IPS 9 Tema 1 A. Perubahan Sosial
(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP
Negeri 1 Bandungan)
1. Pengertian
perubahan sosial :
a. adalah
bentuk peralihan yang mengubah tata kehidupan masyarakat yang berlangsung terus
menerus karena bersifat sosial yang dinamis dan bisa terus berubah.
b. adalah
perubahan yang terjadi pada cara hidup masyarakat. Ini bisa berarti perubahan
pada kebiasaan, nilai-nilai yang diyakini, aturan-aturan, cara orang
berinteraksi, sampai pada bentuk bangunan dan teknologi yang digunakan.
2. Mengapa
penting memahami perubahan sosial?
Masyarakat kita selalu berubah, seperti air yang
mengalir. Kalau kita tidak memahami perubahan ini, kita bisa ketinggalan atau
kaget dengan hal-hal baru. Dengan memahami perubahan sosial, kita jadi lebih
siap menghadapi masa depan, bisa beradaptasi, dan bahkan bisa ikut menciptakan
perubahan yang lebih baik untuk masyarakat.
3. Contoh-contoh perubahan sosial di sekitar kita:
Aspek
Kehidupan |
Dulu (Contoh) |
Sekarang (Contoh) |
Mengapa Ini Perubahan Sosial? |
Komunikasi |
Mengirim
surat via pos, menelepon dari telepon umum. |
Menggunakan
smartphone untuk chat, video call, media sosial. |
Karena
mengubah cara kita berinteraksi jarak jauh menjadi lebih cepat dan instan. |
Belanja |
Pergi
ke pasar tradisional atau toko fisik. |
Belanja
online melalui aplikasi di ponsel. |
Karena
mengubah pola konsumsi dan kebiasaan berdagang, munculnya industri e-commerce. |
Hiburan |
Menonton
TV nasional, mendengarkan radio, bermain di luar. |
Streaming
film/musik,
bermain game online, membuat konten di media sosial. |
Karena
mengubah cara masyarakat mengisi waktu luang dan menikmati hiburan. |
Pendidikan |
Belajar
hanya di sekolah dengan buku cetak, guru menulis di papan tulis. |
Belajar
daring (online), menggunakan e-book, proyektor,
internet untuk riset. |
Karena
mengubah metode dan media pembelajaran, serta akses informasi. |
Pekerjaan |
Mayoritas
pekerjaan di pertanian atau pabrik. |
Banyak
pekerjaan baru di bidang digital, start-up, atau freelancer. |
Karena
mengubah jenis pekerjaan yang dibutuhkan dan cara orang bekerja. |
44. Bentuk-bentuk
dan contoh perubahan sosial berdasarkan waktu, cakupan, arah perkembangan, dan
perencanaannya :
Kategori |
Bentuk Perubahan Sosial |
Pengertian |
Contoh |
Berdasarkan
Waktu |
Perubahan
Lambat (Evolusi) |
Perubahan yang terjadi secara perlahan, bertahap, dan membutuhkan
waktu relatif lama, cenderung tidak mengganggu struktur masyarakat secara
drastis. |
· Masyarakat
Berburu ke Agraris: Evolusi pola hidup dari nomaden menjadi menetap dengan bercocok tanam
dan beternak selama ribuan tahun. ·
Perkembangan Transportasi: Dari gerobak, ke
kereta api, mobil, hingga pesawat terbang, yang mengubah cara bepergian dan
distribusi barang. · Pandangan Peran
Gender: Pergeseran bertahap menuju kesetaraan peran antara pria dan wanita. |
Perubahan
Cepat (Revolusi) |
Perubahan yang berlangsung sangat cepat, drastis, dan seringkali
melibatkan perubahan mendasar pada struktur masyarakat dalam waktu singkat. |
· Revolusi Industri: Pergeseran cepat
dari produksi manual ke mesin, mengubah ekonomi, pekerjaan, dan urbanisasi
secara radikal. ·
Revolusi Teknologi Informasi: Munculnya
internet dan perangkat digital yang mengubah komunikasi, akses informasi, dan
gaya hidup dalam beberapa dekade. · Revolusi Prancis: Perubahan
drastis dari monarki absolut ke republik. |
|
|
|
|
|
Berdasarkan
Cakupan |
Perubahan
Kecil |
Perubahan yang tidak membawa pengaruh besar pada struktur atau
sendi-sendi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, serta tidak memengaruhi
lembaga kemasyarakatan. |
· Perubahan Gaya
Berpakaian: Tren mode yang selalu berganti tanpa mengubah norma atau nilai dasar
masyarakat. ·
Perubahan Gaya Rambut: Tren gaya rambut
yang berkembang dari waktu ke waktu tanpa dampak signifikan pada sistem
sosial. · Penggunaan Bahasa
Gaul: Perubahan kosakata yang populer di kalangan tertentu tanpa mengubah
struktur bahasa formal.
|
Perubahan
Besar |
Perubahan yang membawa pengaruh signifikan pada struktur masyarakat,
memengaruhi lembaga kemasyarakatan, dan aspek penting kehidupan sosial. |
· Masyarakat
Agraris ke Industri: Perubahan mata pencarian, struktur keluarga,
urbanisasi, dan nilai-nilai masyarakat secara fundamental. ·
Monarki ke Demokrasi: Perubahan sistem
politik, distribusi kekuasaan, dan partisipasi warga negara. · Urbanisasi
Massal: Perpindahan penduduk besar-besaran yang mengubah struktur sosial
pedesaan dan perkotaan. |
|
|
|
|
|
Berdasarkan
Arah Perkembangan |
Perubahan
Progres (Maju) |
Perubahan yang menuju ke arah kemajuan, memberikan keuntungan, dan
membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat, serta umumnya diinginkan. |
· Pembangunan
Infrastruktur: Seperti jalan tol dan listrik, yang meningkatkan konektivitas dan
kualitas hidup. ·
Perkembangan Teknologi Komunikasi: Dari surat ke smartphone, mempermudah interaksi dan penyebaran
informasi. · Program
Pengentasan Kemiskinan: Bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas sumber daya manusia. |
Perubahan
Regres (Mundur) |
Perubahan yang menuju ke arah kemunduran, merugikan, dan membawa
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, serta umumnya tidak diinginkan. |
· Peningkatan
Kejahatan/Narkoba: Merusak tatanan sosial, keamanan, dan kesehatan masyarakat. ·
Kerusakan Lingkungan: Akibat
eksploitasi berlebihan, menyebabkan bencana dan kerugian. ·
Kemerosotan Nilai Moral/Disintegrasi Sosial: Menimbulkan
konflik, perpecahan, dan ketidakstabilan. |
|
|
|
|
|
Berdasarkan
Perencanaan |
Perubahan
Direncanakan (Planned Change) |
Perubahan yang disengaja dan direncanakan oleh pihak-pihak tertentu
(agen perubahan) yang memiliki otoritas atau kekuasaan untuk melakukan
perubahan. |
· Program Keluarga
Berencana (KB): Untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. ·
Pembaruan Kurikulum Pendidikan: Meningkatkan
kualitas pendidikan. ·
Pembangunan Kota Baru/Kawasan Industri: Mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah.
|
Perubahan
Tidak Direncanakan (Unplanned Change) |
Perubahan yang terjadi secara spontan, tidak dikehendaki, dan di luar perkiraan
atau kontrol manusia, seringkali disebabkan oleh faktor alam atau kejadian
tak terduga. |
· Bencana Alam: Gempa bumi,
tsunami, atau banjir yang merusak infrastruktur dan mengubah pola hidup. ·
Pandemi (misal COVID-19): Memaksa
perubahan drastis dalam gaya hidup, pekerjaan, dan interaksi sosial secara
global. · Konflik
Sosial/Revolusi Tak Terduga: Memicu pergeseran kekuasaan dan
dampak sosial yang luas. |
5. Faktor internal & faktor eksternal perubahan sosial
a. Faktor internal:
1) Pengertian Faktor internal
adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan dapat
memicu perubahan sosial.
2) Faktor
internal perubahan sosial meliputi :
a) Dinamika Penduduk (Perubahan Jumlah Penduduk):
o Bertambahnya Penduduk: Peningkatan jumlah penduduk,
terutama di suatu wilayah, dapat menyebabkan berbagai perubahan. Misalnya,
peningkatan kebutuhan akan fasilitas publik (pendidikan, kesehatan,
transportasi), persaingan lapangan kerja yang lebih ketat, atau munculnya
permukiman padat penduduk. Hal ini juga dapat mendorong inovasi untuk memenuhi
kebutuhan yang semakin besar.
o Berkurangnya Penduduk: Penurunan jumlah penduduk, misalnya
karena migrasi besar-besaran (urbanisasi, transmigrasi, emigrasi), bencana
alam, atau wabah penyakit, juga dapat mengubah struktur sosial, pola mata
pencaharian, dan interaksi antarindividu dalam masyarakat.
b)
Penemuan Baru (Inovasi):
o Penemuan baru, baik berupa ide, gagasan, alat,
maupun teknologi, adalah salah satu pendorong utama perubahan sosial. Penemuan
ini dapat mengubah cara hidup, pola pikir, dan interaksi sosial masyarakat.
o Discovery: Penemuan suatu unsur kebudayaan atau
teknologi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Contoh: Penemuan listrik.
o Invention: Pengembangan atau penyempurnaan dari
discovery yang sudah ada, sehingga penemuan tersebut mulai digunakan dan diakui
oleh masyarakat. Contoh: Pengembangan lampu pijar dari penemuan listrik.
o Innovation: Proses pembaharuan atau penyesuaian
dari penemuan-penemuan yang sudah ada sehingga diterima dan diterapkan secara
luas dalam masyarakat. Contoh: Berbagai aplikasi yang muncul setelah penemuan
internet.
c)
Konflik Sosial:
o Konflik atau pertentangan yang
terjadi di dalam masyarakat (antarindividu, antarkelompok, atau antar kelas
sosial) dapat menjadi pemicu perubahan. Konflik ini bisa muncul karena
perbedaan kepentingan, nilai, ideologi, atau ketidakadilan.
o Penyelesaian konflik seringkali
menghasilkan aturan, norma, atau sistem baru yang mengubah tatanan sosial yang
ada. Contoh: Konflik buruh dan pengusaha yang mendorong lahirnya undang-undang
ketenagakerjaan.
d)
Pemberontakan (Revolusi):
o Pemberontakan atau revolusi adalah
upaya penolakan terhadap sistem atau tatanan yang telah lama berjalan dan
dianggap tidak memuaskan. Revolusi melibatkan perubahan yang cepat dan mendasar
dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi suatu masyarakat. Contoh: Revolusi
Industri, Revolusi Kemerdekaan.
b. Faktor eksternal:
1) Pengertian faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat dan dapat memengaruhi
terjadinya perubahan sosial.
2) Faktor eksternal perubahan sosial
meliputi :
a) Lingkungan Alam / Bencana Alam:
o Perubahan
lingkungan fisik, seperti bencana alam (gempa bumi, tsunami, banjir, letusan
gunung berapi) atau perubahan iklim, dapat memaksa masyarakat untuk beradaptasi
dan mengubah pola hidup, mata pencarian, bahkan lokasi permukiman. Hal ini akan
menyebabkan perubahan sosial yang signifikan.
b) Peperangan:
o Peperangan, baik
antarnegara maupun antarkelompok dalam suatu negara, dapat menyebabkan
perubahan sosial yang drastis. Peperangan dapat menghancurkan infrastruktur,
mengubah struktur politik, menggeser nilai-nilai, dan bahkan menyebabkan
migrasi massal.
c) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain:
o Interaksi
antarbudaya melalui berbagai cara (perdagangan, pariwisata, pendidikan, media
massa, migrasi) dapat menyebabkan masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke
dalam suatu masyarakat.
o Pengaruhnya bisa bersifat positif atau negatif dan
dapat menyebabkan:
§ Difusi:
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
§ Akulturasi:
Perpaduan dua kebudayaan yang berbeda tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan
asli.
§ Asimilasi:
Peleburan dua kebudayaan atau lebih menjadi kebudayaan baru yang menghilangkan
ciri khas kebudayaan aslinya.
§ Globalisasi:
Proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia,
produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi melalui
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat mempercepat pengaruh
kebudayaan lain.
5. Faktor internal dan eksternal penyebab
perubahan sosial
Kategori Faktor |
Faktor
Penyebab |
Penjelasan
Singkat |
Contoh
Perubahan Sosial |
Faktor
Internal |
Dinamika
Penduduk |
Perubahan
jumlah penduduk (bertambah atau berkurang) di suatu wilayah memengaruhi
kebutuhan, persaingan, dan pola interaksi sosial. |
Peningkatan
penduduk di perkotaan menyebabkan munculnya permukiman padat, kemacetan, dan
kebutuhan fasilitas umum yang lebih banyak. |
Penemuan
Baru (Inovasi) |
Penemuan
ide, gagasan, alat, atau teknologi baru yang mengubah cara hidup, pola pikir,
dan interaksi masyarakat. Ini meliputi discovery (penemuan awal) dan invention
(pengembangan yang diterima). |
Penemuan
internet dan smartphone mengubah cara berkomunikasi, bekerja, dan
mencari informasi secara drastis. |
|
Konflik
Sosial |
Pertentangan
atau perbedaan kepentingan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang
mencari jalan keluar atau penyelesaian. |
Konflik
buruh dan pengusaha bisa memicu perubahan regulasi ketenagakerjaan atau
sistem upah. |
|
Pemberontakan/Revolusi |
Upaya
penolakan terhadap sistem atau tatanan yang sudah ada dan dianggap tidak
memuaskan, seringkali menyebabkan perubahan besar dan cepat. |
Revolusi
Industri menyebabkan pergeseran dari masyarakat agraris ke industri,
menciptakan kelas sosial baru dan pola kerja yang berbeda. |
|
Faktor
Eksternal |
Lingkungan
Alam/Bencana Alam |
Perubahan
kondisi alam (seperti bencana alam atau perubahan iklim) yang memaksa
masyarakat untuk beradaptasi atau berpindah tempat. |
Gempa
bumi dan tsunami memaksa masyarakat untuk membangun kembali permukiman dengan
desain yang lebih tahan bencana atau bahkan relokasi. |
Peperangan |
Konflik
bersenjata antara kelompok atau negara yang dapat menghancurkan
infrastruktur, mengubah struktur politik, dan menggeser nilai-nilai sosial. |
Setelah
perang, suatu negara mungkin mengalami perubahan pemerintahan, batas wilayah,
dan bahkan nilai-nilai patriotisme. |
|
Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain |
Masuknya
unsur-unsur kebudayaan asing melalui interaksi (perdagangan, pariwisata,
migrasi, media) yang dapat menyebabkan difusi, akulturasi, atau asimilasi,
globalisasi. |
Tren
fashion atau gaya hidup dari negara lain menyebar dan diadopsi oleh generasi
muda melalui media sosial. |
Dampak
Positif Perubahan Sosial |
Contoh Perubahan Sosial |
Upaya Menanggulangi Dampak Negatif |
Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK):
Inovasi dan penemuan baru meningkatkan kualitas hidup. |
Penemuan internet dan smartphone
yang mempermudah komunikasi dan akses informasi global. |
Mendorong pendidikan yang
seimbang antara IPTEK dan nilai-nilai moral. |
Peningkatan Efisiensi dan
Efektivitas Kerja:
Proses kerja menjadi lebih cepat dan produktif. |
Penggunaan mesin otomatis di
pabrik yang menggantikan pekerjaan manual, sehingga produksi lebih cepat dan
banyak. |
Membekali masyarakat dengan
keterampilan baru agar tidak tergerus oleh otomatisasi. |
Terciptanya Nilai dan Norma Baru: Nilai dan norma yang lebih
sesuai dengan perkembangan zaman. |
Kesetaraan gender yang semakin
diakui, mendorong partisipasi perempuan di berbagai bidang. |
Sosialisasi nilai-nilai baru yang
positif dan adaptif. |
Peningkatan Kualitas Hidup
Masyarakat:
Akses terhadap fasilitas dan layanan dasar semakin baik. |
Kemudahan akses transportasi
publik yang modern dan terintegrasi, seperti MRT atau KRL. |
Pemerataan pembangunan dan akses
terhadap fasilitas dasar di seluruh wilayah. |
Munculnya Lapangan Pekerjaan Baru: Sektor-sektor ekonomi baru
bermunculan. |
Berkembangnya industri digital
dan ekonomi kreatif yang menciptakan profesi baru seperti content
creator atau developer. |
Mendorong pendidikan vokasi dan
pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. |
Peningkatan Kesadaran Politik dan
Partisipasi Masyarakat:
Masyarakat semakin peduli terhadap isu-isu publik. |
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam pemilu dan gerakan advokasi untuk isu lingkungan. |
Pendidikan politik yang inklusif
dan transparan. |
Diferensiasi Struktural: Terbentuknya lembaga-lembaga
sosial baru yang lebih spesifik.
|
Munculnya lembaga-lembaga khusus
penanganan kasus cybercrime atau perlindungan anak. |
Penguatan fungsi dan koordinasi
antar lembaga sosial. |
Tingkat Pendidikan Formal Semakin
Tinggi dan Merata:
Akses dan jenjang pendidikan yang lebih beragam. |
Banyaknya perguruan tinggi dan
program beasiswa yang memungkinkan lebih banyak orang mengenyam pendidikan
tinggi. |
Peningkatan kualitas pendidikan
dan pemerataan fasilitas pendidikan di daerah terpencil. |
Pemberdayaan Perempuan: Peran perempuan semakin diakui
dan ditingkatkan. |
Banyaknya perempuan yang
menduduki posisi strategis di pemerintahan atau perusahaan. |
Penghapusan diskriminasi gender
dan dukungan terhadap hak-hak perempuan. |
Keterbukaan Informasi: Akses informasi yang lebih luas
dan cepat. |
Masyarakat dapat dengan mudah
mengakses berita, penelitian, atau informasi kesehatan dari seluruh dunia. |
Pendidikan literasi digital untuk
memilah informasi yang benar dan menghindari hoaks. |
Peningkatan Mobilitas Sosial: Kemudahan bagi individu untuk
berpindah status atau posisi dalam masyarakat. |
Seseorang dari keluarga kurang
mampu dapat meraih pendidikan tinggi dan menduduki posisi penting. |
Menyediakan kesempatan yang adil
bagi semua lapisan masyarakat untuk berkembang. |
Munculnya Budaya Ilmuwan: Pendekatan rasional dan ilmiah
dalam menghadapi masalah. |
Masyarakat lebih percaya pada
hasil penelitian ilmiah dibandingkan mitos. |
Mendorong budaya riset dan
penalaran kritis sejak dini. |
Penguatan Hak Asasi Manusia: Pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak dasar individu. |
Adanya lembaga dan regulasi yang
melindungi hak-hak minoritas dan rentan. |
Penegakan hukum yang adil dan
tidak diskriminatif terhadap pelanggaran HAM. |
Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat:
Peningkatan pendapatan dan standar hidup. |
Ketersediaan barang dan jasa yang
lebih beragam dan terjangkau, serta peningkatan layanan kesehatan. |
Kebijakan ekonomi yang pro-rakyat
dan program jaring pengaman sosial. |
7. Dampak negatif dan upaya menanggulangi
perubahan sosial
Dampak
Negatif Perubahan Sosial |
Contoh Perubahan Sosial |
Upaya Menanggulangi Dampak Negatif |
Kesenjangan Sosial: Perbedaan mencolok antara
kelompok yang mampu beradaptasi dan yang tidak. |
Kelompok masyarakat yang
menguasai teknologi semakin maju, sementara yang gagap teknologi semakin
tertinggal. |
Peningkatan akses pendidikan dan
pelatihan:
Memberikan kesempatan yang sama bagi semua lapisan masyarakat untuk mengembangkan
diri.
|
Cultural Lag (Ketertinggalan
Budaya):
Ketidakmampuan masyarakat beradaptasi dengan perubahan nilai atau teknologi
baru. |
Masyarakat yang masih memegang
teguh tradisi kuno kesulitan menerima perubahan dalam tata cara
bersosialisasi yang serba digital. |
Pendidikan dan sosialisasi
berkelanjutan:
Memberikan pemahaman tentang perubahan dan cara beradaptasi. |
Disintegrasi Sosial: Pecahnya persatuan atau tatanan
sosial akibat perbedaan pandangan terhadap perubahan. |
Konflik antar kelompok masyarakat
yang berbeda pandangan politik atau nilai-nilai baru. |
Dialog dan mediasi: Mendorong komunikasi terbuka
untuk mencapai kesepahaman. |
Anomie: Kondisi hilangnya pedoman nilai
dan norma dalam masyarakat. |
Meningkatnya perilaku menyimpang
atau kriminalitas karena norma-norma lama tidak lagi relevan dan norma baru
belum terbentuk. |
Penguatan peran lembaga agama dan
pendidikan:
Menanamkan nilai-nilai moral dan etika. |
Cultural Shock (Guncangan Budaya): Individu atau kelompok merasa
terkejut dan tidak siap menerima budaya baru yang asing. |
Seseorang yang baru pindah ke
kota besar dari desa merasakan kebingungan dengan gaya hidup dan norma yang
sangat berbeda. |
Program orientasi dan adaptasi: Memfasilitasi individu atau
kelompok untuk memahami dan beradaptasi dengan lingkungan baru. |
Perilaku Konsumtif: Gaya hidup yang cenderung
membeli barang yang tidak dibutuhkan. |
Masyarakat yang terus-menerus
membeli produk terbaru meskipun sudah memiliki yang serupa, terpengaruh iklan
dan tren. |
Edukasi keuangan: Meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya pengelolaan keuangan dan hidup hemat. |
Individualisme: Sifat mementingkan diri sendiri
dan kurang peduli terhadap lingkungan sosial. |
Seseorang yang lebih memilih
berinteraksi melalui media sosial daripada bertemu langsung dengan tetangga. |
Mendorong kegiatan komunitas: Mengaktifkan kembali kegiatan
gotong royong dan kebersamaan.
|
Meningkatnya Kriminalitas: Kejahatan yang muncul akibat
tekanan ekonomi, kesenjangan, atau disorganisasi sosial. |
Pencurian atau penipuan siber
yang meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. |
Peningkatan kesejahteraan
ekonomi:
Mengurangi tekanan kebutuhan hidup. |
Kerusakan Lingkungan: Eksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan akibat perkembangan industri dan populasi. |
Penebangan hutan untuk
pembangunan permukiman atau pabrik yang menyebabkan banjir dan longsor. |
Penerapan kebijakan pembangunan
berkelanjutan:
Mengintegrasikan aspek lingkungan dalam setiap pembangunan. |
Lunturnya Nilai-nilai Tradisional: Nilai-nilai luhur yang mulai
ditinggalkan karena dianggap tidak relevan. |
Anak muda yang lebih tertarik
pada budaya asing dan melupakan kesenian tradisional daerahnya. |
Pelestarian budaya lokal: Mengadakan festival budaya atau
pendidikan kesenian tradisional.
|
Perubahan sosial merupakan proses yang tidak bisa dihindari. Penting bagi kita untuk selalu bersikap kritis dan adaptif terhadap setiap perubahan yang terjadi, serta berupaya meminimalisir dampak negatifnya demi terciptanya masyarakat yang lebih baik.
------- oOo -------