memberikan subsidi kepada produsen CPO (minyak kelapa sawit) yang mengekspor produknya. Bantuan ini bertujuan agar harga CPO Indonesia tetap kompetitif di pasar global, terutama saat bersaing dengan produsen dari negara lain.

Dumping

Menjual barang di luar negeri dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar di dalam negeri, bahkan di bawah biaya produksi. Tujuannya adalah untuk menguasai pasar atau menyingkirkan pesaing. Dumping sering dianggap sebagai praktik perdagangan tidak adil dan dapat memicu kebijakan antidumping dari negara lain.

Produsen baja dari Tiongkok menjual produknya di Amerika Serikat dengan harga sangat murah, memaksa produsen baja AS gulung tikar. Sebagai tanggapan, pemerintah AS mengenakan bea masuk antidumping.

Politik Dagang Bebas

Kebijakan yang mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota. Tujuannya adalah untuk meningkatkan volume perdagangan dan spesialisasi internasional.

Negara-negara anggota ASEAN menerapkan kawasan perdagangan bebas (AFTA). Hal ini memungkinkan ekspor dan impor barang antarnegara anggota dengan tarif yang sangat rendah atau bahkan nol, sehingga perdagangan regional meningkat.

Larangan Ekspor & Impor

Kebijakan yang melarang secara total penjualan barang tertentu ke luar negeri. Larangan ini biasanya diberlakukan untuk melindungi pasokan domestik, mengendalikan harga, atau sebagai alat politik terhadap negara lain.

Pemerintah Indonesia melarang ekspor nikel dalam bentuk bijih mentah. Kebijakan ini bertujuan untuk memaksa investasi hilirisasi di dalam negeri agar nilai tambah produk nikel dapat dinikmati di Indonesia.

    i.     Manfaat Perdagangan Internasional

Manfaat

Pengertian & Keterangan

Contoh

Mendapat Devisa

Perdagangan internasional, khususnya kegiatan ekspor, menghasilkan devisa (mata uang asing) bagi negara. Devisa ini penting karena dapat digunakan untuk membiayai impor, membayar utang luar negeri, atau membiayai pembangunan nasional.

Indonesia memperoleh devisa dari ekspor produk minyak kelapa sawit ke berbagai negara di dunia. Devisa ini kemudian dapat digunakan untuk mengimpor bahan baku industri atau membiayai proyek infrastruktur.

Memperluas Kesempatan Kerja

Peningkatan volume ekspor mendorong pertumbuhan sektor industri dan perusahaan yang berorientasi ekspor. Hal ini secara langsung menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi tingkat pengangguran, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi permintaan pasar internasional.

Pertumbuhan industri tekstil dan garmen yang berorientasi ekspor di Indonesia membuka ribuan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mulai dari pekerja pabrik hingga manajer dan staf administrasi.

Menstabilkan Harga

Perdagangan internasional dapat membantu menstabilkan harga di dalam negeri. Jika suatu negara mengalami kelebihan pasokan suatu produk, kelebihannya dapat diekspor untuk mencegah harga domestik anjlok. Sebaliknya, jika terjadi kelangkaan pasokan, impor dapat dilakukan untuk memenuhi permintaan dan menjaga harga agar tidak melambung tinggi.

Saat terjadi gagal panen padi di Indonesia, pemerintah mengimpor beras dari Vietnam atau Thailand. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok beras di pasar domestik dan mencegah kenaikan harga yang tidak terkendali.

Meningkatkan Kualitas Konsumsi

Melalui perdagangan internasional, konsumen memiliki akses ke berbagai pilihan barang dari berbagai negara. Persaingan antara produk impor dan produk domestik juga mendorong produsen lokal untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing, sehingga konsumen mendapatkan barang dengan mutu yang lebih baik.

Masyarakat Indonesia dapat menikmati berbagai produk impor, seperti mobil dari Jepang, perangkat elektronik dari Korea Selatan, dan buah-buahan dari Australia. Hal ini memberikan lebih banyak pilihan dan mendorong produk lokal untuk terus berinovasi.

Mempercepat Alih Teknologi

Perdagangan internasional memfasilitasi alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Melalui impor barang modal seperti mesin industri, peralatan, atau perangkat lunak, suatu negara dapat mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas industrinya.

Pabrik-pabrik di Indonesia mengimpor mesin-mesin otomatis dari Jerman untuk meningkatkan kecepatan dan presisi produksi. Adopsi teknologi ini tidak hanya meningkatkan output, tetapi juga memungkinkan pekerja mempelajari keterampilan baru.

2. Kerja sama ekonomi antarnegara

a.     Pengertian Kerja sama ekonomi antarnegara

Kerja sama ekonomi antarnegara adalah hubungan atau kesepakatan yang terjalin antara satu negara dengan negara lain dalam bidang ekonomi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuannya beragam, mulai dari meningkatkan kesejahteraan ekonomi, mempercepat pembangunan, hingga mengatasi masalah ekonomi global. Bentuk kerja sama ini bisa bilateral (antara dua negara) atau multilateral (melibatkan banyak negara).

b.     Tujuan kerja sama ekonomi antarnegara

adalah untuk mencapai berbagai kepentingan bersama, mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga stabilitas global.

Tujuan Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Tujuan

Pengertian & Keterangan

Contoh

Memperluas Pemasaran

Kerja sama ekonomi membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk suatu negara. Dengan menghilangkan hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota, produk domestik dapat menjangkau konsumen di negara-negara mitra, yang pada akhirnya meningkatkan keuntungan dan skala produksi.

Perusahaan otomotif di Indonesia dapat mengekspor produknya ke negara-negara ASEAN dengan tarif yang sangat rendah berkat kesepakatan AFTA (ASEAN Free Trade Area), sehingga meningkatkan volume penjualan mereka.

Mendorong Produktivitas Produksi dalam Negeri

Persaingan di pasar internasional mendorong produsen domestik untuk menjadi lebih efisien dan inovatif. Untuk tetap kompetitif, mereka harus mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan kualitas produk, yang secara keseluruhan meningkatkan produktivitas nasional.

Produsen tekstil di Indonesia harus meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produk dari Vietnam dan Tiongkok di pasar internasional. Upaya ini mendorong penggunaan mesin-mesin modern dan efisiensi kerja.

Mencukupi Kebutuhan dalam Negeri

Negara-negara dapat memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri karena keterbatasan sumber daya alam, iklim, atau teknologi. Melalui kerja sama, mereka dapat mengimpor barang dan jasa esensial untuk memenuhi permintaan domestik.

Indonesia mengimpor gandum dari Australia dan Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan masyarakat, karena gandum tidak dapat ditanam secara optimal di iklim tropis Indonesia.

Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Kerja sama ekonomi, seperti investasi asing dan alih teknologi, dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Arus modal dari luar negeri dapat membiayai proyek-proyek besar, sementara transfer teknologi meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri.

Jepang berinvestasi besar-besaran dalam proyek pembangunan pabrik di Indonesia. Investasi ini tidak hanya membawa modal, tetapi juga teknologi dan keahlian manajemen, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Membebaskan Negara dari Keterbelakangan Ekonomi

Melalui bantuan ekonomi, pinjaman, dan program pengembangan, negara-negara maju dapat membantu negara berkembang mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan. Bantuan ini sering kali berfokus pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan pinjaman dan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang yang mengalami krisis ekonomi, membantu mereka menstabilkan perekonomian dan keluar dari keterbelakangan.

Mendukung Ketertiban dan Perdamaian Dunia

Kerja sama ekonomi dapat mengurangi ketegangan dan konflik antarnegara. Ketika negara-negara saling bergantung secara ekonomi, mereka memiliki kepentingan bersama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.

Keberadaan organisasi seperti Uni Eropa menunjukkan bagaimana integrasi ekonomi yang mendalam dapat meredakan konflik politik dan historis antarnegara anggota, menciptakan stabilitas dan kerja sama yang berkelanjutan.

 

c.   Peran Indonesia dalam Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Indonesia memainkan peran penting dalam berbagai forum kerja sama ekonomi antarnegara, baik di tingkat regional maupun global. Peran ini bertujuan untuk memajukan kepentingan nasional, mendorong pembangunan ekonomi, dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi dunia.

Peran

Keterangan

Contoh

Pendiri dan Anggota Aktif

Indonesia berperan sebagai pendiri dan anggota aktif di berbagai organisasi ekonomi regional dan internasional. Partisipasi ini memungkinkan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan membentuk kebijakan ekonomi yang relevan.

Indonesia adalah salah satu pendiri ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) pada tahun 1967. Indonesia secara aktif terlibat dalam pembentukan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan AEC (ASEan Economic Community), yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.

Penyelenggara Konferensi dan Pertemuan

Indonesia sering menjadi tuan rumah konferensi dan pertemuan ekonomi internasional, menunjukkan perannya sebagai pemimpin regional. Peran ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan agenda-agenda penting dan memperkuat posisinya di mata dunia.

Indonesia pernah menjadi tuan rumah KTT G20 (Group of Twenty) pada tahun 2022 di Bali. Acara ini digunakan Indonesia untuk mendorong kerja sama global dalam pemulihan ekonomi pascapandemi, termasuk isu-isu terkait transisi energi dan arsitektur kesehatan global.

Menjadi Jembatan Perdagangan dan Investasi

Dengan lokasi geografis yang strategis dan sumber daya alam melimpah, Indonesia berfungsi sebagai jembatan bagi perdagangan dan investasi. Indonesia mendorong investasi asing langsung (FDI) dan memfasilitasi perdagangan dengan negara-negara lain, yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Indonesia berpartisipasi aktif dalam Belt and Road Initiative dari Tiongkok. Keterlibatan ini membuka peluang investasi besar untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti proyek kereta cepat dan pelabuhan.

Mempromosikan Ekonomi Hijau dan Inklusif

Indonesia secara aktif mempromosikan isu-isu ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di forum internasional. Peran ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap pembangunan yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga pada keadilan sosial dan kelestarian lingkungan.

Indonesia menyuarakan pentingnya ekonomi hijau dan transisi energi dalam berbagai forum internasional. Hal ini tercermin dalam komitmen untuk mengurangi emisi dan mengembangkan energi terbarukan, yang menjadi bagian dari perundingan di UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).

Penyedia Komoditas Penting

Indonesia merupakan salah satu eksportir komoditas terbesar di dunia, seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan nikel. Peran ini menjadikan Indonesia mitra dagang yang sangat penting bagi banyak negara, terutama yang membutuhkan bahan baku untuk industri mereka.

Sebagai produsen dan eksportir nikel terbesar, Indonesia memainkan peran kunci dalam rantai pasokan global untuk baterai kendaraan listrik. Kebijakan larangan ekspor bijih nikel menunjukkan upaya Indonesia untuk mengoptimalkan nilai komoditasnya.

3.   Lembaga Kerja Sama Ekonomi Regional

Lembaga

Pengertian & Tujuan

Negara Pendiri & Tahun Didirikan

Negara Anggota

ASEAN

(Association of Southeast Asian Nations)

Pengertian: Perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara yang Bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya di kawasan, serta menjaga stabilitas dan perdamaian regional.

Didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, oleh lima negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Seluruh negara di Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

APEC

(Asia-Pacific Economic Cooperation)

Pengertian: Forum ekonomi yang mewadahi kerja sama perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sejahtera, serta memfasilitasi perdagangan bebas dan investasi.

Didirikan pada November 1989 di Canberra, Australia, oleh 12 negara: Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat.

Beranggotakan 21 "ekonomi" di sekitar Samudera Pasifik, termasuk semua pendiri dan Tiongkok, Hong Kong, Taipei (Tiongkok), Meksiko, Papua Nugini, Chili, Peru, Rusia, dan Vietnam.

Asian Development Bank (ADB)

Pengertian: Lembaga keuangan multilateral yang didirikan Tujuannya untuk mengurangi kemiskinan dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh di Asia dan Pasifik melalui pinjaman, hibah, dan bantuan teknis.

Didirikan pada 19 Desember 1966. Beberapa anggota pendirinya termasuk Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Memiliki 68 negara anggota, di mana 49 berasal dari kawasan Asia-Pasifik dan 19 dari luar kawasan.

Asian Productivity Organization (APO)

Pengertian: Organisasi antarpemerintah nirlaba yang Bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pembangunan sosio-ekonomi di kawasan Asia-Pasifik melalui kerja sama dan pertukaran pengetahuan.

Didirikan pada Mei 1961 di Tokyo, Jepang, oleh 8 negara: Republik Tiongkok, India, Jepang, Republik Korea, Nepal, Pakistan, Filipina, dan Thailand.

Saat ini beranggotakan 21 ekonomi, termasuk 8 negara pendiri dan juga negara-negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan lain-lain.

 

4.   Lembaga Kerja Sama Ekonomi Internasional

1)   Beberapa lembaga kerja sama ekonomi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

 

a)   Dana Moneter Internasional (IMF)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Organisasi yang berfokus pada kerja sama moneter global dan stabilitas keuangan.

 

Tujuan: Memberikan pinjaman kepada negara yang mengalami kesulitan neraca pembayaran untuk mencegah krisis ekonomi dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1944 di Konferensi Bretton Woods, New Hampshire, AS. Kantor pusatnya berada di Washington, D.C.

Negara Pemrakarsa

44 negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, yang berpartisipasi dalam Konferensi Bretton Woods.

Anggota

Saat ini memiliki 190 negara anggota.

Contoh Kegiatan

Memberikan pinjaman dan nasihat kebijakan ekonomi kepada negara-negara yang mengalami krisis, seperti pinjaman kepada Yunani pada tahun 2010 untuk membantu mengatasi krisis utang.

 

b)  Bank Dunia (World Bank)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Institusi keuangan yang memberikan pinjaman dan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang.

 

Tujuan: Mengurangi kemiskinan dan mempromosikan pembangunan ekonomi jangka panjang, dengan fokus pada proyek-proyek seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1944 di Konferensi Bretton Woods, New Hampshire, AS. Kantor pusatnya berada di Washington, D.C.

Negara Pemrakarsa

44 negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, yang berpartisipasi dalam Konferensi Bretton Woods.

Anggota

Memiliki 189 negara anggota.

Contoh Kegiatan

Memberi pinjaman untuk membiayai proyek pembangunan, seperti pembangunan jalan tol di Indonesia, guna meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.

 

c)   Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Organisasi yang mengatur perdagangan antarnegara.

 

Tujuan: Memastikan perdagangan berjalan seadil dan semulus mungkin, serta menyediakan forum untuk perundingan dagang dan penyelesaian sengketa.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1 Januari 1995 di Jenewa, Swiss, menggantikan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade).

Negara Pemrakarsa

123 negara yang menandatangani Perjanjian Marrakesh pada tahun 1994.

Anggota

Memiliki 164 negara anggota.

Contoh Kegiatan

Menengahi sengketa perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa terkait ekspor minyak kelapa sawit, di mana WTO menjadi forum untuk mediasi dan mencari resolusi.

 

d)  Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Badan khusus PBB yang berfokus pada peningkatan keamanan pangan global.

 

Tujuan: Mengakhiri kelaparan dan malnutrisi, serta meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 16 Oktober 1945 di Quebec, Kanada. Kantor pusatnya berada di Roma, Italia.

Negara Pemrakarsa

44 negara yang menghadiri Konferensi PBB tentang Pangan dan Pertanian.

Anggota

Memiliki 195 anggota (194 negara anggota dan Uni Eropa).

Contoh Kegiatan

Memberikan bantuan teknis dan bibit unggul kepada petani di negara berkembang untuk meningkatkan hasil panen dan ketahanan pangan.

 

e)   Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Badan khusus PBB yang menetapkan standar kerja dan hak-hak pekerja.

Tujuan: Mempromosikan kesempatan kerja yang layak dan produktif bagi semua orang, serta keadilan sosial di seluruh dunia.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1919 (sebagai bagian dari Perjanjian Versailles) dan menjadi badan khusus PBB pada 1946. Kantor pusatnya berada di Jenewa, Swiss.

Negara Pemrakarsa

Negara-negara yang merupakan anggota Liga Bangsa-Bangsa.

Anggota

Memiliki 187 negara anggota.

Contoh Kegiatan

Mengampanyekan penghapusan pekerja anak dan memberikan pedoman untuk melindungi hak-hak pekerja migran.

 

f)    Program Pembangunan PBB (UNDP)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Jaringan pembangunan global PBB.

 

Tujuan: Membantu negara-negara dalam mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan, demokratis, dan inklusif.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1965 di New York, AS.

Negara Pemrakarsa

PBB membentuk UNDP dengan menggabungkan dua organisasi pendahulunya.

Anggota

UNDP memiliki kantor di 170 negara dan wilayah.

Contoh Kegiatan

Bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam program pemulihan pasca-bencana alam, seperti rehabilitasi infrastruktur, atau proyek konservasi lingkungan.

 

2)   Beberapa lembaga kerja sama ekonomi internasional di luar naungan PBB. 

a)   Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Kartel atau organisasi antarpemerintah yang terdiri dari negara-negara pengekspor minyak.

 

Tujuan: Menjaga stabilitas harga minyak, memastikan pasokan minyak yang efisien, ekonomis, dan teratur, serta memberikan pengembalian yang adil bagi produsen minyak.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada September 1960 di Baghdad, Irak.

Negara Pendiri

Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela.

Negara Anggota

Ke-5 pendiri ditambah Aljazair, Angola, Kongo, Ekuador, Gabon, Guinea Ekuatorial, Libya, Nigeria, dan Uni Emirat Arab.

Contoh

Memutuskan untuk memangkas produksi minyak harian untuk mendorong kenaikan harga minyak global agar sesuai dengan target harga yang diinginkan anggotanya.

 

b)  Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Forum antar-pemerintah yang beranggotakan negara-negara maju dengan ekonomi pasar.

 

Tujuan: Mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di seluruh dunia, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk negara anggota.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada September 1961 di Paris, Prancis, sebagai penerus OEEC (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi Eropa).

Negara Pendiri

18 negara Eropa (Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, dan Inggris), ditambah Amerika Serikat dan Kanada.

Negara Anggota

Saat ini memiliki 38 negara anggota, sebagian besar adalah negara maju.

Contoh

Menyusun laporan dan data ekonomi tentang negara-negara anggotanya, memberikan analisis mendalam tentang kebijakan pendidikan, perpajakan, dan inovasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah.

 

c)  Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Forum yang dibentuk oleh negara-negara kreditur untuk mengoordinasikan bantuan keuangan kepada Indonesia.

 

Tujuan: Membantu Indonesia menstabilkan ekonomi pasca-Orde Lama dan membiayai proyek-proyek pembangunan.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1967 di Belanda.

Negara Pendiri

Belanda, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Australia.

Negara Anggota

Kelompok negara donor, termasuk negara-negara pendiri, ditambah Italia, Swiss, Kanada, serta Bank Dunia, IMF, dan Bank Pembangunan Asia.

Contoh

Mengoordinasikan bantuan finansial bagi Indonesia, khususnya pada era Orde Baru, untuk membantu menstabilkan ekonomi dan membiayai proyek-proyek pembangunan. Lembaga ini sudah tidak aktif sejak 1992.

         d)  Consultative Group on Indonesia (CGI)

 

Aspek

Keterangan

Pengertian & Tujuan

Pengertian: Forum donor yang menggantikan IGGI.

 

Tujuan: Sebagai platform dialog antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara dan lembaga donor mengenai kebijakan pembangunan.

Tempat & Tahun Didirikan

Didirikan pada 1992 di Paris, Prancis.

Negara Pendiri

Sama dengan negara anggota, karena anggotanya terbentuk dari perwakilan negara-negara donor yang berpartisipasi.

Negara Anggota

Kelompok negara donor dan lembaga multilateral, seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Contoh

Berfungsi sebagai forum dialog antara Indonesia dan para donor untuk membahas prioritas pembangunan dan efektivitas penggunaan bantuan asing. Indonesia memilih untuk tidak lagi menggunakan forum ini dan beralih ke sumber pendanaan lain sejak 2007.

5.   Manfaat Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Manfaat

Keterangan & Contoh

a.   Meningkatkan Devisa Negara

·     Kerja sama ekonomi, terutama melalui perdagangan dan investasi, dapat meningkatkan pendapatan negara dari mata uang asing (devisa).

·     Contohnya, Indonesia memperoleh devisa dari ekspor batu bara ke Tiongkok yang merupakan bagian dari kesepakatan dagang bilateral.

b.   Memperluas Kesempatan Kerja

·     Aliran investasi asing dan perluasan pasar ekspor menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor yang terkait.

·     Contohnya, investasi dari perusahaan otomotif Jepang di Indonesia membuka ribuan lapangan kerja bagi pekerja lokal.

c.    Mendorong Produktivitas dan Inovasi

·     Persaingan di pasar global mendorong produsen domestik untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan kualitas produk, dan berinovasi.

·     Contohnya, produsen garmen di Vietnam terus meningkatkan efisiensi dan desain untuk bersaing dengan produsen di negara lain.

d.   Memenuhi Kebutuhan dalam Negeri

·     Negara dapat mengimpor barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri karena keterbatasan sumber daya atau teknologi.

·     Contohnya, Singapura mengimpor sebagian besar kebutuhan pangannya dari negara-negara tetangga karena keterbatasan lahan pertanian.

e.    Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

·     Kerja sama ekonomi memfasilitasi aliran modal, teknologi, dan keahlian, yang semuanya dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

·     Contohnya, pinjaman dari Bank Dunia membantu Indonesia membiayai proyek infrastruktur besar yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

f.    Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang

·     Melalui kerja sama moneter seperti yang difasilitasi oleh IMF, negara-negara dapat bekerja sama untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang, yang penting untuk perdagangan dan investasi yang lancar.

·     Contohnya, negara-negara G20 berkoordinasi untuk mencegah fluktuasi mata uang yang ekstrem.

g.   Transfer Pengetahuan dan Teknologi

·     Kerja sama memungkinkan negara-negara berkembang untuk memperoleh pengetahuan dan teknologi canggih dari negara-negara maju.

·     Contohnya, melalui impor mesin-mesin industri dari Jerman, perusahaan di Indonesia dapat mempelajari teknologi produksi modern.

h.   Mengurangi Ketegangan Politik

·     Ketika negara-negara saling bergantung secara ekonomi, mereka memiliki insentif yang lebih kuat untuk menjaga hubungan yang stabil dan damai.

·     Contohnya, integrasi ekonomi yang mendalam di Uni Eropa telah membantu mencegah konflik bersenjata antarnegara anggota.

i.    Mengatasi Masalah Global Bersama

·     Kerja sama ekonomi memungkinkan negara-negara untuk bekerja sama menghadapi tantangan global seperti krisis keuangan, perubahan iklim, atau pandemi.

·     Contohnya, negara-negara di dunia berkolaborasi di bawah naungan WHO untuk mengatasi pandemi COVID-19.

 

6.   Dampak Negatif Kerja Sama Ekonomi Antarnegara

Dampak Negatif

Keterangan & Contoh

a. Ketergantungan pada Negara Lain

·     Ketergantungan yang berlebihan pada negara lain untuk impor barang atau modal dapat membuat suatu negara rentan terhadap gejolak ekonomi global. Jika negara pemasok mengalami krisis, pasokan barang penting dapat terganggu.

·     Contohnya, Indonesia sangat bergantung pada impor bahan baku seperti kedelai. Jika terjadi kenaikan harga kedelai global, industri tahu-tempe lokal akan terpengaruh.

b. Ketertekanan Industri Lokal

·     Adanya aliran impor yang masif dan produk asing yang lebih murah dapat menekan industri domestik yang belum mampu bersaing. Banyak industri kecil dan menengah (IKM) bisa gulung tikar karena kalah saing, yang berakibat pada peningkatan pengangguran.

·     Contohnya, masuknya produk tekstil impor dari Tiongkok dengan harga sangat rendah membuat banyak pabrik tekstil lokal di Indonesia terpaksa mengurangi produksi atau bahkan tutup.

c.  Eksploitasi Sumber Daya Alam

·     Kerja sama ekonomi yang didorong oleh investasi asing dapat menyebabkan eksploitasi berlebihan pada sumber daya alam. Perusahaan asing mungkin hanya berfokus pada pengambilan keuntungan tanpa memedulikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

·     Contohnya, perusahaan pertambangan asing mengeksploitasi sumber daya nikel di Indonesia secara besar-besaran, yang dapat merusak ekosistem dan lingkungan lokal.

d. Peningkatan Utang Luar Negeri

·     Pinjaman yang diterima dari lembaga keuangan internasional atau negara lain, meskipun bertujuan untuk pembangunan, dapat meningkatkan utang luar negeri. Jika utang tersebut tidak dikelola dengan baik dan tidak menghasilkan pengembalian yang sepadan, beban pembayaran utang akan menjadi masalah serius bagi keuangan negara.

·     Contohnya, beberapa negara di Afrika mengalami krisis utang setelah meminjam dana besar untuk proyek infrastruktur dari Tiongkok yang tidak memberikan hasil ekonomi yang diharapkan.

e.  Intervensi Asing dalam Kebijakan Ekonomi

·     Bantuan atau pinjaman dari lembaga seperti IMF seringkali disertai dengan syarat-syarat tertentu yang memaksa negara penerima untuk mengadopsi kebijakan ekonomi yang mungkin tidak populer atau tidak sesuai dengan kondisi lokal. Hal ini dapat mengurangi kedaulatan ekonomi suatu negara.

·     Contohnya, saat krisis ekonomi 1998, IMF meminta pemerintah Indonesia untuk menutup beberapa bank dan mencabut subsidi, yang menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi.


7.   Pengaruh IPTEK pada Perekonomian

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa pengaruh revolusioner pada perekonomian suatu negara. Pengaruh ini terlihat jelas di tiga bidang utama: produksi, distribusi, dan konsumsi.

Bidang

Pengaruh & Keterangan

Contoh

Produksi

IPTEK meningkatkan efisiensi dan kuantitas produksi melalui otomatisasi dan penggunaan mesin canggih. Hal ini mengurangi biaya tenaga kerja, meminimalisir kesalahan, dan memungkinkan produksi massal. IPTEK juga membuka peluang untuk menciptakan produk-produk baru yang sebelumnya tidak mungkin dibuat.

Sebuah pabrik mobil yang dulunya membutuhkan ribuan pekerja kini dapat mengotomatiskan jalur perakitan dengan robot, menghasilkan mobil lebih cepat dan dengan kualitas yang seragam.

Distribusi

IPTEK merevolusi cara barang disalurkan, membuatnya lebih cepat dan efisien. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi, sistem logistik modern, dan e-commerce memperluas jangkauan pasar hingga ke seluruh dunia. Penggunaan aplikasi logistik dan GPS juga mempercepat proses pengiriman.

Petani di pedesaan kini dapat menjual hasil panennya langsung ke konsumen di kota lain melalui platform online. Perusahaan logistik menggunakan software untuk mengoptimalkan rute pengiriman, memangkas waktu dan biaya.

Konsumsi

IPTEK mengubah perilaku dan preferensi konsumen. Konsumen memiliki akses ke informasi produk yang tak terbatas, ulasan, dan beragam pilihan barang dari seluruh dunia melalui internet. Kemudahan transaksi online dan pembayaran digital membuat proses belanja menjadi lebih praktis dan cepat.

Seseorang di Jakarta dapat membeli produk kerajinan tangan dari pengrajin di Bali melalui Instagram atau Tokopedia, membayarnya dengan e-wallet, dan menunggu barang dikirimkan.

 ---------  selamat belajar  ---------