Satuan Pendidikan : SMP Negeri
1 Bandungan Kabupaten Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII (Tujuh)
/ 2 (Dua)
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak
masa Hindu Buddha sampai masa kolonial
Belanda.
Kompetensi Dasar : 5.1. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat
,kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha serta
peninggalan-peninggalannya.
Penyusun : AMIR ALAMSYAH, S,Pd.
BAB 13
PERKEMBANGAN MASYARAKAT
PADA MASA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
A. Proses dan Jalur Masuknya Hindu-Buddha ke
Indonesia
1.
Hindu dan Buddha
merupakan agama yang diakui keberadaannya di Indonesia, hari-hari besar
keagamaannya diperlakukan sama dengan agama besar lainnya di Indonesia.
2.
Ada 4 teori (aliran atau
pendapat) tentang proses masuknya Hindu dan Buddha ke Indonesia :
a. Teori
Waisya
1)
yaitu pengaruh
Hindu-Buddha masuk dibawa para pedagang yang banyak menikah dengan penduduk
asli. Mereka menikah karena tinggal dalam waktu minimal 6 bulan sambil menunggu
pergantian musim untuk kembali ke negaranya.
2)
Pendapat ini dikemukakan
oleh N.J. Krom dan Purbacaraka.
b. Teori
Brahmana
1)
yaitu pengaruh Hindu dan
Buddha masuk dibawa para brahmana yang mendapat undangan dari para penguasa
untuk menobatkan para raja, mempimpin upacara keagamaan, dan mengajarkan ilmu
pengetahuan. Dari
istana, kemudian menyebar ke seluruh kerajaan.
2)
Pendapat ini dikemukakan
oleh J.C. van Leur.
c. Teori
Ksatria
1)
yaitu pengaruh Hindu dan
Buddha masuk karena dibawa para ksatria yang kalah perang di India. Mereka
mendirikan koloni di Nusantara dan menyebarkan agama Hindu dan Buddha di
Nusantara.
2)
Pendapat ini dikemukakan
oleh C.C. Berg dan Majumdar.
d. Teori
Arus Balik
1)
yaitu pengaruh
Hindu-Buddha masuk karena para Brahmana, pedagang, dan orang-orang Indonesia
sendiri. Ada yang berdagang, ada yang sengaja datang ke India untuk belajar.
Ketika kembali, mereka menyebarkan agama baru yang diperoleh dari India.
2)
Pendapat ini dikemukakan
oleh George Coedes dan FDK Bosch.
B. Pengaruh Agama Hindu dan Buddha di Indonesia
Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu
dan Buddha terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, meliputi bidang
sosial, teknologi, kesenian, dan pendidikan :
1. Bidang Sosial
a.
pada bidang sosial,
tradisi Hindu-Buddha berpengaruh terhadap sistem kemasyarakatan dan
pemerintahan.
b.
dalam sistem
pemerintahan asli Indonesia, masyarakat Indonesia tersusun dalam
kelompok-kelompok desa yang dipimpin kepala suku, yang kemudian terpengaruh
ajaran Hindu-Buddha.
c.
timbul kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha.
2.
Bidang Teknologi
a.
Peninggalan Hindu-Buddha
dalam bidang seni bangunan (arsitektur) yang berkembang di Indonesia adalah
candi, yupa, dan prasasti.
b.
Candi di Indonesia
berbentuk punden bertingkat digunakan sebagai makam raja dan bagian atas punden
bertingkat dibuatkan patung rajanya.
c.
Candi di India berbentuk
stupa bulat digunakan sebagai tempat sembahyang atau memuja dewa.
d.
Candi
bercorak Hindu antara lain Candi Prambanan dan Candi Dieng.
e.
Candi
bercorak Buddha antara lain Candi Borobudur dan Candi Kalasan.
3.
Bidang Kesenian
a.
pengaruh tradisi
Hindu-Buddha di Indonesia tampak pada bidang kesenian, khususnya seni rupa dan
seni sastra.
b.
pada
bidang seni rupa, banyak ditemui hiasan-hiasan pada dinding candi (relief)
sesuai unsur India.
c.
pada bidang seni sastra,
pengaruh tradisi Hindu Buddha diketahui dari penggunaan huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta pada prasasti-prasasti.
d.
hasil kesusastraan
Indonesia bersumber dari India yaitu cerita Ramayana dan Mahabrata yang
dijadikan lakon wayang.
e.
kitab Hindu dan Buddha
yang menjadi aset bangsa saat ini yaitu Negarakertagama dan Barathayudha.
4.
Bidang Pendidikan
a.
pada bidang pendidikan, pengaruh
tradisi Hindu-Buddha diketahui sampai akhir abad ke-15 M.
b.
ilmu pengetahuan
berkembang pesat, khususnya pada bidang sastra, bahasa, dan hukum.
c.
kaum Brahmana adalah
kelompok yang berwewenang memberikan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat
Hindu-Buddha.
d.
Salah satu hasil dari
perkembangan pendidikan, dikemukakan oleh I-Tsing, bahwa di Sriwijaya terdapat
"universitas" yang dapat menampung ratusan mahasiswa biarawan Buddha
untuk belajar agama Buddha.
1. Kerajaan Kutai
a. terletak di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam.
b. Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia.
c. Peninggalannya adalah 7 prasasti ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta, yang ditulis pada Yupa.
d. Yupa yaitu tugu dari batu berfungsi sebagai tiang untuk menambatkan hewan
yang akan dikorbankan.
e. Isi prasasti Yupa di Kutai yaitu :
1) silsilah : Kundungga berputera Acwawarman yang seperti dewa matahari.
Acwawarman berputera tiga – seperti api tiga. Dari ketiga putra tersebut,
Mulawarman raja yang baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan
kenduri (selamatan), mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para
Brahmana.
2) Tempat sedekah : Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah
memberi sedekah 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana di tempat tanah yang
sangat suci “Waprakecvara”.
3) Macam-macam sedekah yang lain seperti : wijen, malai bunga, lampu,
dll.
f.
Dari berita prasasti Yupa dapat diketahui tentang keadaan pemerintahan, sosial,
dan ekonomi di kerajaan Kutai yaitu :
1) Secara pemerintahan, Raja Mulawarman disebut sebagai raja terbesar di
Kutai, sebab dapat menaklukkan raja-raja sekitarnya.
2) secara sosial, masyarakat mengenal kasta-kasta karena pengaruh India.
Keluarga Kundungga pernah melakukan upacara Vratyastoma yaitu upacara penyucian
diri untuk masuk kasta Ksatria.
3) secara ekonomi : disebutkan raja menghadiahkan 20.000
ekor lembu, berarti peternakan maju, begitupun dalam bidang pertanian, karena
Kutai terletak di tepi sungai, maka merupakan kerajaan yang makmur meskipun
luput dari perhatian Cina.
2. Kerajaan Tarumanegara
a. terletak di Jawa Barat diantara tiga daerah yaitu
Karawang, Jakarta, Bogor.
b. peninggalannya berupa 7 buah prasasti berhuruf Pallawa
berbahasa Sansekerta. Tidak berangka tahun, dilihat dari langgam hurufnya atau
bentuk hurufnya prasasti tersebut ditulis
±
abad 5 M.
c. Sumber sejarahnya : prasasti dan berita dari luar negeri,
terutama dari Cina.
1) Nama ketujuh prasasti sebagai sumber sejarah kerajaan
Tarumanegara yaitu :
Ø Prasasti Ciaruteun, ditemukan di Ciampea, daerah Bogor.
Ø Prasasti Kebon Kopi di Cibungbulang, daerah Bogor.
Ø Prasasti Jambu di Bukit Pasir Koleangkak, daerah Bogor.
Ø Prasasti Tugu, di Desa Tugu, Cilincing (Jakarta Utara)
Ø Prasasti Lebak,
ditepi Sungai Cilincing di Lebak, daerah Banten.
Ø Prasasti Pasir Awi,
di Pasir Awi, daerah Bogor.
Ø Prasasti Muara Cianten, di Muara Cianten, daerah Bogor.
2) berita Cina yang menggambarkan keadaan di wilayah nusantara berasal dari
musafir Cina bernama Fa-Hein, yang menyebutkan adanya kerajaan bernama To-lo-mo
dan beberapa kali mengirim utusan ke Cina.
d. berdasarkan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara dapat diketahui tentang
keadaan :
1) Pemerintahan dan kehidupan masyarakat yaitu :
Ø Kerajaan Taruma berkembang pada abad 5 M.
Ø Rajanya yang terkenal
Purnawarman.
Ø Penganut agama Hindu aliran Vaisnawa.
Ø Purnawarman memerintah dalam waktu cukup lama, terkenal sebagai raja yang
dekat Brahmana, dan memikirkan kepentingan rakyat (penggalian sungai Gomati
sepanjang 11 km, dari prasasti Tugu).
e. secara sosial : kehidupan
rakyatnya aman dan tenteram.
f. secara ekonomi : pertanian merupakan mata pencaharian pokok.
g.
perdagangan
sudah berkembang.
h.
sudah
mengenal penanggalan (tanggal 8 paro
petheng bulan Palguna sampai tanggal 13 paro terang bulan Caitra).
i. perekonomian maju, raja memberikan sedekah 1.000 ekor
lembu pada para Brahmana.
Prasasti Tugu ditemukan di Tanjung Priok, Jakarta ( Huruf
Pallawa dan Bahasa Sansekerta)
3. Kerajaan Kaling
a.
Letak kerajaan Kaling
atau Holing diperkirakan di Jawa Tengah. Nama Kaling berasal dari Kalinga, nama
sebuah kerajaan di India Selatan.
b.
Sumbernya adalah berita
Cina yang menyebutkan kotanya dikelilingi pagar kayu, rajanya beristana di
rumah bertingkat, ditutup dengan atap, Orang-orangnya sudah pandai
tulis-menulis dan mengenal ilmu perbintangan.
c. sangat tampak bagi orang Cina, bahwa orang Kaling (Jawa) jika makan tidak
memakai sendok atau garpu, tetapi dengan jarinya saja. Minuman kerasnya dibuat
dari air sadapan tandan bunga kelapa (tuak).
d. Diberitakan bahwa tahun 640 atau 648 M kerajaan Jawa mengirim utusan ke
Cina. Pada tahun 666 M, dikatakan bahwa tanah Jawa diperintah oleh seorang raja
perempuan (674 – 675 M), orang-orang Holing atau Kaling (Jawa) menobatkan raja
perempuan bernama Simo yang memegang pemerintahan dengan tegas dan bijaksana.
e. Berdasarkan sumber-sumber kerajaan Kaling diketahui tentang keadaan :
1)
Pemerintahan
dan Kehidupan Masyarakat :
Ø dalam berita Cina disebut ada raja atau Ratu Sima yang memerintah tahun 674
M terkenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan bijaksana.
Ø hukum dilaksanakan dengan tegas, terbukti pada saat raja Tache ingin
menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi berisi uang
dinar di suatu jalan, dan sampai 3 tahun lamanya tidak ada yang berani
mengambil.
2) Keadaan sosial dan ekonomi kerajaan
Kaling :
Ø mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling
subur untuk pertanian.
Ø Bidang perekonomiannya, sudah banyak penduduk melakukan perdagangan apalagi
sudah ada hubungan dengan Cina.
4. Kerajaan
Kanjuruhan
a.
Letak kerajaan
Kanjuruhan di Jawa Timur, dekat dengan kota Malang sekarang.
b.
Kerajaan Kanjuruhan tertulis
dalam prasasti Dinaya :
1)
ditemukan di sebelah
barat laut Malang, Jawa Timur. Angka tahunnya tertulis dengan Candrasengkala
yang berbunyi : NAYAMA VAYU RASA = 682 Caka = 760 M.
2)
isinya menceritakan
bahwa pada abad 8 ada kerajaan berpusat di Kanjuruhan dengan rajanya bernama
Dewa Simha. Ia mempuyai seorang putra bernama Liswa, setelah naik tahta dan
melalui upacara abhiseka Liswa bernama Gajayana.
3)
Liswa mempunyai putri bernama Utteyana yang menikah dengan
Janania.
c.
Sistem pemerintahan dan
agama yang dianut di Kanjuruhan :
1)
selama pemerintahan Gajayana,
dikatakan beragama Hindu Siwa.
2)
Gajayana mendirikan tempat
pemujaan untuk Dewa Agastya, sekarang bernama candi Badut, semula arcanya dibuat
dari kayu cendana, kemudian diganti dengan batu hitam. Yang diresmikan pada
tahun 760 M.
5. Kerajaan Sriwijaya
a. Letak kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan dekat Palembang sekarang,berdiri
abad ke 7 M.
b. Pusat kerajaan belum dapat dipastikan, tetapi sebagian besar para ahli
berpendapat bahwa Palembang sebagai pusat kerajaan Sriwijaya.
c. Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di Asia Tenggara, seperti yang
diberitakan I Tsing seorang musafir Cina yang belajar Paramasastra Sansekerta di Sriwijaya.
d.
Beberapa
prasasti peninggalan Sriwijaya :
1)
Prasasti
Kedukan Bukit (683 M)
2)
Prasasti
Talang Tuo (684 M)
3) Prasasti Kota Kapur di Bangka (686 M)
4)
Prasasti
Telaga Batu (683 M)
5) Prasasti Ligor di tanah genting Kra (755 M)
6)
Prasasti
Karang Brahi (686 M)
7)
prasasti
Bukit Siguntang
8)
prasasti
Palas Pasemah
e.
Sumber-sumber
kerajaan Sriwijaya dari berita Cina, Arab dan India. I Tsing bekerjasama dengan
Sakyakirti menulis kitab Hastadandasastra dan tahun 711 M disalin oleh I Tsing dalam bahasa Cina. Sumber lain
kerajaan Sriwijaya yaitu dari tambo dinasti T’ang, dinasti Sung, dan Chau You
Kwa dalam bukunya Chu Fan Chi, dan lain-lain.
f. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya
1) Faktor-faktor yang
menguntungkan Perkembangan Sriwijaya menjadi kerajaan besar dan kerajaan
maritim nasional Indonesia yaitu :
Ø Faktor geografis, letaknya yang strategis dalam jalur dagang antara India
dan Tiongkok, lebih ramai setelah jalan darat India – Tiongkok terputus.
Ø Muara sungai di Sumatera lebar dan landai mudah dilayari.
Ø Faktor ekonomis, di Sumatera banyak hasil untuk diperdagangkan, misalnya
penyu, gading, kapur barus, dll.
Ø Keruntuhan kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja, yang dulunya
sangat berperan di Asia tenggara, pada abad 7 M runtuh, dan digantikan
Sriwijaya, sehingga cepat berkembang sebagai negara maritim.
2)
Sistem
pemerintahan dan perluasan daerah
Ø Kerajaan Sriwijaya
terus melakukan perluasan wilayah, dengan raja yang terkenal adalah
Balaputradewa (merupakan keturunan Dinasti Syailendra).
Ø Sriwijaya pada masa pemerintahan Balaputradewa mencapai jaman keemasan.
Ø Sriwijaya sudah mengadakan hubungan dengan Cina dan India. hubungannya
dengan India, tertulis dalam prasasti Nalanda, isinya menyebutkan bahwa “sebuah
biara telah dibangun oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala, atas perintah Raja
Balaputradewa, Maharaja di Suwarnadwipa”.
3)
Agama yang berkembang di Sriwijaya
Ø Berita I Tsing mengatakan bahwa Sriwijaya maju dalam agama Budha dan berperan
sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan agama Budha. I Tsing belajar
tata bahasa Sansekerta selama 6 bulan di Sriwijaya. Ilmu keagamaan
(teologi) Buddha di pelajari di Sriwijaya.
Ø Pendeta Budha yang terkenal adalah Sakyakirti. Mahasiswa dari luar negeri
datang di Sriwijaya dulu, sebelum belajar lebih lanjut ke India. Peninggalan
candi di Sriwijaya terletak di Muara Takus dekat sungai Kampar di daerah Riau,
juga di Bukit Siguntang ditemukan Arca Buddha
4)
Segi atau bidang ekonomi
Ø Sriwijaya sebagai pusat perdagangan menjadi negara yang
makmur bagi rakyatnya.
Ø sebagai pelabuhan yang dilewati kapal-kapal dagang
mendapat pemasukan dari pajak.
Ø hasil Sriwijaya yang banyak diperdagangkan adalah :
gading, beras, rempah-rempah, kayu manis, kemenyan, emas dan sebagainya.
Ø Sriwijaya sebagai negara maritim mengandalkan
perekonomian dari kegiatan perdagangan dan hasil laut.
Ø untuk menciptakan stabilitas kerajaan Sriwijaya, maka membentuk
armada laut yang kuat supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaran
perdagangan.
g. Faktor Kemunduran dan Keruntuhan Sriwijaya
a.
Faktor Ekonomi :
Sriwijaya mengalami
kemunduran pada abad ke-10 M, setelah terjadi persaingan ekonomi antara
Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Medang di Jawa Timur.
b.
Faktor Politik :
Sriwijaya semula menjalin hubungan baik
dengan Colamandala, akhirnya terjadi permusuhan, Colamandala menyerang dua kali
(tahun 1023 M dan 1068 M) ke Sriwijaya, serangannya tidak mengakibatkan Sriwijaya
hancur, tetapi memperlemah keadaan pemerintahan di Sriwijaya.
c.
Faktor wilayah yang makin
memperlemah posisi Sriwijaya yaitu :
Ø
banyak
daerah kekuasaan Sriwijaya melepaskan diri.
Ø
Kerajaan
Singasari di Jawa Timur menyerang Sriwijaya lewat ekspedisi Pamalayu (1275 M).
Ø Serangan hebat dari kerajaan Majapahit tahun 1377 M, kemungkinan besar mengakhiri
riwayat Sriwijaya.
6. Kerajaan Mataram Lama (berpusat di Jawa Tengah)
a. Kerajaan Mataram Lama bercorak Hindu-Buddha dikenal sebagai kerajaan yang
toleran beragama, dibuktikan kerajaan diperintah dua dinasti yaitu Dinasti
Sanjaya beragama Hindu dan Dinasti Sailendra beragama Buddha.
b. Berdasarkan interpretasi terhadap prasasti-prasasti, kedua dinasti saling
mengisi pemerintahan dan kadang-kadang memerintah bersama-sama. Kerajaan
Mataram Lama yang diperintah oleh dua dinasti secara bersamaan, yaitu ketika
Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya menikah dengan Sri Pramodhawardhani dari
dinasti Syailendra. Pada masa kekuasaannya banyak membangun candi-candi
bercorak Hindu-Buddha.
c. Prasasti-prasasti kerajaan Mataram yaitu :
1) Prasasti Canggal (732 M), terletak di Kecamatan Salam Magelang, diketahui
bahwa raja pertama dinasti Sanjaya adalah Sanjaya yang memerintah di ibukota
Medang.
2) Prasasti Kalasan (778 M) terdapat di sebelah timur Yogyakarta, menyebutkan
Raja Panangkaran bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai
Panangkaran.
3)
Prasasti Kedu atau
Prasasti Mantyasih (907 M) mencantumkan silsilah raja-raja yang memerintah di
kerajaan Mataram. Prasasti Kedu dibuat pada masa Raja Rakai Dyah Balitung.
Silsilah raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Mataram Lama :
1. Rakai Mataram Sang
Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai
Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai
Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai
Warak
5. Sri Maharaja Rakai
Garung
6. Sri Maharaja Rakai
Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai
Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai
Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai
Dyah Balitung.
d. Menurut prasasti Kedu diketahui Raja Sanjaya digantikan oleh Rakai
Panangkaran. Selanjutnya seorang keturunan raja Dinasti Sailendra bernama Sri
Sanggrama Dhananjaya berhasil menggeser kekuasaan Dinasti Sanjaya dipimpin
Rakai Panangkaran tahun 778 M. Sejak saat itu Kerajaan Mataram dikuasai
sepenuhnya oleh Dinasti Sailendra. Tahun 778 - 856 M sering disebut sebagai
pemerintahan selingan, karena antara Dinasti Sailendra dan Dinasti Sanjaya
silih berganti berkuasa di Mataram. Dinasti Sailendra yang beragama Buddha
mengembangkan kerajaan Mataram Lama berpusat di Jawa Tengah bagian selatan,
sedangkan Dinasti Sanjaya yang bergama Hindu mengembangkan kerajaan berpusat di
Jawa Tengah bagian Utara.
e. Puncak kejayaan Dinasti Sanjaya terjadi masa pemerintahan Raja Balitung
yang menguasai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia mendirikan candi Prambanan dan
Loro Jonggrang. Masa pemerintahan raja-raja Mataram setelah Dyah Balitung tidak
terlalu banyak sumber yang menceritakannya. Tetapi dapat diketahui nama-nama
raja yang memerintah, yaitu Daksa (913-919 M), Wawa (919-924 M), Tulodhong
(924-929 M), dan Mpu Sindok (929-948 M). Pada tahun 929 M ia memindahkan
ibukota kerajaan dari Medang ke Daha (Jawa Timur).
7. Kerajaan Mataram Lama (berpusat di Jawa Timur)
a.
Mpu Sindok memindahkan
ibukota kerajaan Mataram dari Medang (Jawa Tengah) ke Daha (Jawa Timur).
Selanjutnya Mpu Sindok mendirikan dinasti baru bernama Isanawangsa dan
menjadikan Walunggaluh sebagai pusat Kerajaan. Mpu Sindok memerintah tahun 929 -
948 M. Mpu Sindok kemudian digantikan Sri Isana Tunggawijaya memerintah sebagai
Ratu dan menikah dengan Raja Sri Lokapala, dikaruniai seorang putra bernama Sri
Makutawang Swardhana.
b.
Berdasarkan Prasasti
Pucangan (1019 M), Pada akhir abad ke-10 M, Mataram selajutnya diperintah Sri
Dharmawangsa yang memerintah tahun 1016 M, Ia adalah salah seorang keturunan
Mpu Sindok. Berdasarkan berita dari Cina, disebutkan bahwa Dharmawangsa pada
tahun 990 M mengadakan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya mematahkan monopoli
perdagangan Sriwijaya. Serangan gagal, bahkan Sriwijaya berhasil menghasut Raja
Wurawari (sekitar Banyumas di Jawa Timur) untuk menyerang istana Dharmawangsa
tahun 1016 M.
c. Dari sini mulai terjadi kehancuran Dharmawangsa, setelah Wurawari melakukan
penyerangan ke istana. Peristiwa ini menewaskan seluruh keluarga raja termasuk
Dharmawangsa sendiri, dan hanya Airlangga berhasil menyelamatkan diri bersama
Purnarotama, kemudian bersembunyi di Wonogiri (hutan gunung) untuk hidup
sebagai seorang pertapa.
d.
Pada tahun 1019 M,
Airlangga (menantu Dharmawangsa) dinobatkan menjadi raja menggantikan
Dhamawangsa oleh para pendeta Buddha. Ia segera mengadakan pemulihan hubungan
baik dengan Sriwijaya. Airlangga membantu Sriwijaya ketika diserang Raja
Colamandala dari India Selatan. Tahun 1037 M, Airlangga berhasil mempersatukan
kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai Dharmawangsa. Airlangga kemudian
memindahkan ibukota kerajaan dari Daha ke Kahuripan.
e. Tahun 1042 M,
Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya bernama Sangrama Wijaya
Tunggadewi. Namun putrinya menolak dan memilih menjadi seorang petapa
dengan nama Ratu Giriputri. Selanjutnya Airlangga memerintahkan Mpu Bharada
membagi kerajaan menjadi dua yaitu :
1) kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada putra sulungnya bernama
Garasakan (Jayengrana) beribukota di
Kahuripan (Jiwana) meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan
2)
Kerajaan Panjalu
(Kediri) di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya bernama Samarawijaya (Jayawarsa), beribukota di
Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun. Perkembangan
selanjutnya yang memerintah di Kediri yaitu raja Jayawarsa, Jayabaya,
Sarwewara, Gandara, Kameswara, dan Kertajaya. Kerajaan Kediri pada masa
Kertajaya, akhirnya dapat dikalahkan oleh Bupati dari Tumapel (daerah kekuasaan
Kediri) tahun 1222 M dalam pertempuran di Ganter, sehingga berakhirlah
kekuasaan Kerajaan Panjalu (Kediri).
8. Kerajaan Singasari
(Tahun 1222 – 1292 M)
a. Sumber sejarah tentang Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan
Negarakertagama, serta prasasti-prasasti peninggalannya.
b. Pararaton atau Katuturanira Ken Arok, isinya menceritakan riwayat Ken Arok
dari lahir sampai menjadi raja dan urutan raja-raja yang memerintah di
Singasari.
c.
Negarakertagama ditulis
oleh Prapanca (seorang pujangga kraton Majapahit tahun 1365 M) berisi tentang
Pandangan filsafat, keindahan kraton Majapahit, perjalanan suci Hayam Wuruk ke
tempat percandian leluhurnya antara lain ke Singasari dan memuat riwayat Ken
Arok.
d. Perkembangan kerajaan Singasari diperintah oleh beberapa raja. Pertama
adalah Ken Arok yang berhasil menjadi raja pertama Singasari. Setelah membunuh
Tunggul Ametung (Akuwu di Tumapel), Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya Raja
Kediri dalam pertempuran Ganter tahun 1222 M. Istri Tunggul Ametung bernama Ken
Dedes dipersunting Ken Arok, menurut ramalan Ken Dedes akan menurunkan
raja-raja besar.
e. Setelah Ken Arok meninggal karena dibunuh Anusapati (anak tirinya), maka
Anusapati menggantikan sebagai raja. Tohjaya anak Ken Arok dengan Ken Umang
membalas dendam dengan membunuh Anusapati. Tohjaya hanya beberapa bulan saja
memerintah karena terjadi pemberontakan dan Tohjaya terbunuh. Ronggowuni dan
Mahisa Campaka, sebagai raja dan patih memerintah di Singasari ± 20 tahun dan pemerintahannya
stabil.
f. Putra Ronggowuni bernama Kertanegara, menggantikan ayahnya menjadi raja
Singasari, dan Singasari mencapai puncak
kejayaan di bawah pemerintahan raja Kertanegara.
g. Kertanegara terkenal dengan gagasannya menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan
di Nusantara di bawah payung kekuasaan Singasari. Cita-cita ini dikenal sebagai
Wawasan Nusantara I. Usaha Kertanegara untuk melaksanakan cita-citanya yaitu :
1) Melakukan perluasan daerah dan hubungan dengan luar negeri. Pengiriman
expedisi ke Sumatra yang terkenal dengan ekspedisi Pamalayu 1275 M. Kertanegara
mengadakan kerjasama dengan Campa untuk bersama-sama menghadapi Ku Bilai Khan
dari Cina, yang dianggap sebagai ancaman oleh Kertanegara.
2) struktur pemerintahan Singasari sudah lengkap, yaitu pada masa pemerintahan
Kertanegara, raja sebagai penguasa tertinggi dan didampingi dewan penasehat. Dibawahnya
masih terdapat pegawai-pegawai yang mengawasi berbagai bidang yaitu bidang
agama, pertahanan, dan sebagainya.
3) kehidupan agama pada masa pemerintahan raja Kertanegara, agama Hindu dan
Budha sama-sama berkembang. Kertanegara sendiri memeluk Ciwa-Budha aliran Tantrayana,
sehingga terjadi sinkretisme antara agama Hindu-Buddha.
h.
Politik perluasan daerah
yang dicanangkan Kertanegara, mengakibatkan banyak tentara dikirim keluar
daerah, sehingga pada waktu sedang sepi penjaga, dan pasukan penjaga istana
berkurang, Singasari diserang melalui pemberontakan dari raja Kediri (daerah
bawahan Singasari) yaitu oleh Jayakatwang tahun 1292 M. Kertanegara meninggal
dalam peristiwa ini dan dicandikan di dua tempat yaitu di Candi Jawi dan candi
Singasari.
i.
Raden Wijaya dengan
bantuan pasukan Tar-Tar (dari Cina) dapat mengalahkan Jayakatwang, dan
mendirikan kerajaan Majapahit. Kertanegara sebagai raja terakhir dan terbesar
dari kerajaan Singasari, diabadikan di beberapa tempat. Arca Kertanegara terkenal
bernama Joko Dolog di Surabaya. Dengan wafatnya Kertanegara, maka berakhirlah
riwayat kerajaan Singasari.
9. Kerajaan Majapahit
a. Sumber-sumber
sejarah Majapahit yaitu:
1)
Prasasti
Kudadu
2)
Kitab
Negarakertagama
3)
Kitab
Pararaton
4) Buku-buku kidung, misalnya : Kidung Ronggolawe dan Kidung Sundayana
5) Prasasti-prasasti yang merupakan peninggalan raja Majapahit
6) Berita-berita Cina, misalnya : kitab Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan dan
catatan-catatan dalam tambo dari dinasti Ming.
b. Berdirinya
Majapahit
1) Setelah kerajaan Singasari hancur, Raden Wijaya bersama-sama pengikutnya
lari karena dikejar tentara Kediri. Sampai di desa Kudadu mendapat bantuan
kepala desa di Kudadu, kemudian melanjutkan perjalanan ke Madura minta perlindungan
kepada Aria Wiraraja.
2)
Raden Wijaya disuruh
pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya Jayakatwang agar minta daerah di
hutan Tarik. Di hutan Tarik tersebut Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang
kemudian dikenal dengan kerajaan Majapahit.
c. Raja-raja yang memerintah di
Majapahit :
1) Raja pertama Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M). Beliau menikah dengan ke
4 puteri Kertanegara yaitu : Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi
Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden
Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatarbelakang politik agar tidak
terjadi perebutan kekuasaan.
2) Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada
tahun 1309 M. Beliau merupakan raja yang lemah, sehingga banyak terjadi
pemberontakan, yaitu :
a) Pemberontakan Ronggolawe (dapat
diatasi)
b) Pemberontakan Lembu Sora (dapat
dipadamkan)
c) Pemberontakan Nambi (dapat
diatasi)
d) Pemberontakan Kuti tahun 1319 M,
dapat diatasi berkat jasa Gajah Mada dan jasanya tersebut Gajah Mada diangkat
sebagai Patih Kahuripan dan tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.
3) Tribuwanatunggadewi
(1328-1350 M)
a)
Jayanegara
tidak mempunyai putra, maka tahta seharusnya jatuh ke tangan Gayatri (karena
Gayatri memilih menjadi Biksuni), maka putrinya bernama Tribuwanatunggadewi
ditunjuk sebagai wakil dan diangkat menjadi raja ketiga bergelar
Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Di bawah pemerintahannya terjadi
pemberontakan Sadeng dan Keta, yang semuanya dapat diatasi Gajah Mada yang
telah diangkat sebagai patih Majapahit.
b)
Pada
saat upacara pelantikan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331 M, beliau
mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama “Sumpah Palapa”. Inti sumpah adalah Gajah Mada tidak akan makan
Palapa (arti palapa mungkin semacam rempah-rempah), tidak akan bersenang-senang
atau istirahat sebelum seluruh kepulauan Nusantara bersatu dibawah kekuasaan
Majapahit.
c)
Tahun
1350 M Gayatri wafat, maka Tribuwanatunggadewi yang merupakan wakil ibunya
turun tahta, menyerahkan tahtanya kepada
putranya yaitu Hayam Wuruk.
4) Hayam
Wuruk (1350-1389 M)
a)
Pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk, Majapahit mencapai jaman keemasannya. Cita-cita Gajah Mada yang
diucapkan lewat Sumpah Palapa, disebut sebagai Wawasan Nusantara II dapat
tercapai. Wilayah
Majapahit hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka Majapahit disebut
sebagai Negara Maritim Nasional II.
b) Selama pemerintahan Hayam Wuruk terjadi 3 peristiwa penting yaitu :
Ø peristiwa Bubad tahun
1357 M
Ø perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya
Ø upacara Crada, diadakan untuk memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362 M.
c) Dalam bidang ekonomi, Majapahit menjadi pusat perniagaan di Asia Tenggara dengan
hasil-hasil perdagangan yaitu beras, rampah-rempah, dan garam. Maka terjadi
hubungan dengan negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam.
d)
Hasil
sastra jaman Majapahit yaitu :
Ø Kitab Negarakertagama
karangan Prapanca
Ø Kitab Sutasoma
karangan Tantular .
Ø Terdapat Kitab “Kutaramanawa” yang berisi aturan hukum di Majapahit.
e)
Sepeninggal Hayam Wuruk
dan Gajah Mada Majapahit mengalami kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah puterinya
yang bernama Kusumawardhani.
5) Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M)
Pada masa
pemerintahannya terjadi perang saudara dengan Wirabhumi (disebut perang
Paregreg) yang berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi.
6) Setelah Kusumawardhani berturut-turut adalah
:
Ø Dewi Suhita (1429-1447 M)
Ø Bhre Tumapel (1447-1451 M)
Ø Bhre Kahuripan (1451-1453 M)
Ø Purwawisesa (1457-1467 M)
Ø
Pandan Salas (1467-1478 M)
Ø Giridrawardhana.
d. Kerajaan Majapahit mulai mundur dan akhirnya
runtuh disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1)
tidak ada tokoh pengganti yang
berwibawa sesudah Hayam Wuruk (1389 M) dan Gadjah Mada (1364 M) wafat, sehingga
daerah yang luas tak dapat dipertahankan.
2)
terjadi Perang Paregreg (1401 M-1406
M), yaitu perang saudara diantara pewaris kerajaan yaitu Bhre Wirabumi dengan
Wikramawardhana
3) banyak negeri bawahan Majapahit berusaha melepaskan diri.
4) berkembangnya agama Islam di pesisir pantai utara Pulau
Jawa telah mengurangi dukungan terhadap Kerajaan Majapahit.
Ada pendapat yang
mengatakan runtuhnya Majapahit karena serangan dari Demak. Dalam serat Kondo dan Babad Tanah Jawi, mengatakan
bahwa runtuhnya Majapahit ditandai dengan candra sangkala : “Sirna Ilang Kertaning Bumi” (tahun 1400
Caka = 1478 Masehi).
D.
Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
1. Bidang
agama :
a.
setelah
masuknya pengaruh India agama Hindu dan Buddha berkembang di Indonesia,
kepercayaan asli bangsa Indonesia berakulturasi dengan agama Hindu-Buddha sehingga
terjadi akulturasi antara animisme-dinamisme dan Hindu-Buddha.
b.
Wujud
akulturasi pemujaan arwah leluhur dengan ajaran Hindu-Buddha diketahui dari
bentuk arca dan patung yang ditempatkan di candi memperlihatkan unsur
kepribadian dan budaya lokal dan tidak meniru dari India.
2. Bidang politik dan pemerintahan, dibuktikan
dengan lahirnya berbagai kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia.
3. Bidang Pendidikan, yaitu muncul lembaga-lembaga
pendidikan semacam asrama yang mempelajari bidang keagamaan.
4. Bidang sastra dan bahasa, yaitu :
a.
Pengaruh Hindu-Buddha bidang
bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sansakerta dan huruf Pallawa oleh
masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia seni sastra
sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan kerajaan Kediri.
b.
Karya
sastra berupa kitab :
1) Masa Kerajaan Kediri
Ø
Kitab
Kakawin Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
Ø
Kitab
Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh
Ø
Kitab
Smaradhana, karya Mpu Darmaja
Ø
Kitab
Lubdaka dan Kitab Wartasancaya, karya Mpu Tanakung
Ø
Kitab
Kresnayana, karya Mpu Triguna
Ø Kitab
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa, disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
Ø Kitab Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada zaman
kerajaan Kediri.
2) Masa Kerajaan Majapahit
Ø
Kitab
Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
Ø
Kitab
Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular
Ø Kitab Pararaton, menceritakan raja-raja Singosari dan Majapahit
Ø
Kitab
Sundayana, menceritakan Peristiwa Bubat
Ø
Kitab
Ranggalawe, menceritakan Pemberontakan Ranggalawe
Ø
Kitab
Sorandaka, menceritakan Pemberontakan Sora
Ø Kitab Usana Jawa, menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar
Ø Kitab Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu
Tanakung.
c. Hiasan pada candi
atau relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia didasarkan pada
cerita-cerita epik yang berkembang dalam sastra bercorak Hindu ataupun Buddha.
Epik pada relief candi Prambanan misalnya mengambil cerita Ramayana dan relief
candi Penataran mengambil epik kisah Mahabharata.
5. Bidang seni tari :
yaitu relief-relief pada
candi-candi terutama candi Borobudur dan Prambanan menunjukan adanya bentuk
tari-tarian yang berkembang pada masa itu. Tarian perang, tuwung, bungkuk,
ganding, matapukan (tari topeng) merupakan jenis tarian yang terlihat di relief
candi tersebut. Alat gamelan digunakan untuk mengiringi tarian tersebut.
Alat-alat gamelan antara lain gendang, gong, kecer, gambang, saron, dan kenong.
6. Bidang seni pertunjukan
terutama seni wayang :
pada masa Hindu-Buddha, kebudayaan
pertunjukkan wayang mengambil epik cerita Ramayana dan Mahabharata. Cerita yang
dikembangkan merupakan perpaduan antara cerita Hindu-Buddha dan unsur-unsur
budaya asli. Adanya unsur budaya asli dapat terlihat dari adanya tokoh-tokoh
“baru” yaitu Punakawan. Tokoh-tokoh punakawan seperti Bagong, Petruk dan Gareng
(dalam seni wayang golek disebut Astrajingga atau Cepot, Dewala dan Gareng).
7. Peninggalan sejarah berupa prasasti :
a.
Yupa (batu bertulis)
peninggalan dari Kerajaan Kutai.
b.
Tujuh prasasti peninggalan
Kerajaan Tarumanegara yaitu 5 ditemukan di Bogor, 1 di Cilincing, dan 1 di
Lebak Banten, yaitu Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu,
Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi dan Muara Ciaten, dan Prasasti Lebak.
c.
Prasasti
Tuk Mas (abad ke-5 M), peninggalan kerajaan Holing berisi tentang sumber air
dan lambang dewa.
d.
Prasasti
Canggal (732 M), Prasasti Kalasan (778 M), Prasasti Karangtengah (824 M), Prasasti
Matyasih (907 M), Prasasti Argapura (963 M), merupakan sumber sejarah dari
Kerajaan Mataram Kuno.
e.
Prasasti Anjuk Ladang (937
M), sumber sejarah yang mengungkapkan keberadaan Mpu Sindok (raja pertama
Medang dan pendiri Dinasti Isyana).
f.
Prasasti-prasasti
sebagai sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera (684 - 775M), antara lain
Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti
Kota Kapur, dan Prasasti Karang Berahi.
8. Bidang seni
bangunan :
a. Bidang seni bangunan
peninggalan budaya Hindu-Buddha dari pengaruh India di Indonesia yang sangat
menonjol berupa bangunan candi dan stupa yang merupakan salah satu wujud
akulturasi budaya asli Indonesia dengan budaya dari India.
b. Bangunan candi sebagian besar terdiri dari 3 tingkat (Triloka) artinya 3
dunia berupa kesatuan alam semesta, yaitu :
1) Bhurloka, yaitu kaki candi yang mewakili dunia manusia
2) Bhuvarloka, yaitu tubuh candi yang mewakili dunia untuk
disucikan
3) Swarloka, yaitu atap candi yang mewakili dunia para dewa
1) corak candi Jawa Tengah bagian selatan : menggambarkan susunan masyarakat
feudal dan raja sebagai pusat.
2) Corak candi di Jawa Tengah bagian utara : mengambarkan
susunan masyarakat mendekati demokratis.
3) Corak candi di Jawa Timur : menggambarkan susunan masyarakat yang
federal,sehingga raja berdiri di belakanguntuk mempersatukan daerah-daerah
dalam membentuk negara kesatuan.
d.
Candi-candi
yang ditemukan di Indonesia yaitu :
1) Candi
di Jawa Tengah dan Yogyakarta, antara lain : Candi Borobudur, Candi Mendut,
Candi Pawon, Candi Prambanan, Kelompok Candi Dieng, Candi Gedongsongo, Candi
Sukuh , Candi Sarjiwan Candi Lumbung Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi
Bendah.
2) Candi-candi di Jawa Timur, antara lain :
Candi Badut, Candi Jago (Candi Jajaghu), Candi Kidal, Candi Panataran, Candi
Jajawa (Candi Jawi), Candi Singhasari, Candi Rimbi, Candi Bajang Ratu dan Candi
Sumber Awan.
3) Candi di Jawa Barat, antara lain : candi Cangkuang
.
4) Candi-candi di luar Jawa, antara lain : di Sumatera
terdapat beberapa candi seperti candi Muara Jambi, Candi Muara Takus, Candi
Tua, Candi Bungsu, Candi Mahligai, dan Candi Gunung Tua. Di Bali terdapat Candi
Padas atau Candi Gunung Kawi yang terletak di Desa Tampak Siring Kabupaten
Gianyar.
e. Perbedaan/perbandingan candi-candi di Jawa
Tengah dengan candi-candi di Jawa Timur :
Letak Perbedaan
|
Candi di Jawa Tengah
|
Candi di Jawa Timur
|
|
1.
|
Bentuk bangunan
|
Tambun/besar
|
Ramping
|
2.
|
Atap bangunan
|
berundak-undak
|
merupakan perpaduan
tingkatan
|
3.
|
Puncak candi
|
C. Hindu berbentuk
stupa
C. Buddha berbentuk
ratna
|
berbentuk kubus
|
4.
|
Bentuk relief
|
Timbul dan
naturalistik
|
Timbul sedikit dan
simbolik
|
5.
|
Letak candi induk
|
ditengah halaman
|
dibelakang halaman
|
6.
|
Letak/Arah candi
|
Umumnya menghadap
ke timur
|
Umumnya menghadap
ke barat
|
7.
|
Bahan candi
|
batu andesit
|
Terracota/batu bata
|
8.
|
Kala Makara
|
Tidak memiliki
rahang bawah
|
memiliki rahang
bawah
|
Soal Latihan dan Pekerjaan Rumah
Jawablah
pertanyaan berikut ini secara benar, singkat, dan jelas!
1.
Bagaimanakah
proses masuknya Hindu dan Buddha ke Indonesia berdasarkan teori Brahmana dan siapakah
pendukungnya?
2.
Bagaimanakah
tentang proses masuknya Hindu dan Buddha ke Indonesia berdasarkan teori Arus
Balik dan siapakah pendukungnya?
3.
Bagaimanakah
pengaruh agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia pada bidang sosial?
4.
Bagaimanakah
pengaruh agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia pada bidang pendidikan?
5. Apakah
nama kerajaan yang berdiri pertama kali di Indonesia dan dimanakah letaknya?
6.
Bagaimanakah
keadaan pemerintahan, sosial, dan ekonomi dari kerajaan Kutai berdasarkan
Prasasti Yupa?
7.
Dimanakah
letak pusat kerajaan Tarumanegara dan sebutkan 7 buah prasasti sebagai sumber
sejarahnya!
8.
Bagaimanakah
keadaan pemerintahan dan kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara berdasarkan
sumber sejarah yang ditemukan?
9.
Bagaimanakah
keadaan pemerintahan dan kehidupan masyarakat kerajaan Kaling berdasarkan
sumber sejarah yang ditemukan?
10.
Bagaimanakah
keadaan sosial dan ekonomi kerajaan Kaling berdasarkan sumber sejarah yang
ditemukan?
11.
Dimanakah
letak pusat
kerajaan Kanjuruhan serta bagaimanakah sistem pemerintahan dan agama yang
dianutnya?
12.
Dinamakah
letak pusat kerajaan
Sriwijaya dan sebutkan 5 buah prasasti peninggalannya!
13.
Jelaskan
3 faktor yang menguntungkan perkembangan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan
besar dan kerajaan maritim nasional di
Nusantara!
14.
Bagaimankah
kehidupan bidang ekonomi kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya?
15.
Jelaskan
3 faktor yang menyebabkan kemunduran
dan keruntuhan kerajaan Sriwijaya!
16.
Kapan
Kerajaan Mataram Lama yang diperintah oleh 2 dinasti secara bersamaan?
17.
Jelaskan
isi prasasti Kedu atau Prasasti Mantyasih (907 M) dari Kerajaan mataram Lama!
18.
Kapan
Kerajaan Mataram Lama mencapai puncak kejayaan masa Dinasti
Sanjaya dan bangunan apa yang berhasil didirikan?
19.
Mengapa
raja Airlangga memerintahkan Mpu Bharada membagi kerajaan menjadi dua dan apa
nama kerajaannya?
20.
Siapakah
pendiri kerajaan Singosari dan pada masa pemerintahan siapa mencapai puncak
kejayaan?
21.
Sebutkan
3 usaha raja Kertanegara untuk melaksanakan cita-citanya mempersatukan
Nusantara!
22.
Siapakah
pendiri kerajaan Majapahit dan sebutkan 4 sumber sejarahnya!
23.
Mengapa
kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Jayanegara sering terjadi
pemberontakan dan sebutkan 4 pemberontakan yang terjadi?
24.
Mengapa
kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk mencapai puncak kejayaan?
25.
Sebutkan
4 faktor yang menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit!
26.
Apakah bukti masuknya
Hindu dan Buddha di Indonesia pada bidang politik dan pemerintahan?
27.
Sebutkan
4 hasil karya sastra berupa kitab dari
Kerajaan Kediri serta pengarangnya!
28.
Sebutkan
4 hasil karya sastra berupa kitab beserta isi ceritanya dari Kerajaan Majapahit!
29.
Jelaskan 3 corak bangunan candi yang ada di
Pulau Jawa!
30.
Sebutkan 4 perbedaan candi-candi di Jawa
Tengah dengan candi-candi di Jawa Timur (dalam bentuk tabel)!
NB :
Bagi
para pengguna situs ini silahkan menulis komentar pada kolom yang tersedia,
demi perbaikan tulisan ini maupun tulisan-tulisan berikutnya dan kami ucapkan
banyak terima kasih.
---------- selamat
mengerjakan ----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar