IPS 8 Tema 4B
Perdagangan Internasional
(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)
1.
Perdagangan
Internasional
a.
Pengertian
perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah
transaksi jual beli barang atau jasa antara penduduk satu negara dengan negara
lain.
Aktivitas ini melewati batas
wilayah suatu negara, baik individu, perusahaan, maupun pemerintah, dan
bertujuan untuk memperoleh keuntungan serta memenuhi kebutuhan yang tidak dapat
diproduksi di dalam negeri. 🌏
b. Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang atau
jasa dari dalam wilayah pabean suatu negara ke negara lain. Dalam bahasa yang
lebih sederhana, ekspor adalah menjual produk ke luar negeri. Kegiatan ini
dilakukan oleh individu, perusahaan, atau pemerintah.
Tabel Ekspor Indonesia
|
Poin
Penting |
Keterangan |
|
Pengertian |
Menjual barang atau jasa dari dalam negeri ke
luar negeri. Secara yuridis, ekspor dianggap terjadi saat barang dimuat di
sarana pengangkut yang akan menuju ke luar daerah pabean. |
|
Tujuan |
· Meningkatkan keuntungan: Perusahaan bisa memperluas pasar dan menjual
produknya dengan harga yang lebih baik. · Mengendalikan harga produk domestik: Jika suatu negara mengalami kelebihan produksi,
ekspor bisa membantu menstabilkan harga di dalam negeri. · Menciptakan iklim usaha yang kondusif: Dengan adanya permintaan dari luar, industri
dalam negeri akan terus berkembang dan berinovasi. |
|
Manfaat |
· Menambah devisa negara: Devisa (mata uang asing) yang diperoleh dari
ekspor dapat digunakan untuk membiayai impor dan pembangunan nasional. · Membuka lapangan kerja: Peningkatan permintaan ekspor memicu pertumbuhan
industri dan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. · Meningkatkan kualitas produk: Persaingan di pasar internasional mendorong
produsen untuk meningkatkan mutu dan inovasi produknya. · Memperkuat neraca pembayaran: Ekspor yang lebih besar dari impor akan
menciptakan surplus neraca pembayaran. |
|
Dukungan Pemerintah |
· Memberikan insentif fiskal: Seperti pembebasan atau keringanan pajak bagi
eksportir. · Menyederhanakan prosedur: Mengurangi birokrasi dan perizinan yang rumit
untuk mempermudah kegiatan ekspor. · Mempromosikan produk lokal: Mengadakan pameran dagang internasional dan
memfasilitasi promosi produk Indonesia di luar negeri. · Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah: Nilai tukar yang stabil memudahkan eksportir
dalam menghitung biaya dan harga jual. |
|
Komoditas Utama |
· Indonesia memiliki beragam komoditas ekspor, baik
dari sektor non-migas maupun migas. · Contohnya: o Pertanian & Perkebunan: Kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan
rempah-rempah. o Manufaktur: Tekstil dan produk tekstil (garmen, pakaian jadi), alas kaki, dan
produk elektronik. o Pertambangan: Batu bara dan nikel. |
|
Contoh Kegiatan |
· Sebuah pabrik garmen di Jawa Barat mengekspor
ribuan potong pakaian ke Eropa. · Petani kopi di Aceh mengirimkan biji kopi
kualitas tinggi ke Amerika Serikat. · Perusahaan tambang di Kalimantan menjual batu
bara ke Tiongkok dan India. |
Impor merupakan kegiatan membeli barang atau jasa
dari luar negeri ke dalam wilayah pabean suatu negara. Kegiatan ini dapat
dilakukan oleh individu, perusahaan, atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
domestik yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri atau memiliki biaya
produksi yang lebih tinggi.
Tabel Impor Indonesia
|
Poin
Penting |
Keterangan |
|
Pengertian |
Membeli barang atau jasa dari luar negeri ke
dalam negeri. Impor terjadi ketika barang atau jasa tersebut melewati batas
wilayah pabean dan masuk ke dalam sirkulasi ekonomi domestik. |
|
Tujuan |
· Memenuhi kebutuhan dalam negeri: Mengisi kesenjangan antara permintaan dan
produksi domestik. · Mendapatkan bahan baku: Mengimpor bahan baku yang tidak tersedia di
dalam negeri untuk industri manufaktur. · Menguasai teknologi: Mengimpor mesin, peralatan, dan teknologi
canggih untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. |
|
Manfaat |
· Ketersediaan barang lebih lengkap: Konsumen memiliki lebih banyak pilihan barang
dengan harga yang kompetitif. · Mendorong stabilitas harga: Impor dapat membantu menstabilkan harga di dalam
negeri, terutama untuk produk yang pasokannya terbatas. · Meningkatkan efisiensi produksi: Dengan mengimpor teknologi atau mesin canggih,
produktivitas industri dalam negeri dapat meningkat. · Mempercepat pembangunan: Impor barang modal dan teknologi esensial dapat
mempercepat proses pembangunan ekonomi. |
|
Dukungan Pemerintah |
· Kebijakan tarif: Pemerintah dapat memberlakukan tarif atau bea
masuk untuk mengendalikan arus impor. Tarif tinggi untuk barang yang sudah
diproduksi di dalam negeri untuk melindungi industri lokal, sementara tarif
rendah untuk barang modal dan bahan baku esensial. · Mempermudah perizinan: Menyederhanakan prosedur perizinan impor,
terutama untuk komoditas vital. · Sistem Kuota Impor: Pembatasan jumlah atau volume barang yang
diimpor untuk melindungi industri domestik dari persaingan yang tidak
seimbang. |
|
Komoditas Utama |
· Indonesia mengimpor berbagai komoditas, baik dari
sektor migas maupun non-migas. · Contohnya: · Migas: Minyak
mentah, BBM, dan gas. · Manufaktur: Mesin industri, peralatan elektronik, kendaraan bermotor dan suku
cadangnya, serta produk plastik. · Pangan: Beras,
gandum, kedelai, dan gula. · Bahan Baku: Bahan kimia dan kapas. |
|
Contoh Kegiatan |
· Pabrik perakitan mobil di Indonesia mengimpor
suku cadang dari Jepang. · Perum Bulog mengimpor beras dari Vietnam untuk
menjaga stok pangan nasional. · Perusahaan tekstil mengimpor kapas dari Amerika
Serikat untuk memproduksi benang. |
Dalam
perdagangan internasional, terdapat berbagai cara transaksi atau metode
pembayaran yang digunakan untuk memastikan keamanan dan kelancaran jual beli
antara eksportir (penjual) dan importir (pembeli). Pilihan metode ini sangat
bergantung pada tingkat kepercayaan, risiko, dan kondisi kedua belah pihak.
|
Metode
Pembayaran |
Keterangan |
Contoh |
|
Advance
Payment |
Pembayaran
di muka (sebelum pengiriman barang). Importir membayar seluruh atau sebagian
harga barang kepada eksportir sebelum barang dikirimkan. Metode ini sangat menguntungkan
bagi eksportir karena menjamin pembayaran, namun risikonya tinggi bagi
importir. |
Seorang
importir di Indonesia membayar penuh 50% dari total nilai pesanan kepada
eksportir furnitur di Tiongkok melalui transfer bank sebelum furnitur
diproduksi dan dikirim. |
|
Letter
of Credit (L/C) |
Surat
jaminan pembayaran yang diterbitkan oleh bank atas nama importir kepada
eksportir. Bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir jika semua syarat
dan dokumen pengiriman yang ditentukan dalam L/C telah dipenuhi. L/C
memberikan rasa aman bagi kedua belah pihak karena melibatkan perantara bank. |
Importir
di Amerika Serikat meminta banknya (issuing bank) untuk menerbitkan L/C untuk
eksportir kopi di Kolombia. Bank akan membayar eksportir setelah eksportir menyerahkan
dokumen pengiriman yang valid, seperti bill of lading dan faktur. |
|
Wesel
Inkaso |
Metode
di mana eksportir menyerahkan dokumen pengiriman barang (misalnya, faktur dan
bill of lading) kepada banknya untuk ditagihkan kepada importir. Bank
eksportir akan mengirimkan dokumen tersebut ke bank importir. Bank importir
akan menyerahkan dokumen tersebut kepada importir setelah importir melakukan
pembayaran atau akseptasi (janji pembayaran). |
Eksportir
tekstil di India mengirimkan dokumen pengiriman barang ke banknya (bank
eksportir). Bank tersebut meneruskannya ke bank importir di Brasil. Importir
di Brasil baru bisa mengambil barang dari pelabuhan setelah membayar atau
menandatangani wesel di banknya. |
|
Open
Account |
Kebalikan
dari Advance Payment. Eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu dan
importir melakukan pembayaran di kemudian hari, sesuai jangka waktu yang
disepakati (misalnya, 30 atau 60 hari). Metode ini berisiko tinggi bagi
eksportir dan biasanya hanya digunakan jika sudah ada hubungan bisnis yang
kuat dan saling percaya. |
Perusahaan
elektronik di Korea Selatan mengirimkan produk chip ke perusahaan
manufaktur di Indonesia. Pembayaran akan dilakukan 45 hari setelah chip
diterima oleh perusahaan di Indonesia, sesuai perjanjian kontrak. |
|
Konsinyasi |
Penjual
(eksportir) mengirimkan barangnya kepada pembeli (importir) sebagai titipan.
Pembayaran baru akan dilakukan oleh importir setelah barang tersebut berhasil
terjual di pasar lokal. Kepemilikan barang tetap berada di tangan eksportir
hingga barang tersebut terjual. |
Seorang
pengrajin keramik di Bali mengirimkan produknya ke galeri seni di Prancis.
Pengrajin tersebut baru akan menerima pembayaran dari galeri setelah produk
keramiknya berhasil terjual kepada konsumen akhir. |
|
Faktor
Pendorong |
Keterangan |
Contoh |
|
Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA) |
Setiap negara memiliki kekayaan alam yang
berbeda. Perbedaan ini membuat suatu negara memiliki keunggulan komparatif
dalam memproduksi barang tertentu, mendorongnya untuk mengimpor barang yang
tidak dimilikinya dari negara lain. |
Indonesia kaya akan rempah-rempah dan minyak
sawit, sehingga mengekspornya ke berbagai negara. Sementara itu, Indonesia
mengimpor gandum dari Australia karena kondisi alamnya tidak cocok untuk
menanam gandum dalam skala besar. |
|
Perbedaan Selera |
Meskipun dua negara memiliki kemampuan untuk
memproduksi barang yang sama, perbedaan selera konsumen mendorong
perdagangan. Setiap konsumen memiliki preferensi terhadap produk dari negara
lain karena karakteristik unik atau reputasinya. |
Produsen mobil di Jerman memproduksi mobil dengan
kualitas tinggi, yang diekspor ke seluruh dunia karena konsumen menganggapnya
sebagai simbol status dan keandalan, meskipun banyak negara lain juga
memproduksi mobil. |
|
Penghematan Biaya Produksi |
Perdagangan internasional memungkinkan suatu
negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang yang biayanya paling
rendah, lalu mengekspor kelebihan produksinya. Ini terjadi karena adanya
skala ekonomi dan efisiensi produksi. |
Tiongkok mampu memproduksi barang-barang
elektronik dengan biaya yang sangat rendah karena memiliki tenaga kerja
melimpah dan industri pendukung yang efisien. Ini mendorong Tiongkok menjadi
eksportir utama produk elektronik ke banyak negara. |
|
Pemenuhan Kebutuhan Nasional |
Suatu negara mengimpor barang atau jasa yang
tidak dapat diproduksi di dalam negeri, baik karena keterbatasan teknologi,
sumber daya, atau kondisi geografis, untuk memenuhi kebutuhan pokok
rakyatnya. |
Singapura, yang memiliki lahan terbatas, sangat
bergantung pada impor bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, dan beras
dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. |
|
Perbedaan Penguasaan Teknologi |
Negara-negara memiliki tingkat penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) yang berbeda. Negara yang maju dalam teknologi akan
memproduksi barang-barang canggih dan mengekspornya, sementara negara
berkembang mengimpor teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitasnya. |
Jepang dan Korea Selatan dikenal sebagai produsen
utama teknologi, seperti robot dan microchip. Negara berkembang
mengimpor teknologi ini untuk memajukan industri dan infrastruktur mereka. |
|
Faktor Penghambat |
Keterangan |
Contoh |
|
Tidak Amannya Suatu Negara |
Konflik politik, perang, atau kerusuhan sipil
dapat menghambat aktivitas perdagangan. Ketidakamanan ini meningkatkan risiko
bagi eksportir dan importir, menyebabkan gangguan rantai pasok, dan bahkan
dapat menghentikan perdagangan sama sekali. |
Perang di Ukraina menyebabkan banyak negara
memberlakukan sanksi ekonomi dan menghentikan perdagangan dengan Rusia.
Pengiriman barang melalui Laut Hitam menjadi sangat berisiko, mengganggu
ekspor biji-bijian dan impor energi. |
|
Kebijakan Ekonomi Suatu Negara |
Kebijakan yang protektif dapat membatasi masuknya
barang impor. Kebijakan ini seringkali bertujuan untuk melindungi industri
domestik dari persaingan. Namun, tindakan ini dapat memicu balasan dari
negara lain, yang pada akhirnya merugikan perdagangan global secara
keseluruhan. |
Amerika Serikat mengenakan tarif impor yang
tinggi pada baja dan aluminium dari Tiongkok. Kebijakan ini bertujuan untuk
melindungi produsen baja dalam negeri AS. Akibatnya, Tiongkok juga membalas
dengan mengenakan tarif pada produk pertanian AS. |
|
Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing |
Fluktuasi nilai tukar yang tajam dan tidak
terduga dapat membuat perhitungan harga menjadi sulit dan berisiko bagi
eksportir dan importir. Perubahan kurs yang drastis dapat mengubah keuntungan
yang direncanakan menjadi kerugian. |
Jika nilai Rupiah melemah tajam terhadap Dolar
AS, biaya impor bahan baku akan melonjak. Hal ini bisa memaksa perusahaan
untuk menaikkan harga produknya atau bahkan membatalkan pesanan impor.
Sebaliknya, hal ini menguntungkan eksportir karena pendapatan mereka dalam
Dolar AS akan bernilai lebih tinggi dalam Rupiah. |
|
Kebijakan Perdagangan Internasional |
Berbagai kebijakan seperti kuota impor, tarif
impor, subsidi ekspor, dan larangan impor dapat membatasi volume
perdagangan. Kebijakan ini sering digunakan untuk tujuan politik atau
ekonomi, seperti melindungi industri lokal atau mengurangi defisit
perdagangan. |
Pemerintah Indonesia memberlakukan kuota impor
pada produk elektronik dan otomotif tertentu. Hal ini bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan industri perakitan domestik. Akibatnya, jumlah produk
impor yang dapat masuk ke Indonesia menjadi terbatas. |
|
Jenis
Kebijakan |
Pengertian & Keterangan |
Contoh |
|
Tarif |
Pajak atau bea masuk yang dikenakan pada barang
impor. Tujuannya adalah untuk
menaikkan harga barang impor agar harganya sama atau lebih mahal dari barang
sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini membuat barang impor menjadi
kurang menarik bagi konsumen dan melindungi produsen domestik dari
persaingan. |
Pemerintah Indonesia mengenakan bea masuk sebesar
10% untuk mobil yang diimpor dari Jepang. Akibatnya, harga mobil impor
tersebut naik di pasar Indonesia, membuat mobil buatan dalam negeri menjadi
pilihan yang lebih kompetitif. |
|
Kuota |
Pembatasan jumlah fisik barang yang boleh diimpor
dalam periode tertentu. Kuota
bertujuan untuk membatasi pasokan barang impor dan menaikkan harganya secara
artifisial. Berbeda dengan tarif, kuota secara langsung membatasi volume
impor, sehingga produsen domestik terjamin pasarnya. |
Pemerintah membatasi impor beras hanya sebesar 1
juta ton per tahun. Pembatasan ini bertujuan untuk melindungi petani lokal
dari masuknya beras impor yang dapat menekan harga. Setelah kuota terpenuhi,
tidak ada lagi impor beras yang diizinkan. |
|
Subsidi |
Bantuan keuangan yang diberikan pemerintah kepada
produsen domestik.
Meskipun seringkali dianggap sebagai kebijakan yang memengaruhi ekspor,
subsidi juga berfungsi sebagai hambatan impor secara tidak langsung. Subsidi
membuat biaya produksi barang domestik menjadi lebih rendah, sehingga produk
lokal dapat dijual dengan harga yang lebih murah dan bersaing dengan barang
impor. |
Pemerintah memberikan subsidi pupuk dan benih
kepada petani lokal. Dengan subsidi ini, biaya produksi gandum di dalam
negeri menjadi lebih rendah, memungkinkan petani menjual gandum dengan harga
yang kompetitif tanpa harus khawatir dengan gandum impor yang lebih murah. |
|
Larangan Impor |
Kebijakan melarang secara total impor barang
tertentu.
Larangan ini biasanya diterapkan untuk alasan keamanan nasional, kesehatan,
moralitas, atau untuk melindungi industri strategis dalam negeri dari
persaingan. Ini adalah bentuk proteksionisme yang paling ekstrem. |
Pemerintah melarang impor barang-barang ilegal,
seperti narkoba, senjata api ilegal, dan barang-barang yang tidak memenuhi
standar keamanan. Selain itu, negara juga dapat melarang impor produk
tertentu yang dianggap mengancam keberlanjutan industri lokal, misalnya,
larangan impor pakaian bekas. |
|
Kebijakan |
Pengertian & Keterangan |
Contoh |
|
Diskriminasi Harga |
Menjual barang yang sama di pasar luar negeri
dengan harga yang berbeda, biasanya lebih rendah, daripada di pasar domestik.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing produk di pasar internasional. |
Perusahaan mobil Jerman menjual model tertentu di
Amerika Serikat dengan harga yang lebih rendah daripada di Jerman, untuk
menarik konsumen AS dan bersaing dengan produsen lokal. |
|
Tarif |
Pajak yang dikenakan pada barang ekspor.
Kebijakan ini jarang diterapkan karena pemerintah biasanya mendorong ekspor,
tetapi dapat digunakan untuk membatasi ekspor barang tertentu yang penting
bagi kebutuhan dalam negeri atau untuk mengontrol harga domestik. |
Pemerintah suatu negara mengenakan tarif ekspor
pada biji kopi untuk memastikan pasokan yang cukup bagi industri pengolahan
kopi dalam negeri. |
|
Pemberian Premi/ Subsidi |
Bantuan keuangan dari pemerintah kepada produsen
domestik yang melakukan ekspor. Subsidi ini dapat berupa potongan pajak,
bantuan modal, atau keringanan biaya produksi, yang bertujuan untuk
meningkatkan daya saing produk ekspor. |
Pemerintah Indonesia memberikan subsidi kepada
produsen CPO (minyak kelapa sawit) yang mengekspor produknya. Bantuan ini
bertujuan agar harga CPO Indonesia tetap kompetitif di pasar global, terutama
saat bersaing dengan produsen dari negara lain. |
|
Dumping |
Menjual barang di luar negeri dengan harga yang
jauh lebih rendah dari harga pasar di dalam negeri, bahkan di bawah biaya
produksi. Tujuannya adalah untuk menguasai pasar atau menyingkirkan pesaing. Dumping
sering dianggap sebagai praktik perdagangan tidak adil dan dapat memicu
kebijakan antidumping dari negara lain. |
Produsen baja dari Tiongkok menjual produknya di
Amerika Serikat dengan harga sangat murah, memaksa produsen baja AS gulung
tikar. Sebagai tanggapan, pemerintah AS mengenakan bea masuk antidumping. |
|
Politik Dagang Bebas |
Kebijakan yang mengurangi atau menghapuskan
hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan volume perdagangan dan spesialisasi internasional. |
Negara-negara anggota ASEAN menerapkan kawasan
perdagangan bebas (AFTA). Hal ini memungkinkan ekspor dan impor barang antarnegara
anggota dengan tarif yang sangat rendah atau bahkan nol, sehingga perdagangan
regional meningkat. |
|
Larangan Ekspor & Impor |
Kebijakan yang melarang secara total penjualan
barang tertentu ke luar negeri. Larangan ini biasanya diberlakukan untuk
melindungi pasokan domestik, mengendalikan harga, atau sebagai alat politik
terhadap negara lain. |
Pemerintah Indonesia melarang ekspor nikel dalam
bentuk bijih mentah. Kebijakan ini bertujuan untuk memaksa investasi
hilirisasi di dalam negeri agar nilai tambah produk nikel dapat dinikmati di
Indonesia. |
|
Manfaat |
Pengertian & Keterangan |
Contoh |
|
Mendapat Devisa |
Perdagangan internasional, khususnya kegiatan
ekspor, menghasilkan devisa (mata uang asing) bagi negara. Devisa ini
penting karena dapat digunakan untuk membiayai impor, membayar utang luar
negeri, atau membiayai pembangunan nasional. |
Indonesia memperoleh devisa dari ekspor produk
minyak kelapa sawit ke berbagai negara di dunia. Devisa ini kemudian dapat
digunakan untuk mengimpor bahan baku industri atau membiayai proyek
infrastruktur. |
|
Memperluas Kesempatan Kerja |
Peningkatan volume ekspor mendorong pertumbuhan
sektor industri dan perusahaan yang berorientasi ekspor. Hal ini secara
langsung menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi tingkat
pengangguran, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk
memenuhi permintaan pasar internasional. |
Pertumbuhan industri tekstil dan garmen yang
berorientasi ekspor di Indonesia membuka ribuan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, mulai dari pekerja pabrik hingga manajer dan staf administrasi. |
|
Menstabilkan Harga |
Perdagangan internasional dapat membantu menstabilkan
harga di dalam negeri. Jika suatu negara mengalami kelebihan pasokan
suatu produk, kelebihannya dapat diekspor untuk mencegah harga domestik
anjlok. Sebaliknya, jika terjadi kelangkaan pasokan, impor dapat dilakukan
untuk memenuhi permintaan dan menjaga harga agar tidak melambung tinggi. |
Saat terjadi gagal panen padi di Indonesia,
pemerintah mengimpor beras dari Vietnam atau Thailand. Kebijakan ini
bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok beras di pasar domestik dan
mencegah kenaikan harga yang tidak terkendali. |
|
Meningkatkan Kualitas Konsumsi |
Melalui perdagangan internasional, konsumen
memiliki akses ke berbagai pilihan barang dari berbagai negara.
Persaingan antara produk impor dan produk domestik juga mendorong produsen
lokal untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing, sehingga
konsumen mendapatkan barang dengan mutu yang lebih baik. |
Masyarakat Indonesia dapat menikmati berbagai
produk impor, seperti mobil dari Jepang, perangkat elektronik dari Korea
Selatan, dan buah-buahan dari Australia. Hal ini memberikan lebih banyak
pilihan dan mendorong produk lokal untuk terus berinovasi. |
|
Mempercepat Alih Teknologi |
Perdagangan internasional memfasilitasi alih
teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Melalui impor barang
modal seperti mesin industri, peralatan, atau perangkat lunak, suatu negara
dapat mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas industrinya. |
Pabrik-pabrik di Indonesia mengimpor mesin-mesin
otomatis dari Jerman untuk meningkatkan kecepatan dan presisi produksi.
Adopsi teknologi ini tidak hanya meningkatkan output, tetapi juga
memungkinkan pekerja mempelajari keterampilan baru. |
2. Kerja sama ekonomi antarnegara
a. Pengertian Kerja sama ekonomi antarnegara
Kerja sama ekonomi antarnegara adalah hubungan atau kesepakatan yang
terjalin antara satu negara dengan negara lain dalam bidang ekonomi
untuk mencapai tujuan bersama. Tujuannya beragam, mulai dari meningkatkan
kesejahteraan ekonomi, mempercepat pembangunan, hingga mengatasi masalah
ekonomi global. Bentuk kerja sama ini bisa bilateral (antara dua negara) atau
multilateral (melibatkan banyak negara).
b.
Tujuan kerja sama ekonomi antarnegara
adalah untuk mencapai berbagai kepentingan bersama, mulai dari
pertumbuhan ekonomi hingga stabilitas global.
Tujuan Kerja Sama Ekonomi Antarnegara
|
Tujuan |
Pengertian
& Keterangan |
Contoh |
|
Memperluas Pemasaran |
Kerja
sama ekonomi membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk suatu negara.
Dengan menghilangkan hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota, produk
domestik dapat menjangkau konsumen di negara-negara mitra, yang pada akhirnya
meningkatkan keuntungan dan skala produksi. |
Perusahaan
otomotif di Indonesia dapat mengekspor produknya ke negara-negara ASEAN
dengan tarif yang sangat rendah berkat kesepakatan AFTA (ASEAN Free Trade
Area), sehingga meningkatkan volume penjualan mereka. |
|
Mendorong Produktivitas Produksi dalam Negeri |
Persaingan
di pasar internasional mendorong produsen domestik untuk menjadi lebih
efisien dan inovatif. Untuk tetap kompetitif, mereka harus mengadopsi
teknologi baru dan meningkatkan kualitas produk, yang secara keseluruhan
meningkatkan produktivitas nasional. |
Produsen
tekstil di Indonesia harus meningkatkan kualitas produknya agar dapat
bersaing dengan produk dari Vietnam dan Tiongkok di pasar internasional.
Upaya ini mendorong penggunaan mesin-mesin modern dan efisiensi kerja. |
|
Mencukupi Kebutuhan dalam Negeri |
Negara-negara
dapat memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri karena
keterbatasan sumber daya alam, iklim, atau teknologi. Melalui kerja sama,
mereka dapat mengimpor barang dan jasa esensial untuk memenuhi permintaan
domestik. |
Indonesia
mengimpor gandum dari Australia dan Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan
industri makanan dan masyarakat, karena gandum tidak dapat ditanam secara
optimal di iklim tropis Indonesia. |
|
Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi |
Kerja
sama ekonomi, seperti investasi asing dan alih teknologi, dapat memicu
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Arus modal dari luar negeri dapat
membiayai proyek-proyek besar, sementara transfer teknologi meningkatkan
produktivitas dan efisiensi industri. |
Jepang
berinvestasi besar-besaran dalam proyek pembangunan pabrik di Indonesia.
Investasi ini tidak hanya membawa modal, tetapi juga teknologi dan keahlian
manajemen, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. |
|
Membebaskan Negara dari Keterbelakangan Ekonomi |
Melalui
bantuan ekonomi, pinjaman, dan program pengembangan, negara-negara maju dapat
membantu negara berkembang mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan. Bantuan
ini sering kali berfokus pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan. |
Dana
Moneter Internasional (IMF) memberikan pinjaman dan bantuan teknis kepada
negara-negara berkembang yang mengalami krisis ekonomi, membantu mereka
menstabilkan perekonomian dan keluar dari keterbelakangan. |
|
Mendukung Ketertiban dan Perdamaian Dunia |
Kerja
sama ekonomi dapat mengurangi ketegangan dan konflik antarnegara. Ketika
negara-negara saling bergantung secara ekonomi, mereka memiliki kepentingan
bersama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas. |
Keberadaan
organisasi seperti Uni Eropa menunjukkan bagaimana integrasi ekonomi yang
mendalam dapat meredakan konflik politik dan historis antarnegara anggota,
menciptakan stabilitas dan kerja sama yang berkelanjutan. |
c. Peran Indonesia dalam Kerja Sama Ekonomi
Antarnegara
Indonesia
memainkan peran penting dalam berbagai forum kerja sama ekonomi antarnegara,
baik di tingkat regional maupun global. Peran ini bertujuan untuk memajukan
kepentingan nasional, mendorong pembangunan ekonomi, dan berkontribusi pada
stabilitas ekonomi dunia.
|
Peran |
Keterangan |
Contoh |
|
Pendiri dan Anggota Aktif |
Indonesia berperan sebagai pendiri dan anggota
aktif di berbagai organisasi ekonomi regional dan internasional. Partisipasi
ini memungkinkan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan membentuk kebijakan ekonomi yang relevan. |
Indonesia adalah salah satu pendiri ASEAN
(Association of Southeast Asian Nations) pada tahun 1967. Indonesia secara
aktif terlibat dalam pembentukan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan AEC
(ASEan Economic Community), yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi
ekonomi di kawasan Asia Tenggara. |
|
Penyelenggara Konferensi dan Pertemuan |
Indonesia sering menjadi tuan rumah konferensi
dan pertemuan ekonomi internasional, menunjukkan perannya sebagai pemimpin
regional. Peran ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan
agenda-agenda penting dan memperkuat posisinya di mata dunia. |
Indonesia pernah menjadi tuan rumah KTT G20
(Group of Twenty) pada tahun 2022 di Bali. Acara ini digunakan Indonesia
untuk mendorong kerja sama global dalam pemulihan ekonomi pascapandemi,
termasuk isu-isu terkait transisi energi dan arsitektur kesehatan global. |
|
Menjadi Jembatan Perdagangan dan Investasi |
Dengan lokasi geografis yang strategis dan sumber
daya alam melimpah, Indonesia berfungsi sebagai jembatan bagi perdagangan dan
investasi. Indonesia mendorong investasi asing langsung (FDI) dan
memfasilitasi perdagangan dengan negara-negara lain, yang berdampak positif
pada pertumbuhan ekonomi. |
Indonesia berpartisipasi aktif dalam Belt
and Road Initiative dari Tiongkok. Keterlibatan ini membuka peluang
investasi besar untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti proyek
kereta cepat dan pelabuhan. |
|
Mempromosikan Ekonomi Hijau dan Inklusif |
Indonesia secara aktif mempromosikan isu-isu
ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di forum internasional. Peran ini
menunjukkan komitmen Indonesia terhadap pembangunan yang tidak hanya berfokus
pada pertumbuhan, tetapi juga pada keadilan sosial dan kelestarian
lingkungan. |
Indonesia menyuarakan pentingnya ekonomi hijau
dan transisi energi dalam berbagai forum internasional. Hal ini tercermin
dalam komitmen untuk mengurangi emisi dan mengembangkan energi terbarukan,
yang menjadi bagian dari perundingan di UNFCCC (United Nations
Framework Convention on Climate Change). |
|
Penyedia Komoditas Penting |
Indonesia merupakan salah satu eksportir
komoditas terbesar di dunia, seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan
nikel. Peran ini menjadikan Indonesia mitra dagang yang sangat penting bagi
banyak negara, terutama yang membutuhkan bahan baku untuk industri mereka. |
Sebagai produsen dan eksportir nikel terbesar,
Indonesia memainkan peran kunci dalam rantai pasokan global untuk baterai
kendaraan listrik. Kebijakan larangan ekspor bijih nikel menunjukkan upaya
Indonesia untuk mengoptimalkan nilai komoditasnya. |
3. Lembaga Kerja Sama Ekonomi Regional
|
Lembaga |
Pengertian & Tujuan |
Negara Pendiri & Tahun Didirikan |
Negara Anggota |
|
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) |
Pengertian: Perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara yang Bertujuan
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan
budaya di kawasan, serta menjaga stabilitas dan perdamaian regional. |
Didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand, oleh lima negara: Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. |
Seluruh negara di Asia Tenggara: Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos,
Myanmar, dan Kamboja. |
|
APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) |
Pengertian: Forum ekonomi yang mewadahi kerja sama perdagangan, investasi, dan
pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Tujuannya adalah
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sejahtera, serta
memfasilitasi perdagangan bebas dan investasi. |
Didirikan pada November 1989 di Canberra,
Australia, oleh 12 negara: Australia, Brunei Darussalam, Kanada,
Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia
Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika
Serikat. |
Beranggotakan 21 "ekonomi" di sekitar
Samudera Pasifik, termasuk semua pendiri dan Tiongkok, Hong Kong, Taipei
(Tiongkok), Meksiko, Papua Nugini, Chili, Peru, Rusia, dan Vietnam. |
|
Asian Development Bank (ADB) |
Pengertian: Lembaga keuangan multilateral yang didirikan Tujuannya untuk
mengurangi kemiskinan dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
berkelanjutan, dan tangguh di Asia dan Pasifik melalui pinjaman, hibah, dan
bantuan teknis. |
Didirikan pada 19 Desember 1966. Beberapa
anggota pendirinya termasuk Indonesia, India, Jepang, Korea
Selatan, dan Malaysia. |
Memiliki 68 negara anggota, di mana 49 berasal
dari kawasan Asia-Pasifik dan 19 dari luar kawasan. |
|
Asian Productivity Organization (APO) |
Pengertian: Organisasi antarpemerintah nirlaba yang Bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas dan pembangunan sosio-ekonomi di kawasan
Asia-Pasifik melalui kerja sama dan pertukaran pengetahuan. |
Didirikan pada Mei 1961 di Tokyo, Jepang,
oleh 8 negara: Republik Tiongkok, India, Jepang, Republik
Korea, Nepal, Pakistan, Filipina, dan Thailand. |
Saat ini beranggotakan 21 ekonomi, termasuk 8
negara pendiri dan juga negara-negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia,
Vietnam, dan lain-lain. |
4. Lembaga Kerja Sama Ekonomi Internasional
1)
Beberapa
lembaga kerja sama ekonomi internasional di bawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB)
a)
Dana
Moneter Internasional (IMF)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Organisasi yang berfokus pada kerja sama moneter global dan
stabilitas keuangan. Tujuan:
Memberikan pinjaman kepada negara yang mengalami kesulitan neraca pembayaran
untuk mencegah krisis ekonomi dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 1944 di Konferensi Bretton
Woods, New Hampshire, AS. Kantor pusatnya berada di Washington, D.C. |
|
Negara Pemrakarsa |
44 negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris,
yang berpartisipasi dalam Konferensi Bretton Woods. |
|
Anggota |
Saat ini memiliki 190 negara anggota. |
|
Contoh Kegiatan |
Memberikan pinjaman dan nasihat kebijakan ekonomi
kepada negara-negara yang mengalami krisis, seperti pinjaman kepada Yunani
pada tahun 2010 untuk membantu mengatasi krisis utang. |
b)
Bank
Dunia (World Bank)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Institusi keuangan yang memberikan pinjaman dan bantuan teknis kepada
negara-negara berkembang. Tujuan:
Mengurangi kemiskinan dan mempromosikan pembangunan ekonomi jangka panjang,
dengan fokus pada proyek-proyek seperti infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 1944 di Konferensi Bretton
Woods, New Hampshire, AS. Kantor pusatnya berada di Washington, D.C. |
|
Negara Pemrakarsa |
44 negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris,
yang berpartisipasi dalam Konferensi Bretton Woods. |
|
Anggota |
Memiliki 189 negara anggota. |
|
Contoh Kegiatan |
Memberi pinjaman untuk membiayai proyek
pembangunan, seperti pembangunan jalan tol di Indonesia, guna meningkatkan
konektivitas dan pertumbuhan ekonomi. |
c)
Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Organisasi yang mengatur perdagangan antarnegara. Tujuan:
Memastikan perdagangan berjalan seadil dan semulus mungkin, serta menyediakan
forum untuk perundingan dagang dan penyelesaian sengketa. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 1 Januari 1995 di Jenewa,
Swiss, menggantikan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). |
|
Negara Pemrakarsa |
123 negara yang menandatangani Perjanjian
Marrakesh pada tahun 1994. |
|
Anggota |
Memiliki 164 negara anggota. |
|
Contoh Kegiatan |
Menengahi sengketa perdagangan antara Indonesia
dan Uni Eropa terkait ekspor minyak kelapa sawit, di mana WTO menjadi forum
untuk mediasi dan mencari resolusi. |
d)
Organisasi
Pangan dan Pertanian (FAO)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Badan khusus PBB yang berfokus pada peningkatan keamanan pangan
global. Tujuan:
Mengakhiri kelaparan dan malnutrisi, serta meningkatkan produktivitas
pertanian, perikanan, dan kehutanan. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 16 Oktober 1945 di Quebec,
Kanada. Kantor pusatnya berada di Roma, Italia. |
|
Negara Pemrakarsa |
44 negara yang menghadiri Konferensi PBB tentang
Pangan dan Pertanian. |
|
Anggota |
Memiliki 195 anggota (194 negara anggota dan Uni
Eropa). |
|
Contoh Kegiatan |
Memberikan bantuan teknis dan bibit unggul kepada
petani di negara berkembang untuk meningkatkan hasil panen dan ketahanan
pangan. |
e)
Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Badan khusus PBB yang menetapkan standar kerja dan hak-hak pekerja. Tujuan:
Mempromosikan kesempatan kerja yang layak dan produktif bagi semua orang,
serta keadilan sosial di seluruh dunia. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 1919 (sebagai bagian dari
Perjanjian Versailles) dan menjadi badan khusus PBB pada 1946. Kantor
pusatnya berada di Jenewa, Swiss. |
|
Negara Pemrakarsa |
Negara-negara yang merupakan anggota Liga
Bangsa-Bangsa. |
|
Anggota |
Memiliki 187 negara anggota. |
|
Contoh Kegiatan |
Mengampanyekan penghapusan pekerja anak dan
memberikan pedoman untuk melindungi hak-hak pekerja migran. |
f)
Program
Pembangunan PBB (UNDP)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Jaringan pembangunan global PBB. Tujuan:
Membantu negara-negara dalam mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan,
demokratis, dan inklusif. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 1965 di New York, AS. |
|
Negara Pemrakarsa |
PBB membentuk UNDP dengan menggabungkan dua
organisasi pendahulunya. |
|
Anggota |
UNDP memiliki kantor di 170 negara dan wilayah. |
|
Contoh Kegiatan |
Bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam
program pemulihan pasca-bencana alam, seperti rehabilitasi infrastruktur,
atau proyek konservasi lingkungan. |
2) Beberapa lembaga kerja sama ekonomi internasional di luar naungan PBB.
a)
Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Kartel atau organisasi antarpemerintah yang terdiri dari
negara-negara pengekspor minyak. Tujuan:
Menjaga stabilitas harga minyak, memastikan pasokan minyak yang efisien,
ekonomis, dan teratur, serta memberikan pengembalian yang adil bagi produsen
minyak. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada September 1960 di Baghdad,
Irak. |
|
Negara Pendiri |
Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. |
|
Negara Anggota |
Ke-5 pendiri ditambah Aljazair, Angola, Kongo,
Ekuador, Gabon, Guinea Ekuatorial, Libya, Nigeria, dan Uni Emirat Arab. |
|
Contoh |
Memutuskan untuk memangkas produksi minyak harian
untuk mendorong kenaikan harga minyak global agar sesuai dengan target harga
yang diinginkan anggotanya. |
b) Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Forum antar-pemerintah yang beranggotakan negara-negara maju dengan ekonomi
pasar. Tujuan:
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di seluruh dunia, serta
memberikan rekomendasi kebijakan untuk negara anggota. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada September 1961 di Paris,
Prancis, sebagai penerus OEEC (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi Eropa). |
|
Negara Pendiri |
18 negara Eropa (Austria, Belgia, Denmark,
Prancis, Jerman, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda,
Norwegia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, dan Inggris), ditambah
Amerika Serikat dan Kanada. |
|
Negara Anggota |
Saat ini memiliki 38 negara anggota, sebagian
besar adalah negara maju. |
|
Contoh |
Menyusun laporan dan data ekonomi tentang
negara-negara anggotanya, memberikan analisis mendalam tentang kebijakan
pendidikan, perpajakan, dan inovasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah. |
c) Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI)
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian
& Tujuan |
Pengertian: Forum yang dibentuk oleh negara-negara kreditur
untuk mengoordinasikan bantuan keuangan kepada Indonesia. Tujuan: Membantu Indonesia menstabilkan ekonomi
pasca-Orde Lama dan membiayai proyek-proyek pembangunan. |
|
Tempat
& Tahun Didirikan |
Didirikan
pada 1967 di Belanda. |
|
Negara
Pendiri |
Belanda,
Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Australia. |
|
Negara
Anggota |
Kelompok
negara donor, termasuk negara-negara pendiri, ditambah Italia, Swiss, Kanada,
serta Bank Dunia, IMF, dan Bank Pembangunan Asia. |
|
Contoh |
Mengoordinasikan
bantuan finansial bagi Indonesia, khususnya pada era Orde Baru, untuk
membantu menstabilkan ekonomi dan membiayai proyek-proyek pembangunan.
Lembaga ini sudah tidak aktif sejak 1992. |
|
Aspek |
Keterangan |
|
Pengertian & Tujuan |
Pengertian: Forum donor yang menggantikan IGGI. Tujuan:
Sebagai platform dialog antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara dan
lembaga donor mengenai kebijakan pembangunan. |
|
Tempat & Tahun Didirikan |
Didirikan pada 1992 di Paris, Prancis. |
|
Negara Pendiri |
Sama dengan negara anggota, karena anggotanya
terbentuk dari perwakilan negara-negara donor yang berpartisipasi. |
|
Negara Anggota |
Kelompok negara donor dan lembaga multilateral,
seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan negara-negara maju seperti
Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. |
|
Contoh |
Berfungsi sebagai forum dialog antara Indonesia
dan para donor untuk membahas prioritas pembangunan dan efektivitas
penggunaan bantuan asing. Indonesia memilih untuk tidak lagi menggunakan
forum ini dan beralih ke sumber pendanaan lain sejak 2007. |
5. Manfaat Kerja Sama Ekonomi Antarnegara
|
Manfaat |
Keterangan & Contoh |
|
a. Meningkatkan Devisa Negara |
· Kerja sama ekonomi, terutama melalui perdagangan
dan investasi, dapat meningkatkan pendapatan negara dari mata uang asing
(devisa). · Contohnya, Indonesia memperoleh devisa dari
ekspor batu bara ke Tiongkok yang merupakan bagian dari kesepakatan dagang
bilateral. |
|
b. Memperluas Kesempatan Kerja |
· Aliran investasi asing dan perluasan pasar ekspor
menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor yang terkait. · Contohnya, investasi dari perusahaan otomotif
Jepang di Indonesia membuka ribuan lapangan kerja bagi pekerja lokal. |
|
c. Mendorong Produktivitas dan Inovasi |
· Persaingan di pasar global mendorong produsen
domestik untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan kualitas produk, dan
berinovasi. · Contohnya, produsen garmen di Vietnam terus
meningkatkan efisiensi dan desain untuk bersaing dengan produsen di negara
lain. |
|
d. Memenuhi Kebutuhan dalam Negeri |
· Negara dapat mengimpor barang atau jasa yang
tidak dapat diproduksi di dalam negeri karena keterbatasan sumber daya atau
teknologi. · Contohnya, Singapura mengimpor sebagian besar
kebutuhan pangannya dari negara-negara tetangga karena keterbatasan lahan
pertanian. |
|
e. Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi |
· Kerja sama ekonomi memfasilitasi aliran modal,
teknologi, dan keahlian, yang semuanya dapat mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi. · Contohnya, pinjaman dari Bank Dunia membantu
Indonesia membiayai proyek infrastruktur besar yang mendorong pertumbuhan
ekonomi. |
|
f. Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang |
· Melalui kerja sama moneter seperti yang
difasilitasi oleh IMF, negara-negara dapat bekerja sama untuk menjaga
stabilitas nilai tukar mata uang, yang penting untuk perdagangan dan investasi
yang lancar. · Contohnya, negara-negara G20 berkoordinasi untuk
mencegah fluktuasi mata uang yang ekstrem. |
|
g. Transfer Pengetahuan dan Teknologi |
· Kerja sama memungkinkan negara-negara berkembang
untuk memperoleh pengetahuan dan teknologi canggih dari negara-negara maju. · Contohnya, melalui impor mesin-mesin industri
dari Jerman, perusahaan di Indonesia dapat mempelajari teknologi produksi
modern. |
|
h. Mengurangi Ketegangan Politik |
· Ketika negara-negara saling bergantung secara
ekonomi, mereka memiliki insentif yang lebih kuat untuk menjaga hubungan yang
stabil dan damai. · Contohnya, integrasi ekonomi yang mendalam di Uni
Eropa telah membantu mencegah konflik bersenjata antarnegara anggota. |
|
i. Mengatasi Masalah Global Bersama |
· Kerja sama ekonomi memungkinkan negara-negara
untuk bekerja sama menghadapi tantangan global seperti krisis keuangan,
perubahan iklim, atau pandemi. · Contohnya, negara-negara di dunia berkolaborasi
di bawah naungan WHO untuk mengatasi pandemi COVID-19. |
6.
Dampak
Negatif Kerja Sama Ekonomi Antarnegara
|
Dampak
Negatif |
Keterangan & Contoh |
|
a. Ketergantungan pada Negara Lain |
· Ketergantungan yang berlebihan pada negara lain
untuk impor barang atau modal dapat membuat suatu negara rentan terhadap
gejolak ekonomi global. Jika negara pemasok mengalami krisis, pasokan barang
penting dapat terganggu. · Contohnya, Indonesia sangat bergantung pada impor
bahan baku seperti kedelai. Jika terjadi kenaikan harga kedelai global,
industri tahu-tempe lokal akan terpengaruh. |
|
b. Ketertekanan Industri Lokal |
· Adanya aliran impor yang masif dan produk asing
yang lebih murah dapat menekan industri domestik yang belum mampu bersaing.
Banyak industri kecil dan menengah (IKM) bisa gulung tikar karena kalah
saing, yang berakibat pada peningkatan pengangguran. · Contohnya, masuknya produk tekstil impor dari
Tiongkok dengan harga sangat rendah membuat banyak pabrik tekstil lokal di
Indonesia terpaksa mengurangi produksi atau bahkan tutup. |
|
c. Eksploitasi Sumber Daya Alam |
· Kerja sama ekonomi yang didorong oleh investasi
asing dapat menyebabkan eksploitasi berlebihan pada sumber daya alam.
Perusahaan asing mungkin hanya berfokus pada pengambilan keuntungan tanpa
memedulikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan. · Contohnya, perusahaan pertambangan asing
mengeksploitasi sumber daya nikel di Indonesia secara besar-besaran, yang
dapat merusak ekosistem dan lingkungan lokal. |
|
d. Peningkatan Utang Luar Negeri |
· Pinjaman yang diterima dari lembaga keuangan
internasional atau negara lain, meskipun bertujuan untuk pembangunan, dapat
meningkatkan utang luar negeri. Jika utang tersebut tidak dikelola dengan
baik dan tidak menghasilkan pengembalian yang sepadan, beban pembayaran utang
akan menjadi masalah serius bagi keuangan negara. · Contohnya, beberapa negara di Afrika mengalami
krisis utang setelah meminjam dana besar untuk proyek infrastruktur dari
Tiongkok yang tidak memberikan hasil ekonomi yang diharapkan. |
|
e. Intervensi Asing dalam Kebijakan Ekonomi |
· Bantuan atau pinjaman dari lembaga seperti IMF seringkali
disertai dengan syarat-syarat tertentu yang memaksa negara penerima untuk
mengadopsi kebijakan ekonomi yang mungkin tidak populer atau tidak sesuai
dengan kondisi lokal. Hal ini dapat mengurangi kedaulatan ekonomi suatu
negara. · Contohnya, saat krisis ekonomi 1998, IMF meminta
pemerintah Indonesia untuk menutup beberapa bank dan mencabut subsidi, yang
menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi. |
7.
Pengaruh
IPTEK pada Perekonomian
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa pengaruh revolusioner pada
perekonomian suatu negara. Pengaruh ini terlihat jelas di tiga bidang utama: produksi,
distribusi, dan konsumsi.
|
Bidang |
Pengaruh & Keterangan |
Contoh |
|
Produksi |
IPTEK meningkatkan efisiensi dan kuantitas
produksi melalui otomatisasi dan penggunaan mesin canggih. Hal ini
mengurangi biaya tenaga kerja, meminimalisir kesalahan, dan memungkinkan
produksi massal. IPTEK juga membuka peluang untuk menciptakan produk-produk
baru yang sebelumnya tidak mungkin dibuat. |
Sebuah pabrik mobil yang dulunya membutuhkan
ribuan pekerja kini dapat mengotomatiskan jalur perakitan dengan robot,
menghasilkan mobil lebih cepat dan dengan kualitas yang seragam. |
|
Distribusi |
IPTEK merevolusi cara barang disalurkan,
membuatnya lebih cepat dan efisien. Munculnya teknologi informasi dan
komunikasi, sistem logistik modern, dan e-commerce memperluas
jangkauan pasar hingga ke seluruh dunia. Penggunaan aplikasi logistik dan GPS
juga mempercepat proses pengiriman. |
Petani di pedesaan kini dapat menjual hasil
panennya langsung ke konsumen di kota lain melalui platform online.
Perusahaan logistik menggunakan software untuk mengoptimalkan rute
pengiriman, memangkas waktu dan biaya. |
|
Konsumsi |
IPTEK mengubah perilaku dan preferensi konsumen.
Konsumen memiliki akses ke informasi produk yang tak terbatas, ulasan, dan
beragam pilihan barang dari seluruh dunia melalui internet. Kemudahan
transaksi online dan pembayaran digital membuat proses belanja menjadi
lebih praktis dan cepat. |
Seseorang di Jakarta dapat membeli produk
kerajinan tangan dari pengrajin di Bali melalui Instagram atau Tokopedia,
membayarnya dengan e-wallet, dan menunggu barang dikirimkan. |