IPS 9 Tema 1C. Globalisasi
(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)
1. Pengertian
Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi
internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran,
dan berbagai aspek kebudayaan lainnya. Secara sederhana, globalisasi adalah
proses menyatunya masyarakat dunia dalam berbagai aspek kehidupan tanpa terikat
batas-batas wilayah negara. Ini menciptakan saling ketergantungan antarnegara
dan antarbudaya.
2. Ciri-Ciri Globalisasi
|
Ciri |
Deskripsi |
|
1. Peningkatan Interaksi Kultural |
Terjadi melalui perkembangan media
massa, perjalanan, dan pertukaran budaya yang semakin intens. |
|
2. Perubahan Ruang dan Waktu |
Kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi
membuat jarak terasa semakin dekat dan waktu komunikasi menjadi sangat
singkat. |
|
3. Saling Ketergantungan Ekonomi |
Pasar dan produksi ekonomi antarnegara
menjadi sangat terhubung dan bergantung satu sama lain. |
|
4. Peningkatan Masalah Bersama |
Isu-isu yang dulunya lokal/nasional
kini menjadi isu global (misal: perubahan iklim, pandemi). |
|
5. Peningkatan Gerakan Mobilitas |
Mobilitas orang, barang, dan informasi
semakin mudah dan cepat melintasi batas negara. |
|
6. Perkembangan Organisasi Internasional |
Munculnya organisasi-organisasi global
(misal: WTO, PBB) yang memiliki peran dan pengaruh. |
3. Faktor
pendorong dan penghambat globalisasi serta contohnya
|
Faktor Pendorong Globalisasi |
Contoh |
Faktor Penghambat Globalisasi |
Contoh |
|
Perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi |
Internet memungkinkan orang
berkomunikasi secara instan di seluruh dunia (misalnya, video call dengan
keluarga di negara lain, konferensi online dengan rekan kerja internasional).
Media sosial menyebarkan tren budaya dan informasi dengan cepat. |
Ketidaksetaraan Ekonomi Antar Negara |
Negara miskin atau berkembang kesulitan
bersaing di pasar global karena keterbatasan modal, teknologi, dan sumber
daya manusia, sehingga mereka tertinggal dalam arus globalisasi. |
|
Kemajuan Transportasi |
Penerbangan internasional yang lebih
murah dan cepat memudahkan orang untuk bepergian antar negara, baik untuk
bisnis maupun wisata. Pengiriman barang antar benua menjadi lebih efisien
dengan kapal kargo besar. |
Proteksionisme dan Tarif Perdagangan |
Negara memberlakukan tarif tinggi pada
barang impor untuk melindungi industri dalam negeri, seperti tarif impor baja
di suatu negara yang membuat baja impor menjadi mahal dan kurang diminati. |
|
Kerja Sama Ekonomi Internasional |
Terbentuknya organisasi seperti WTO
(World Trade Organization) yang mengurangi hambatan perdagangan antar negara,
atau perjanjian perdagangan bebas seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA). |
Kebijakan Nasional yang
Anti-Globalisasi |
Negara yang menganut ideologi tertutup
atau otoriter membatasi akses informasi dan interaksi dengan dunia luar,
seperti kebijakan isolasi ekonomi atau sensor ketat terhadap internet. |
|
Berkembangnya Perusahaan
Multinasional |
Perusahaan seperti Apple, Coca-Cola,
atau Samsung memiliki pabrik, kantor, dan pasar di berbagai negara, sehingga
menciptakan jaringan ekonomi global. |
Perlawanan Terhadap Homogenisasi
Budaya |
Gerakan nasionalis atau kelompok adat
yang menolak masuknya budaya asing yang dianggap merusak nilai-nilai lokal, misalnya
penolakan terhadap pembangunan pusat perbelanjaan modern yang menggusur pasar
tradisional. |
|
Liberalisasi Ekonomi |
Penghapusan regulasi yang menghambat
investasi asing dan perdagangan bebas, yang mendorong masuknya modal dan
barang dari luar negeri ke suatu negara. |
Konflik dan Ketegangan Politik Antar
Negara |
Perang atau sengketa wilayah antara dua
negara yang mengganggu jalur perdagangan, investasi, dan hubungan diplomatik,
misalnya perang dagang antara dua kekuatan ekonomi besar. |
|
Ketergantungan Antar Negara |
Sebuah negara membutuhkan impor minyak
dari negara lain, atau membutuhkan ekspor produk pertaniannya ke pasar
internasional untuk menopang ekonominya. |
Perbedaan Budaya dan Bahasa yang Kuat |
Kesulitan komunikasi dan perbedaan
nilai-nilai yang mendalam dapat menghambat kolaborasi internasional, misalnya
kendala dalam negosiasi bisnis antar negara dengan etika bisnis yang sangat
berbeda. |
|
Media Massa dan Budaya Populer |
Film Hollywood atau musik K-pop menjadi
populer di berbagai belahan dunia, menyebarkan gaya hidup, tren fashion, dan
bahasa. Siaran berita internasional yang melaporkan peristiwa di seluruh
dunia secara real-time. |
Kurangnya Sumber Daya Manusia yang
Mampu Bersaing |
Negara dengan tingkat pendidikan rendah
dan minimnya keterampilan teknologi kesulitan berpartisipasi dalam ekonomi
global yang semakin mengandalkan inovasi dan keahlian tinggi. |
|
Peningkatan Kesadaran akan
Permasalahan Global |
Isu perubahan iklim atau pandemi
penyakit yang membutuhkan kerjasama lintas negara untuk mengatasinya,
mendorong kolaborasi riset dan kebijakan bersama. |
Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Internal |
Kudeta, demonstrasi besar-besaran, atau
kerusuhan sipil di suatu negara yang membuat investor asing enggan menanamkan
modal dan mengganggu aktivitas ekonomi. |
4. Saluran globalisasi dan contoh-contohnya
|
Saluran Globalisasi |
Deskripsi |
Contoh |
|
Ekonomi |
Integrasi ekonomi nasional ke dalam
ekonomi global, terutama melalui perdagangan, investasi, dan aliran modal. |
· Perdagangan Internasional: Sebuah perusahaan pakaian di Indonesia
mengimpor bahan baku dari Tiongkok, memproduksi pakaian, dan mengekspornya ke
Amerika Serikat. · Investasi Asing Langsung (FDI): Perusahaan multinasional seperti
Toyota membangun pabrik di Thailand untuk memproduksi mobil yang akan dijual
di pasar Asia Tenggara. · Rantai Pasokan Global: Komponen iPhone diproduksi di berbagai
negara (misalnya, layar dari Korea Selatan, chip dari Taiwan), dirakit di
Tiongkok, dan dijual di seluruh dunia. · Pasar Keuangan Global: Pergerakan modal antar negara yang
cepat, misalnya investor di London membeli saham perusahaan di Tokyo. |
|
Teknologi |
Penyebaran inovasi, informasi, dan
komunikasi secara cepat di seluruh dunia. |
· Internet dan Media Sosial: Berita dan informasi dapat menyebar
secara instan ke seluruh dunia melalui platform seperti Twitter, Facebook,
atau YouTube. · Telekomunikasi: Panggilan video dan konferensi online
memungkinkan komunikasi real-time antara individu atau tim di benua yang
berbeda. · Transportasi: Kemajuan dalam transportasi udara dan
laut yang memungkinkan pergerakan barang dan orang secara cepat dan efisien
antar negara. |
|
Politik |
Peningkatan kerja sama dan koordinasi
antar pemerintah dan organisasi internasional. |
· Organisasi Internasional: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mengatasi isu-isu global seperti perdamaian, kemanusiaan, dan pembangunan. · Blok Perdagangan: Uni Eropa (UE) atau Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menghapus hambatan perdagangan antar
negara anggotanya. · Perjanjian Internasional: Kesepakatan Paris tentang perubahan
iklim yang melibatkan hampir semua negara di dunia untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca. |
|
Budaya |
Pertukaran nilai, ide, gaya hidup, dan
produk budaya antar masyarakat di seluruh dunia. |
· Budaya Populer: Popularitas film Hollywood, K-Pop,
atau anime Jepang di berbagai belahan dunia. · Gastronomi: Keberadaan restoran cepat saji seperti
McDonald's atau KFC di hampir setiap negara, serta penyebaran masakan
internasional (misalnya, sushi di Eropa, pizza di Asia). · Gaya Hidup: Tren fesyen atau kebugaran yang
berasal dari satu negara dengan cepat diadopsi di negara lain melalui media
dan media sosial. · Pendidikan dan Akademik: Program pertukaran pelajar
internasional atau kolaborasi penelitian antar universitas di berbagai
negara. |
|
Pergerakan Orang (Migrasi) |
Peningkatan pergerakan individu antar
negara untuk bekerja, belajar, atau mencari suaka. |
· Migrasi Pekerja: Tenaga kerja migran dari Filipina
bekerja di Timur Tengah atau pekerja konstruksi dari Indonesia bekerja di
Malaysia. · Mahasiswa Internasional: Mahasiswa dari Indonesia melanjutkan
studi di universitas-universitas di Eropa atau Amerika. · Pariwisata: Jutaan orang melakukan perjalanan ke
luar negeri setiap tahun untuk liburan, mendorong pertukaran budaya dan
ekonomi. |
5. Unsur Globalisasi: mudah diterima dan sulit
diterima masyarakat
|
Unsur Mudah Diterima Masyarakat |
Unsur Sulit Diterima Masyarakat |
|
Teknologi Tepat Guna & Inovasi
Praktis: Smartphone, aplikasi online, mesin efisien. |
Gaya Hidup Individualistik Ekstrem: Bertentangan dengan nilai
kolektivisme. |
|
Produk Konsumsi: Barang-barang menarik, makanan cepat
saji, fashion. |
Sistem Kepercayaan/Ideologi
Kontroversial: Misalnya ateisme atau relativisme moral. |
|
Gaya Hidup yang Menawarkan
Kemudahan/Kenyamanan: Selama tidak melanggar norma kuat. |
Perilaku/Sopan Santun yang Drastis
Berbeda: Dianggap tidak etis atau vulgar. |
|
Ilmu Pengetahuan & Pendidikan
Formal: Akses informasi dan metode pembelajaran baru. |
Teknologi Terlalu Rumit atau Mahal: Tidak relevan atau terjangkau. |
|
Gagasan Universal: Hak Asasi Manusia, Demokrasi,
Kesetaraan Gender (dalam konteks tertentu). |
Pola Pakaian/Hiburan yang Melanggar
Norma Agama/Kesusilaan. |
|
Perubahan Struktur Sosial/Keluarga
Inti: Jika mengikis nilai
kekeluargaan tradisional. |
6. Teori Utama Globalisasi
|
Teori Globalisasi |
Tokoh Utama |
Fokus Utama |
|
1. Teori Sistem Dunia |
Immanuel Wallerstein |
Globalisasi sebagai kelanjutan dan
intensifikasi sistem kapitalis dunia dengan pembagian negara inti,
semi-periferi, dan periferi. |
|
2. Teori Ecumene Culture |
Ulf Hannerz |
Penyebaran budaya global (terutama
Barat) yang memengaruhi budaya lokal, bisa homogenisasi atau hibriditas. |
|
3. Teori Jaringan Global |
Manuel Castells |
Peran teknologi informasi dan
komunikasi dalam menciptakan "masyarakat jaringan" global dan
ekonomi informasi. |
|
4. Teori Transformasionalis |
Anthony Giddens |
Globalisasi sebagai proses
multidimensional yang mentransformasi ruang, waktu, institusi, dan hubungan
sosial. |
|
5. Teori Globalisme |
Manfred Steger |
Membedakan antara "globalisasi"
(proses) dan "globalisme" (ideologi pasar global yang dominan). |
|
6. Teori Mc.Donaldization |
George Ritzer |
Penyebaran prinsip-prinsip efisiensi,
kalkulabilitas, prediktabilitas, dan kontrol ke berbagai sektor masyarakat
global. |
7. Awal mula
perkembangan globalisasi melalui tiga fase utama: Perdagangan Kuno, Abad
Penjelajahan, dan Revolusi Industri
|
Fase Perkembangan Globalisasi |
Deskripsi |
Contoh |
|
1. Perdagangan Kuno
(Zaman Kuno hingga sekitar 1600 M) |
Dimulai ketika
peradaban awal mulai melakukan pertukaran barang dan ide lintas batas
geografis. Terbatas oleh teknologi transportasi yang belum maju, namun sudah
menciptakan jaringan ketergantungan antar wilayah. |
·
Jalur Sutra: Jaringan rute perdagangan darat dan laut yang menghubungkan Tiongkok
dengan Eropa dan Timur Tengah. Komoditas utama seperti sutra, rempah-rempah,
porselen, serta ide dan agama (misalnya Buddhisme) diperdagangkan. ·
Jalur Rempah: Rute maritim yang menghubungkan Timur (terutama Asia Tenggara dan
India) dengan Barat, mengangkut rempah-rempah (lada, cengkeh, pala) yang
sangat dicari di Eropa.
·
Perdagangan di Mediterania: Pertukaran barang antara peradaban
Romawi, Yunani, Mesir, dan Timur Tengah melalui laut Mediterania. |
|
2. Abad Penjelajahan
(Sekitar Abad ke-15 hingga ke-17) |
Periode ketika
bangsa-bangsa Eropa (terutama Portugis dan Spanyol) melakukan ekspedisi
maritim besar-besaran untuk menemukan jalur perdagangan baru, mencari
kekayaan, menyebarkan agama, dan memperluas wilayah kekuasaan. Hal ini membuka
rute laut global dan mengawali era kolonialisme. |
·
Penemuan Jalur Laut ke India oleh Vasco da Gama (1498): Membuka rute
perdagangan langsung antara Eropa dan Asia melalui laut, tanpa melalui
perantara Timur Tengah, yang sebelumnya dikuasai pedagang Arab. ·
Pelayaran Christopher Columbus ke Amerika (1492): Secara tidak sengaja
menemukan benua Amerika, membuka jalan bagi eksplorasi, kolonisasi, dan
pertukaran besar-besaran antara "Dunia Lama" dan "Dunia
Baru" (termasuk pertukaran tanaman, hewan, penyakit, dan budaya). ·
Pendirian Perusahaan Dagang Besar: Pembentukan British
East India Company (EIC) dan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) oleh
Belanda, yang menjadi perusahaan multinasional pertama dan menguasai
perdagangan serta wilayah di Asia. |
|
3. Revolusi Industri
(Abad ke-18 hingga ke-19) |
Serangkaian perubahan
teknologi, ekonomi, dan sosial yang dimulai di Inggris, ditandai dengan
penemuan mesin uap, mekanisasi produksi, dan perkembangan transportasi. Ini
meningkatkan produksi massal, efisiensi, dan mempercepat pergerakan barang,
orang, dan informasi, menciptakan pasar global yang lebih terintegrasi. |
·
Penemuan Mesin Uap oleh James Watt: Mendorong perkembangan
pabrik dan memungkinkan produksi barang dalam skala besar, seperti tekstil,
yang kemudian diekspor ke seluruh dunia. ·
Pengembangan Kereta Api dan Kapal Uap: Mempercepat dan
mengefisienkan transportasi barang dan penumpang dalam jarak jauh, baik di
darat maupun laut, menghubungkan pasar-pasar yang sebelumnya terisolasi. ·
Peningkatan Produksi dan Konsumsi Global: Ketersediaan
barang-barang hasil industri yang lebih murah dan melimpah mendorong
peningkatan perdagangan internasional dan ketergantungan ekonomi antar
negara. ·
Perkembangan Telegraf: Memungkinkan komunikasi lintas benua secara hampir instan,
mempercepat transaksi bisnis dan penyebaran berita global. |
8. Proses
globalisasi dalam empat fase utamanya, mencakup waktu, keterangan singkat,
ciri-ciri, dan contohnya
|
Fase Globalisasi |
Waktu |
Keterangan Singkat |
Ciri-ciri Utama |
Contoh |
|
Fase Pertama: Globalisasi
Awal/Pra-Modern |
Sekitar 3000 SM - 1500 M |
Periode awal interaksi antar peradaban
yang berjarak jauh, didorong oleh migrasi, perdagangan, dan penyebaran agama. |
· Terbatas pada rute perdagangan tertentu
(Jalur Sutra, jalur rempah). · Teknologi transportasi dan komunikasi
yang sangat terbatas. · Pertukaran budaya, barang, dan ide yang
lambat. · Pengaruh terutama bersifat regional
atau antar-peradaban yang berdekatan. |
· Jalur Sutra menghubungkan Tiongkok
dengan Eropa. · Penyebaran agama Buddha dari India ke
Asia Tenggara dan Timur. · Migrasi bangsa Bantu di Afrika. · Kekaisaran Romawi dan Mongol yang luas. |
|
Fase Kedua: Globalisasi Modern Awal
(Era Penemuan) |
Sekitar 1500 M - 1800 M |
Dimulai dengan penemuan jalur laut baru
oleh bangsa Eropa, yang mengarah pada kolonisasi dan pembentukan sistem
perdagangan global yang lebih terintegrasi. |
· Penjelajahan samudra dan penemuan
"Dunia Baru". · Kolonialisme dan imperialisme Eropa. · Perdagangan segitiga (budak, bahan
mentah, barang jadi). · Pembentukan sistem ekonomi dunia
berbasis merkantilisme. · Revolusi Ilmiah dan penyebaran ide-ide
baru. |
· Perdagangan rempah-rempah oleh Portugis
dan Belanda. · Penjajahan Amerika oleh Spanyol dan
Inggris. · Perdagangan budak trans-Atlantik. · Penyebaran tanaman dari Dunia Baru
(kentang, jagung) ke Eropa. |
|
Fase Ketiga: Globalisasi Modern (Era
Industri) |
Sekitar 1800 M - 1950 M |
Didorong oleh Revolusi Industri dan
kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, yang menghasilkan integrasi
ekonomi global yang lebih dalam. |
· Revolusi Industri: produksi massal,
pabrik. · Peningkatan pesat dalam transportasi
(kereta api, kapal uap) dan komunikasi (telegraf, telepon). · Pertumbuhan kapitalisme dan korporasi
multinasional awal. · Dua Perang Dunia dan krisis ekonomi
global (Depresi Besar). · Pembentukan institusi internasional
awal. |
· Pembangunan rel kereta api lintas
benua. · Penggunaan telegraf untuk komunikasi
antarnegara. · Perusahaan-perusahaan besar seperti
East India Company. · Perluasan pasar global untuk produk
industri. · Liga Bangsa-Bangsa. |
|
Fase Keempat: Globalisasi
Kontemporer/Hiper-Globalisasi |
Sekitar 1950 M - Sekarang |
Dicirikan oleh kemajuan revolusioner
dalam teknologi informasi dan komunikasi, liberalisasi ekonomi, dan
pertumbuhan lembaga-lembaga global. |
· Revolusi Informasi: internet, komputer,
ponsel. · Liberalisasi perdagangan dan keuangan. · Pertumbuhan pesat perusahaan
multinasional (MNCs) dan jaringan produksi global. · Munculnya organisasi internasional dan
tata kelola global. · Peningkatan interdependensi ekonomi dan
budaya. · Tantangan global (perubahan iklim,
pandemi). |
· Internet dan media sosial yang
menghubungkan orang di seluruh dunia. · Rantai pasokan global (misalnya, iPhone
diproduksi di berbagai negara). · Perjanjian perdagangan bebas (WTO,
NAFTA, AFTA). · Peran PBB, Bank Dunia, IMF. · Film Hollywood yang populer di seluruh
dunia, budaya K-Pop. |
9. Globalisasi di Berbagai Bidang
A.
Globalisasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi IPTEK adalah penyebaran,
pertukaran, dan penerapan ilmu pengetahuan serta teknologi secara lintas
batas negara, memungkinkan akses dan kolaborasi global dalam pengembangan dan
pemanfaatan inovasi. |
Peneliti dari berbagai negara berkolaborasi
dalam proyek vaksin COVID-19. |
|
Ciri-ciri |
· Akses Universal: Informasi dan teknologi dapat diakses
dari mana saja di dunia. · Kolaborasi Global: Penelitian dan pengembangan
melibatkan ilmuwan dan insinyur dari berbagai negara. · Transfer Teknologi Cepat: Penemuan baru dan inovasi menyebar
dengan cepat ke seluruh dunia. · Standardisasi Global: Adopsi standar teknologi dan
ilmiah yang seragam. · Persaingan Global: Kompetisi dalam inovasi dan
pengembangan teknologi di tingkat internasional. |
· Materi perkuliahan dari universitas
terkemuka dunia dapat diakses online. · Proyek pengembangan energi terbarukan
melibatkan tim dari AS, Jerman, dan Tiongkok. · Peluncuran smartphone model terbaru
serentak di berbagai negara. · Penggunaan format data JPEG atau PDF yang
sama di seluruh dunia. · Perlombaan pengembangan AI antara
perusahaan teknologi raksasa. |
|
Faktor Pendorong |
· Kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Internet, telekomunikasi, dan media digital memfasilitasi pertukaran
informasi secara instan. · Liberalisasi Ekonomi dan Perdagangan: Kebijakan yang mendukung aliran bebas
barang, jasa, dan ide. · Kebutuhan Kolaborasi: Kompleksitas masalah global (penyakit,
lingkungan) mendorong riset bersama. · Mobilitas Sumber Daya Manusia: Ilmuwan dan teknisi dapat bekerja di
berbagai negara. · Infrastruktur Digital: Jaringan internet dan
infrastruktur digital yang semakin merata. |
· Video conference untuk seminar ilmiah
internasional. · Investasi asing langsung (FDI) di
sektor R&D. · Proyek ITER (reaktor fusi nuklir) melibatkan
35 negara. · Program pertukaran pelajar dan dosen di
bidang STEM. · Jaringan fiber optik bawah laut yang
menghubungkan benua. |
|
Faktor Penghambat |
· 1. Kesenjangan Digital:
Perbedaan akses dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi. |
· Daerah pedesaan di negara berkembang
dengan akses internet terbatas. · Larangan ekspor teknologi sensitif ke
negara tertentu. · Gugatan hukum atas pelanggaran paten
oleh perusahaan multinasional. · Regulasi privasi data (GDPR di Eropa)
yang berbeda dengan negara lain. · Kurangnya laboratorium canggih atau
jumlah peneliti berkualitas di beberapa negara. |
|
Pengaruh Positif |
· Peningkatan Kualitas Hidup: Inovasi medis, pertanian, dan energi. · Akselerasi Inovasi: Kolaborasi global mempercepat penemuan
dan pengembangan. · Peningkatan Akses Informasi dan
Pengetahuan: Demokratisasi pendidikan dan riset. · Efisiensi dan Produktivitas: Teknologi meningkatkan efisiensi di berbagai
sektor. · Solusi Masalah Global: Upaya kolektif untuk mengatasi
tantangan lingkungan dan kesehatan. |
· Penemuan vaksin malaria yang lebih
efektif. · Pengembangan kecerdasan buatan (AI)
yang lebih canggih melalui riset terbuka. · Platform e-learning seperti Coursera
atau edX. · Otomatisasi pabrik yang meningkatkan
produksi. · Sistem peringatan dini bencana alam
berbasis satelit. |
|
Pengaruh Negatif |
· Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Teknologi canggih hanya dinikmati oleh
sebagian kecil masyarakat. · Ancaman Keamanan Siber: Peningkatan risiko kejahatan siber dan
spionase. · Pengangguran Struktural: Otomatisasi menggantikan pekerjaan
manusia. · Ketergantungan Teknologi: Ketergantungan pada teknologi asing
dan hilangnya kemampuan mandiri. · Penyalahgunaan Teknologi: Penggunaan teknologi untuk tujuan
destruktif. |
· Desa-desa tanpa listrik atau internet
di tengah kota pintar. · Serangan ransomware pada infrastruktur
vital negara. · Pekerja pabrik dirumahkan karena
digantikan robot. · Negara yang sangat tergantung pada
impor komponen teknologi tinggi. · Pembuatan senjata otonom atau
penyebaran disinformasi melalui media sosial. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Pemerataan Akses IPTEK: Program subsidi, pelatihan literasi
digital, dan pembangunan infrastruktur. · Penguatan Regulasi dan Keamanan Siber: Pembentukan undang-undang, badan siber
nasional, dan edukasi keamanan. · Peningkatan Keterampilan SDM: Pendidikan vokasi, reskilling, dan
upskilling agar sesuai kebutuhan industri. · Pengembangan IPTEK Mandiri: Investasi pada riset nasional, insentif
inovasi lokal, dan transfer teknologi yang bertanggung jawab. · Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Pengembangan kerangka etika penggunaan
teknologi dan pengawasan ketat. |
· Program "Internet Masuk Desa"
atau "Satu Juta Sambungan Internet". · UU Perlindungan Data Pribadi dan
pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). · Kursus coding gratis atau program
pelatihan robotika. · Pendanaan pemerintah untuk LIPI/BRIN
atau insentif pajak untuk startup teknologi lokal. · Debat publik tentang etika AI atau
regulasi penggunaan pengenalan wajah. |
B.
Globalisasi di bidang ekonomi
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi ekonomi adalah integrasi
ekonomi nasional ke dalam ekonomi global yang semakin erat, melalui
peningkatan aliran barang, jasa, modal, teknologi, dan tenaga kerja antar
negara. Ini menciptakan saling ketergantungan ekonomi yang lebih besar di
seluruh dunia. |
Perusahaan multinasional memproduksi
barang di satu negara, merakitnya di negara lain, dan menjualnya di pasar
global. |
|
Ciri-ciri |
· Perdagangan Bebas: Pembatasan perdagangan (tarif, kuota)
semakin berkurang. · Mobilitas Modal Tinggi: Investasi dan aliran uang antar negara
terjadi dengan cepat dan mudah. · Perusahaan Multinasional (MNCs): Perusahaan beroperasi di banyak
negara, mengglobalisasi produksi dan distribusi. · Pembentukan Blok Ekonomi: Negara-negara membentuk aliansi untuk
memfasilitasi perdagangan dan investasi. · Pasar Keuangan Global: Bursa saham dan pasar valuta asing
beroperasi 24 jam sehari, menghubungkan ekonomi dunia. |
· Perjanjian perdagangan bebas seperti
ASEAN Free Trade Area (AFTA). · Investor dari Jepang membeli saham
perusahaan di Indonesia. · Samsung memiliki pabrik di Vietnam,
menjual produk di seluruh dunia. · Uni Eropa (EU) sebagai blok ekonomi
terbesar. · Perdagangan mata uang dolar AS terhadap
rupiah yang terjadi secara global. |
|
Faktor Pendorong |
· Kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Memudahkan koordinasi bisnis lintas batas dan akses informasi pasar. · Kemajuan Transportasi: Mengurangi biaya dan waktu pengiriman
barang. · Liberalisasi Kebijakan Perdagangan
dan Investasi: Penurunan hambatan perdagangan dan investasi oleh pemerintah. · Pembentukan Organisasi Internasional: WTO, IMF, Bank Dunia mendorong
integrasi ekonomi. · Pencarian Keuntungan: Perusahaan mencari biaya produksi
lebih rendah, pasar lebih besar, dan sumber daya baru. |
· Video konferensi untuk negosiasi bisnis
internasional. · Penggunaan kapal kontainer raksasa dan
pesawat kargo. · Penghapusan tarif impor untuk produk
elektronik. · Rekomendasi IMF agar negara anggota
membuka pasar. · Perusahaan sepatu AS memindahkan
produksi ke Vietnam karena biaya tenaga kerja lebih murah. |
|
Faktor Penghambat |
· Proteksionisme: Kebijakan pemerintah yang melindungi
industri dalam negeri dari kompetisi asing. · Perbedaan Regulasi dan Hukum: Ketidakseragaman aturan bisnis antar
negara. · Gejolak Politik dan Ketidakstabilan: Konflik, perang, atau ketidakpastian
politik menghambat investasi. · Perbedaan Budaya dan Bahasa: Dapat menjadi hambatan dalam negosiasi
dan operasi bisnis. · Krisis Ekonomi Global: Resesi atau krisis keuangan dapat
memicu penarikan investasi dan kontraksi perdagangan. |
· Peningkatan tarif impor untuk produk
pertanian dari luar negeri. · Perbedaan standar produk antara Uni
Eropa dan Amerika Serikat. · Perang dagang antara Amerika Serikat
dan Tiongkok. · Kesulitan komunikasi antara mitra
bisnis dari budaya yang berbeda. · Krisis keuangan global 2008 yang
menyebabkan kontraksi perdagangan. |
|
Pengaruh Positif |
· Peningkatan Efisiensi dan
Produktivitas: Spesialisasi dan skala ekonomi global. · Akses Pasar Lebih Luas: Produk dan jasa dapat menjangkau
konsumen global. · Transfer Teknologi dan Pengetahuan: Negara berkembang dapat mengadopsi
teknologi canggih. · Peningkatan Pilihan Konsumen: Variasi produk dan harga yang lebih
kompetitif. · Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi: Melalui investasi asing dan
peningkatan ekspor. |
· Perusahaan memproduksi komponen di
negara yang paling efisien. · UMKM Indonesia dapat menjual produknya
melalui e-commerce internasional. · Pembangunan pabrik otomotif asing di
Indonesia membawa teknologi produksi baru. · Konsumen dapat membeli produk dari
berbagai merek global dengan harga bersaing. · Investasi asing yang menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara. |
|
Pengaruh Negatif |
· Kesenjangan Ekonomi: Negara maju lebih diuntungkan, negara
berkembang tertinggal. · Kerentanan Terhadap Krisis Global: Krisis di satu negara dapat menular ke
negara lain. · Hilangnya Industri Lokal: Perusahaan domestik kalah bersaing
dengan MNCs. · Eksploitasi Tenaga Kerja: MNCs mencari upah rendah, mengabaikan
hak pekerja. · Degradasi Lingkungan: Produksi massal dan transportasi
global meningkatkan emisi. |
· Perusahaan teknologi raksasa di negara
maju mendominasi pasar global. · Krisis Subprime Mortgage di AS
berdampak ke seluruh dunia. · Produsen tekstil lokal gulung tikar
karena banjir produk impor murah. · Buruh pabrik di negara berkembang
dengan upah minimum yang rendah dan jam kerja panjang. · Peningkatan emisi karbon dari kapal
kontainer dan pabrik besar. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Penguatan Regulasi Nasional: Menetapkan standar ketenagakerjaan,
lingkungan, dan anti-monopoli. · Peningkatan Daya Saing Lokal: Dukungan untuk UMKM, inovasi, dan
peningkatan kualitas SDM. · Diversifikasi Ekonomi: Tidak hanya bergantung pada
satu sektor atau pasar ekspor. · Kerja Sama Regional dan
Internasional: Membangun aliansi untuk menghadapi MNCs atau krisis. · Pendidikan dan Pelatihan: Menyiapkan tenaga kerja dengan
keterampilan yang relevan dengan pasar global. |
· Penetapan Upah Minimum Regional (UMR)
yang layak dan pengawasan ketat. · Program bantuan modal dan pelatihan
untuk UMKM, serta promosi produk lokal. · Pengembangan sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif selain manufaktur. · Pembentukan kelompok negara G77 untuk
menyuarakan kepentingan negara berkembang. · Kurikulum pendidikan yang memasukkan
keahlian digital dan bahasa asing. |
C. Globalisasi di bidang budaya
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi budaya
adalah penyebaran ide, nilai, makna, dan gaya hidup ke seluruh dunia yang
menghasilkan homogenisasi budaya di satu sisi, dan hibridisasi atau
lokalisasi budaya di sisi lain. Ini melibatkan pertukaran dan interaksi
antarbudaya yang intensif melalui berbagai media dan mobilitas manusia. |
Tren fesyen global,
seperti gaya berpakaian yang sama di kota-kota besar di berbagai benua. |
|
Ciri-ciri |
· Homogenisasi Budaya: Penyebaran budaya dominan (seringkali
Barat) yang membuat budaya lokal menjadi seragam. · Hibridisasi Budaya (Glocalization): Pencampuran budaya lokal dengan budaya
global menghasilkan bentuk baru. · Peningkatan Interaksi Antarbudaya: Pertemuan dan komunikasi yang lebih
sering antar individu dari latar belakang budaya berbeda. · Penyebaran Media Massa Global: Konten hiburan dan informasi global
mendominasi. · Mobilitas Manusia: Perpindahan penduduk (migrasi,
pariwisata) membawa serta budaya mereka. |
· Munculnya gerai makanan cepat saji
Amerika di seluruh dunia. · Musik K-Pop yang memadukan unsur pop
Barat dengan estetika Korea. · Kolaborasi seniman dari negara berbeda
dalam proyek seni. · Film-film Hollywood yang ditonton di
seluruh dunia. · Restoran masakan Indonesia yang populer
di Eropa. |
|
Faktor Pendorong |
· Teknologi Informasi dan Komunikasi: Internet, media sosial, televisi
satelit memungkinkan penyebaran informasi dan hiburan secara instan. · Industri Hiburan Global: Dominasi film, musik, dan acara TV
dari beberapa negara. · Perusahaan Multinasional (MNCs): Memasarkan produk dengan gaya hidup
dan nilai-nilai tertentu secara global. · Pariwisata Internasional: Meningkatkan interaksi antarbudaya dan
paparan terhadap budaya lain. · Organisasi Internasional dan
Diplomasi Budaya: UNESCO dan program pertukaran budaya. |
· Penggunaan TikTok yang menyebarkan tren
tarian dan lagu secara viral. · Popularitas film Marvel atau lagu-lagu
Taylor Swift secara global. · Pemasaran produk Coca-Cola atau
McDonald's dengan kampanye global. · Jutaan wisatawan mengunjungi Bali
setiap tahun. · Program beasiswa pertukaran pelajar
antar negara. |
|
Faktor Penghambat |
· Nasionalisme Budaya: Upaya negara atau kelompok untuk
melindungi dan mempromosikan budaya lokal. · Perbedaan Bahasa dan Agama: Hambatan komunikasi dan penerimaan
nilai-nilai budaya lain. · Sensor dan Pembatasan Media: Pemerintah membatasi akses ke konten
asing. · Konservatisme Sosial: Penolakan terhadap perubahan atau
pengaruh budaya asing. · Keterbatasan Akses Teknologi: Kesenjangan digital yang menghambat
partisipasi dalam budaya global. |
· Gerakan "Cintai Produk Lokal"
atau penekanan pada identitas budaya. · Kesulitan memahami humor atau konteks
budaya dalam film asing tanpa terjemahan. · Pemblokiran situs web atau konten
tertentu oleh pemerintah. · Komunitas adat yang menolak pengaruh
modernisasi. · Daerah pedesaan tanpa akses internet
yang memadai. |
|
Pengaruh Positif |
· Pengayaan Budaya: Penambahan unsur-unsur baru yang
memperkaya budaya lokal. · Toleransi dan Pemahaman Antarbudaya: Belajar dan menghargai perbedaan
budaya. · Peningkatan Kreativitas: Inspirasi dari berbagai budaya untuk
inovasi seni dan gaya hidup. · Pelestarian Budaya Terancam: Dokumentasi dan promosi budaya lokal
melalui platform global. · Penyebaran Nilai-nilai Universal: Hak asasi manusia, demokrasi,
kesetaraan. |
· Kuliner lokal yang mengadopsi teknik
atau bahan dari masakan asing. · Festival budaya internasional yang dihadiri
berbagai etnis. · Musisi yang mengombinasikan instrumen
tradisional dengan genre musik modern. · Video YouTube tentang tarian adat atau
lagu daerah yang viral. · Kampanye global tentang pentingnya
pendidikan bagi anak perempuan. |
|
Pengaruh Negatif |
· Erosi Identitas Budaya Lokal: Budaya asli terpinggirkan atau hilang. · Westernisasi/Amerikanisasi: Dominasi budaya Barat mengikis
keberagaman budaya. · Konsumerisme dan Materialisme: Gaya hidup didorong oleh konsumsi
berlebihan. · Munculnya Konflik Budaya: Ketegangan antara nilai-nilai
tradisional dan global. · Moral Degeneration: Penyebaran konten negatif atau
nilai-nilai yang bertentangan dengan norma lokal. |
· Generasi muda yang lebih familiar
dengan budaya K-Pop daripada seni tradisional daerah. · Standar kecantikan global yang menekan,
seperti kulit putih atau tubuh kurus. · Peningkatan pembelian barang-barang
mewah dan penggunaan kartu kredit. · Penolakan terhadap festival Halloween
atau Valentine di beberapa komunitas. · Penyebaran konten pornografi atau kekerasan
melalui internet yang merusak nilai moral. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Penguatan Pendidikan Karakter dan
Budaya Lokal: Kurikulum yang menekankan nilai-nilai dan warisan budaya. · Promosi dan Revitalisasi Budaya
Lokal: Festival, pameran,
dan dukungan untuk seniman tradisional. · Filter dan Literasi Media: Edukasi tentang kritis dalam menyaring
informasi dan hiburan global. · Pembatasan dan Regulasi Konten: Pemerintah membatasi akses konten yang
tidak sesuai norma. · Peningkatan Peran Keluarga dan
Komunitas: Pengawasan dan penanaman nilai sejak dini. |
· Penambahan mata pelajaran budaya daerah
di sekolah. · Penyelenggaraan Festival Wayang
Nasional atau dukungan dana untuk sanggar tari. · Pelatihan literasi digital bagi
masyarakat, terutama remaja. · Pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) untuk mengawasi konten televisi. · Orang tua mendampingi anak dalam
menggunakan internet dan media sosial. |
D. Globalisasi di bidang komunikasi
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi komunikasi
adalah proses di mana teknologi, sistem, dan praktik komunikasi menjadi
semakin terintegrasi dan saling terhubung secara global, memungkinkan
pertukaran informasi, ide, dan pesan yang cepat dan mudah tanpa batas
geografis. |
Seseorang di Ungaran
dapat melakukan panggilan video real-time dengan kerabat di London melalui
internet. |
|
Ciri-ciri |
· Kecepatan dan Instan: Informasi dapat menyebar dalam
hitungan detik ke seluruh dunia. · Jangkauan Global: Komunikasi tidak lagi dibatasi oleh
jarak fisik atau batas negara. · Keterhubungan (Interkonektivitas): Berbagai platform dan perangkat
komunikasi saling terhubung. · Konvergensi Media: Berbagai bentuk media (teks, audio,
video) terintegrasi dalam satu platform. · Demokratisasi Akses: Biaya komunikasi yang semakin terjangkau
dan akses yang lebih luas bagi banyak orang. |
· Berita peristiwa di suatu negara
langsung viral di media sosial. · Mengirim email ke kontak di benua lain
dalam sekejap. · Integrasi aplikasi pesan instan dengan
media sosial. · Menonton siaran langsung berita di
ponsel atau tablet. · Tarif paket data internet yang semakin
murah dan terjangkau. |
|
Faktor Pendorong |
· Kemajuan Teknologi: Perkembangan internet, satelit, serat
optik, dan perangkat mobile. · Inovasi Platform Digital: Munculnya media sosial, aplikasi pesan,
dan platform streaming. · Liberalisasi Telekomunikasi: Kebijakan pemerintah yang membuka
pasar telekomunikasi. · Kebutuhan Bisnis Global: Perusahaan multinasional membutuhkan
komunikasi yang efisien antar cabang. · Peningkatan Mobilitas Manusia: Pariwisata dan migrasi mendorong
kebutuhan komunikasi lintas negara. |
· Peluncuran satelit komunikasi baru yang
memperluas jangkauan internet. · Pertumbuhan pengguna WhatsApp,
Instagram, dan YouTube. · Deregulasi monopoli penyedia layanan
telekomunikasi di banyak negara. · Tim riset perusahaan global
berkolaborasi melalui video conference. · TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar
negeri berkomunikasi dengan keluarga di Ungaran melalui telepon seluler. |
|
Faktor Penghambat |
· Kesenjangan Digital (Digital Divide): Perbedaan akses terhadap teknologi
komunikasi. · Sensor dan Regulasi Pemerintah: Pembatasan akses informasi atau
platform tertentu. · Perbedaan Bahasa dan Budaya: Menghambat pemahaman pesan secara
universal. · Privasi dan Keamanan Data: Kekhawatiran akan penyalahgunaan atau
kebocoran data pribadi. · Infrastruktur yang Belum Merata: Ketersediaan jaringan yang terbatas di
daerah tertentu. |
· Daerah terpencil di Indonesia yang
belum memiliki akses internet atau sinyal seluler. · Pemblokiran platform media sosial
tertentu oleh pemerintah. · Kesulitan memahami meme atau slang dari
budaya asing. · Kasus kebocoran data pengguna dari
platform media sosial besar. · Bencana alam yang merusak menara BTS
dan mengganggu komunikasi. |
|
Pengaruh Positif |
· Akses Informasi Cepat dan Luas: Mempermudah pencarian dan penyebaran
berita. · Peningkatan Interaksi Sosial: Menghubungkan individu dan komunitas
dari berbagai belahan dunia. · Demokratisasi Informasi: Memberi suara kepada individu dan
kelompok yang sebelumnya termarjinalkan. · Kemudahan Bisnis dan Kolaborasi: Mempercepat transaksi dan proyek
lintas negara. · Peningkatan Kesadaran Global: Membangun empati dan pemahaman
terhadap isu-isu dunia. |
· Mendapatkan berita terbaru tentang
kejadian di Timur Tengah dalam hitungan menit. · Reunian teman lama dari berbagai negara
melalui grup chat online. · Gerakan sosial yang dimulai dari media
sosial dan menyebar ke seluruh dunia. · Negosiasi kontrak bisnis dengan mitra
di luar negeri melalui video call. · Kampanye global tentang perubahan iklim
yang diorganisir melalui platform online. |
|
Pengaruh Negatif |
· Penyebaran Hoaks dan Disinformasi: Informasi palsu menyebar dengan cepat
dan sulit dikendalikan. · Cyberbullying dan Kejahatan Siber: Peningkatan kasus pelecehan online dan
penipuan digital. · Ancaman Privasi: Data pribadi rentan disalahgunakan
atau diretas. · Ketergantungan Berlebihan: Individu menjadi terlalu bergantung
pada perangkat digital. · Isolasi Sosial (Paradoks): Meskipun terhubung secara digital,
hubungan tatap muka dapat berkurang. |
· Berita palsu tentang vaksin yang
menyebabkan kepanikan di masyarakat. · Kasus pelecehan verbal melalui media
sosial yang berujung depresi. · Data kartu kredit yang dicuri akibat
serangan phishing. · Seseorang yang merasa cemas jika tidak
memegang ponselnya. · Kurangnya interaksi langsung di
keluarga karena semua anggota sibuk dengan gadget masing-masing. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Literasi Digital: Mengedukasi masyarakat untuk memilah
informasi dan mengenali hoaks. · Regulasi dan Penegakan Hukum: Membuat undang-undang yang kuat terhadap
kejahatan siber dan penyebaran hoaks. · Penguatan Etika Komunikasi: Menanamkan nilai-nilai sopan santun
dan bertanggung jawab dalam berkomunikasi online. · Peningkatan Keamanan Data: Menggunakan teknologi enkripsi dan
memperkuat sistem keamanan siber. · Keseimbangan Penggunaan Teknologi: Mendorong aktivitas offline dan
interaksi tatap muka. |
· Kampanye "Anti-Hoaks" dan
edukasi tentang ciri-ciri berita palsu. · Penerapan UU ITE untuk menindak pelaku
penyebaran hoaks dan cyberbullying. · Pendidikan karakter di sekolah yang
menekankan penggunaan media sosial yang bijak. · Penggunaan otentikasi dua faktor pada
akun online dan VPN. · Mengadakan kegiatan keluarga tanpa
gadget atau membatasi waktu penggunaan layar. |
Globalisasi di bidang komunikasi telah
mengubah cara kita berinteraksi dan mengakses informasi secara fundamental.
Penting untuk terus beradaptasi dengan perubahan ini sambil tetap waspada
terhadap potensi dampak negatifnya.
E. Globalisasi di bidang transportasi
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi
transportasi adalah peningkatan volume, kecepatan, dan jangkauan pergerakan
manusia, barang, dan informasi melintasi batas-batas negara, didukung oleh
kemajuan teknologi dan integrasi sistem transportasi global. Ini menciptakan
jaringan logistik dan mobilitas yang saling terhubung di seluruh dunia. |
Kontainer berisi produk elektronik
dikirim dari pabrik di Vietnam, melewati Singapura, dan tiba di pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. |
|
Ciri-ciri |
· Peningkatan Volume Pergerakan: Jumlah penumpang dan kargo yang
melintasi negara meningkat pesat. · Kecepatan Tinggi: Moda transportasi modern memungkinkan
perjalanan dan pengiriman barang lebih cepat. · Jangkauan Global: Konektivitas antarbenua melalui udara
dan laut. · Integrasi Sistem: Sistem logistik dan rantai pasok yang
terhubung secara global. · Standardisasi Global: Penggunaan standar teknis dan
operasional yang seragam (misalnya, ukuran kontainer). |
· Jutaan turis internasional bepergian
setiap tahun. · Pengiriman paket ekspres internasional
dalam 2-3 hari. · Penerbangan langsung dari Jakarta ke
Eropa atau Amerika. · Perusahaan logistik global seperti DHL
atau FedEx yang melayani pengiriman ke seluruh dunia. · Ukuran kontainer kargo (TEU) yang sama
di seluruh dunia. |
|
Faktor Pendorong |
· Kemajuan Teknologi Transportasi: Inovasi pada pesawat terbang, kapal
kontainer, kereta api cepat, dan sistem navigasi. · Liberalisasi Perdagangan dan
Investasi: Peningkatan aliran barang dan modal membutuhkan transportasi yang
efisien. · Pertumbuhan Perusahaan Multinasional: Membutuhkan jaringan transportasi
global untuk rantai pasokan mereka. · Peningkatan Pariwisata dan Mobilitas
SDM: Dorongan untuk
perjalanan internasional dan migrasi. · Infrastruktur Transportasi Global: Pengembangan pelabuhan, bandara, dan
jaringan jalan/kereta api yang terhubung. |
· Pengembangan pesawat kargo raksasa
seperti Boeing 747 Freighter. · Perjanjian "Open Sky" yang
meliberalisasi rute penerbangan. · Apple mengirimkan komponen iPhone dari
berbagai negara ke pabrik perakitan di Tiongkok. · Kemudahan mendapatkan visa turis ke
berbagai negara. · Pembangunan Jalur Sutra Maritim baru
yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa. |
|
Faktor Penghambat |
· Peraturan dan Kebijakan Nasional: Hambatan bea cukai, visa, dan standar
keselamatan yang berbeda. · Biaya Infrastruktur Tinggi: Pembangunan dan pemeliharaan jaringan
transportasi global memerlukan investasi besar. · Krisis dan Konflik Global: Pandemi, perang, atau ketidakstabilan
politik yang mengganggu arus transportasi. · Isu Keamanan: Ancaman terorisme, pembajakan, atau
penyelundupan. · Dampak Lingkungan: Kekhawatiran tentang emisi karbon dan
polusi dari transportasi. |
· Pembatasan penerbangan antarnegara
selama pandemi COVID-19. · Tantangan pembiayaan untuk membangun
kereta cepat Jakarta-Bandung. · Gangguan pelayaran di Laut Merah akibat
konflik. · Peningkatan pemeriksaan keamanan di
bandara internasional. · Emisi gas buang dari kapal kontainer
raksasa. |
|
Pengaruh Positif |
· Akses Pasar Lebih Luas: Memungkinkan ekspor dan impor produk
secara global. · Peningkatan Efisiensi Logistik: Rantai pasokan menjadi lebih cepat,
murah, dan dapat diandalkan. · Pengembangan Pariwisata: Mendorong pertumbuhan industri
pariwisata internasional. · Peningkatan Mobilitas Manusia: Mempermudah perjalanan pribadi, pendidikan,
dan pekerjaan di luar negeri. · Percepatan Respon Bencana: Bantuan kemanusiaan dapat dikirimkan
dengan cepat ke lokasi bencana. |
· Petani sayuran dari Ungaran dapat
mengekspor produknya ke Jepang. · Produk yang dipesan online dapat sampai
ke rumah dalam hitungan hari, bahkan dari luar negeri. · Ribuan turis asing mengunjungi Candi
Borobudur setiap tahun. · Mahasiswa Indonesia dapat melanjutkan
studi di universitas-universitas terkemuka dunia. · Tim SAR internasional tiba di lokasi
gempa bumi dalam waktu singkat. |
|
Pengaruh Negatif |
· Penyebaran Penyakit: Mobilitas manusia yang tinggi
mempercepat penyebaran wabah. · Peningkatan Polusi dan Emisi Karbon: Transportasi global berkontribusi
signifikan terhadap perubahan iklim. · Penyelundupan dan Kejahatan Transnasional: Memfasilitasi perdagangan ilegal dan
kejahatan terorganisir. · Kerusakan Lingkungan Akibat
Pembangunan Infrastruktur: Pembukaan lahan untuk jalan, bandara, atau pelabuhan. · Over-Tourism: Destinasi wisata yang kewalahan oleh
jumlah turis, merusak budaya atau lingkungan lokal. |
· Penyebaran virus COVID-19 ke seluruh
dunia melalui perjalanan udara. · Asap hitam dari kapal kargo besar yang
berlayar di laut. · Penyelundupan narkoba atau barang
ilegal antarnegara melalui jalur kargo. · Penggusuran hutan untuk pembangunan
jalan tol. · Pulau Bali yang mengalami tekanan
lingkungan akibat jumlah wisatawan yang sangat tinggi. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Protokol Kesehatan dan Keamanan: Penegakan aturan ketat untuk mencegah
penyebaran penyakit dan kejahatan. · Pengembangan Transportasi
Berkelanjutan: Investasi pada kendaraan listrik, bahan bakar ramah lingkungan, dan
transportasi publik. · Kerja Sama Internasional: Penegakan hukum lintas negara dan
pertukaran informasi. · Perencanaan Tata Ruang Berkelanjutan: Pembangunan infrastruktur dengan
meminimalkan dampak lingkungan. · Manajemen Pariwisata Bertanggung
Jawab: Promosi pariwisata
berkelanjutan dan pembatasan jumlah pengunjung jika diperlukan. |
· Pemeriksaan suhu tubuh di bandara dan
karantina bagi pendatang dari daerah berisiko. · Program subsidi untuk pembelian
kendaraan listrik atau pengembangan biofuel. · Interpol dan kerja sama kepolisian
antarnegara untuk memberantas penyelundupan. · Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
sebelum proyek infrastruktur. · Kampanye "Clean and Green
Tourism" di destinasi wisata populer. |
F. Globalisasi di bidang politik
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi politik adalah proses
peningkatan saling ketergantungan dan interaksi antaraktor politik di tingkat
global, termasuk negara, organisasi internasional, dan kelompok non-negara.
Ini melibatkan penyebaran ide-ide politik, kebijakan, dan sistem
pemerintahan, serta tantangan bersama yang membutuhkan respons lintas batas. |
Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) sebagai forum global untuk menyelesaikan konflik dan mempromosikan
perdamaian. |
|
Ciri-ciri |
· Peningkatan Peran Organisasi
Internasional: Lembaga multilateral memiliki pengaruh lebih besar dalam tata kelola
global. · Penyebaran Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia: Ide-ide tentang pemerintahan demokratis dan HAM menjadi diskursus
global. · Ketergantungan dan Intervensi Lintas
Negara: Kebijakan satu negara dapat memengaruhi negara lain, dan intervensi
menjadi lebih mungkin. · Munculnya Aktor Non-Negara: Organisasi non-pemerintah (NGOs) dan
korporasi multinasional (MNCs) memiliki peran politik. · Tantangan Global Bersama: Isu-isu seperti perubahan iklim,
terorisme, dan pandemi membutuhkan solusi kolektif. |
· Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni
Eropa (EU), ASEAN. · Gerakan pro-demokrasi yang mendapatkan
dukungan internasional. · Sanksi ekonomi yang dikenakan oleh satu
negara atau blok negara terhadap negara lain. · Amnesty International yang mengadvokasi
HAM di berbagai negara. · Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 membahas
perubahan iklim dan ekonomi global. |
|
Faktor Pendorong |
· Kemajuan Teknologi Komunikasi: Mempermudah diplomasi, koordinasi, dan
penyebaran ide politik. · Peningkatan Interdependensi Ekonomi: Ekonomi global yang terhubung
mendorong kerja sama politik untuk stabilitas. · Munculnya Isu Lintas Batas: Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh satu negara saja. · Penyebaran Ideologi: Demokratisasi dan nilai-nilai liberal
yang didorong oleh negara-negara maju. · Tekanan dari Kelompok Masyarakat
Sipil Global: NGOs dan gerakan sosial yang menuntut akuntabilitas pemerintah. |
· Video konferensi antara kepala negara
atau menteri luar negeri. · Krisis keuangan global yang
mengharuskan koordinasi kebijakan antarnegara. · Pandemi COVID-19 yang mendorong kerja
sama antarnegara dalam pengembangan vaksin. · Dukungan internasional untuk gerakan
pro-demokrasi di Myanmar. · Greenpeace mengkampanyekan isu
lingkungan secara global, menekan pemerintah. |
|
Faktor Penghambat |
· Kedaulatan Negara: Prinsip non-intervensi dalam urusan
domestik menjadi hambatan. · Nasionalisme dan Proteksionisme: Prioritas pada kepentingan nasional di
atas kerja sama global. · Perbedaan Ideologi dan Sistem
Politik: Kesulitan mencapai konsensus antarnegara dengan nilai yang berbeda. · Kurangnya Kepercayaan (Trust Deficit): Kecurigaan antarnegara atau aktor
politik. · Birokrasi dan Kesenjangan Kekuatan: Proses pengambilan keputusan yang
lambat di organisasi internasional, dominasi negara besar. |
· Penolakan suatu negara terhadap
intervensi asing terkait pelanggaran HAM. · Kebijakan "America First"
yang mengutamakan kepentingan AS. · Perbedaan pandangan antara negara
demokratis dan otoriter dalam isu tertentu. · Perang dingin atau ketegangan
geopolitik yang mengurangi kerja sama. · Hak veto di Dewan Keamanan PBB yang
dapat memblokir resolusi. |
|
Pengaruh Positif |
· Peningkatan Kerja Sama Internasional: Respons kolektif terhadap tantangan
global. · Penyebaran Demokrasi dan HAM: Dorongan untuk tata kelola yang lebih
baik dan perlindungan warga negara. · Pencegahan Konflik: Diplomasi dan mediasi oleh organisasi
internasional. · Peningkatan Akuntabilitas Pemerintah: Tekanan dari opini publik global dan
NGO. · Pembentukan Norma dan Hukum
Internasional: Kerangka kerja untuk hubungan antarnegara. |
· Kesepakatan Paris tentang Perubahan
Iklim. · Transisi demokrasi di beberapa negara
Afrika dan Asia setelah tekanan internasional. · Mediasi PBB dalam konflik antarnegara. · Laporan Amnesty International yang
menyoroti pelanggaran HAM di suatu negara. · Konvensi Jenewa tentang Hukum Perang. |
|
Pengaruh Negatif |
· Erosi Kedaulatan Negara: Kekuasaan negara terkikis oleh
institusi dan norma global. · Dominasi Kekuatan Besar: Negara adidaya atau kelompok negara
tertentu mendikte agenda global. · Ancaman Terorisme Transnasional: Jaringan teror global yang sulit
dilawan. Kesenjangan Kekuatan Politik: Negara-negara
berkembang memiliki suara yang kurang dalam forum global. · Intervensi Asing yang Tidak
Diinginkan: Campur tangan dalam urusan domestik yang merugikan. |
· Keputusan WTO yang membatasi subsidi
pemerintah untuk industri lokal. · Kebijakan luar negeri AS yang
memengaruhi banyak negara. · Serangan teror ISIS yang terjadi di berbagai
negara. · Suara negara-negara kecil seringkali
tidak terlalu didengar di G7/G20. · Intervensi militer di Irak tanpa mandat
PBB yang jelas. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Penguatan Demokrasi dan Institusi
Nasional: Membangun pemerintahan yang kuat dan partisipatif. · Diplomasi Multilateral Aktif: Negara-negara berperan aktif dalam
organisasi internasional untuk menyuarakan kepentingan. · Pengembangan Hukum dan Etika
Internasional: Mengatur perilaku aktor negara dan non-negara. · Peningkatan Kapasitas Negara
Berkembang: Memberi dukungan teknis dan finansial agar lebih berdaya saing. · Pendidikan Kewarganegaraan Global: Mendorong pemahaman tentang hak dan tanggung
jawab sebagai warga dunia. |
· Reformasi birokrasi dan peningkatan
transparansi pemerintahan. · Indonesia aktif dalam forum ASEAN dan
PBB. · Ratifikasi perjanjian internasional
tentang kejahatan lintas negara. · Program pembangunan kapasitas untuk
delegasi negara berkembang di forum internasional. · Kurikulum sekolah yang mengajarkan
tentang isu-isu global dan HAM. |
G. Globalisasi di Bidang Sosial
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi sosial adalah peningkatan
interkoneksi dan interdependensi antarindividu dan komunitas di seluruh
dunia, yang memengaruhi struktur sosial, nilai-nilai, gaya hidup, dan isu-isu
kesejahteraan. Ini melibatkan pertukaran norma, ide, dan tren sosial secara
lintas batas. |
Gerakan kesetaraan gender yang dimulai
di satu negara dan menyebar menjadi isu global. |
|
Ciri-ciri |
· Peningkatan Mobilitas Manusia: Migrasi, pariwisata, dan pertukaran
pelajar yang intensif. · Penyebaran Nilai dan Norma Sosial: Ide-ide tentang hak asasi manusia,
kesetaraan, dan keadilan sosial menyebar. · Munculnya Komunitas Transnasional: Kelompok diaspora atau komunitas
online yang melintasi batas negara. · Isu Sosial Lintas Batas: Tantangan seperti kemiskinan,
ketidaksetaraan, dan kesehatan masyarakat menjadi perhatian global. · Homogenisasi Gaya Hidup (sebagian): Tren global dalam makanan, fesyen, dan
hiburan memengaruhi kebiasaan lokal. |
· TKI (Tenaga Kerja Indonesia) bekerja di
Malaysia, atau turis dari Eropa mengunjungi Borobudur. · Penerimaan yang lebih luas terhadap
hak-hak LGBTQ+ di berbagai negara. · Grup WhatsApp alumni sekolah yang anggotanya
tersebar di berbagai benua. · Upaya global untuk memberantas
perdagangan manusia. · Popularitas makanan cepat saji seperti
burger dan pizza di hampir semua kota besar dunia. |
|
Faktor Pendorong |
· Kemajuan Teknologi Komunikasi: Media sosial, internet, dan telepon
genggam mempermudah interaksi sosial. · Peningkatan Mobilitas Transportasi: Perjalanan udara dan laut yang lebih
cepat dan terjangkau. · Urbanisasi dan Migrasi: Konsentrasi penduduk di perkotaan dan
perpindahan penduduk antar negara. · Industri Media dan Hiburan Global: Menyebarkan tren dan gaya hidup
melalui film, musik, dan acara TV. · Organisasi Non-Pemerintah (NGOs)
Global: Mengadvokasi isu-isu sosial dan membentuk jaringan lintas batas. |
· Seseorang di Ungaran berkomunikasi
dengan teman barunya di Korea melalui Instagram. · Waktu tempuh Jakarta-Singapura kini
hanya sekitar 1,5 jam penerbangan. · Komunitas diaspora Indonesia di Belanda
yang tetap terhubung dengan tanah air. · Tren fesyen dari Paris Fashion Week
yang segera ditiru di Indonesia. · Doctors Without Borders (MSF) yang
menyediakan layanan kesehatan di zona konflik global. |
|
Faktor Penghambat |
· Kesenjangan Sosial Ekonomi: Akses yang tidak merata terhadap
sumber daya dan kesempatan. · Konservatisme Sosial dan Budaya: Penolakan terhadap nilai-nilai atau
tren yang dianggap asing atau bertentangan. · Pembatasan Mobilitas Manusia: Kebijakan imigrasi yang ketat atau
krisis global (misalnya, pandemi). · Perbedaan Bahasa dan Komunikasi: Hambatan dalam interaksi sosial lintas
budaya. · Konflik Sosial dan Ketidakpercayaan: Ketegangan antar kelompok atau
komunitas yang menghambat integrasi. |
· Akses pendidikan berkualitas yang hanya
tersedia bagi sebagian kecil masyarakat. · Penolakan terhadap perayaan Halloween
atau Valentine di beberapa daerah di Indonesia. · Kebijakan visa yang sulit untuk masuk
ke negara tertentu. · Kesulitan memahami dialek atau slang
dari daerah lain di Indonesia, apalagi dari negara lain. · Konflik antar suku atau agama yang
menghambat persatuan nasional. |
|
Pengaruh Positif |
· Peningkatan Kesadaran Isu Global: Masyarakat menjadi lebih peduli
terhadap masalah kemiskinan, lingkungan, dan HAM. · Pertukaran Budaya dan Toleransi: Memperkaya budaya lokal dan
menumbuhkan sikap saling menghargai. · Peningkatan Kesejahteraan Sosial: Melalui kolaborasi global dalam
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. · Peningkatan Mobilitas Sosial: Kesempatan untuk pendidikan dan
pekerjaan yang lebih baik di luar negeri. · Demokratisasi Informasi dan Partisipasi
Sosial: Masyarakat lebih mudah menyuarakan pendapat dan berorganisasi. |
· Kampanye global "Stop Kekerasan
pada Perempuan" yang mendapatkan dukungan luas. · Festival kuliner internasional di
Jakarta yang memperkenalkan berbagai masakan dunia. · Program bantuan kesehatan global untuk
negara-negara berkembang. · Mahasiswa Ungaran yang melanjutkan
studi S2 di universitas Eropa. · Petisi online yang berhasil mengubah
kebijakan pemerintah. |
|
Pengaruh Negatif |
· Kesenjangan Sosial: Ketidakmerataan akses dan manfaat
globalisasi memperlebar jurang antara kaya dan miskin. · Erosi Nilai Lokal: Nilai-nilai tradisional terkikis oleh
pengaruh budaya asing yang dominan. · Kriminalitas Transnasional: Peningkatan perdagangan manusia,
narkoba, dan kejahatan terorganisir. · Westernisasi Gaya Hidup: Gaya hidup Barat dianggap superior dan
mendominasi. · Munculnya Konflik Sosial: Perbedaan nilai atau kesenjangan yang
memicu ketegangan dalam masyarakat. |
· Fenomena "orang kaya baru"
dengan gaya hidup mewah versus kemiskinan di perkotaan. · Generasi muda yang kurang mengenal
tarian daerah karena lebih familiar dengan K-Pop. · Sindikat perdagangan narkoba
internasional yang beroperasi di Indonesia. · Gaya berpakaian atau konsumsi makanan
cepat saji yang meniru budaya Barat. · Protes sosial akibat ketidakpuasan
terhadap dampak globalisasi. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Pemerataan Akses dan Peluang: Program pendidikan, pelatihan, dan
pemberdayaan ekonomi bagi semua lapisan masyarakat. · Penguatan Identitas Lokal: Promosi dan revitalisasi budaya lokal
melalui pendidikan dan seni. · Kerja Sama Lintas Batas dalam
Penegakan Hukum: Melawan kejahatan transnasional secara kolektif. · Edukasi dan Literasi Digital: Membekali masyarakat untuk kritis
terhadap informasi dan tren global. · Dialog Antarbudaya dan Toleransi: Mendorong pemahaman dan penghormatan
terhadap perbedaan. |
· Beasiswa pendidikan untuk siswa dari
daerah tertinggal, program UMKM. · Kegiatan ekstrakurikuler kesenian
tradisional di sekolah-sekolah di Bandungan. · Kerja sama Interpol dan kepolisian
Indonesia dalam menangani kasus perdagangan orang. · Kampanye "Bijak Bermedia
Sosial" untuk remaja. · Pertukaran budaya antar komunitas atau
program "Sister City" antar kota. |
H. Globalisasi di bidang agama
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Globalisasi di bidang agama merujuk
pada peningkatan penyebaran, interaksi, dan transformasi praktik, keyakinan,
serta identitas keagamaan di seluruh dunia. Ini melibatkan pergerakan orang
dan ide, kemajuan teknologi komunikasi, dan pembentukan jaringan keagamaan
transnasional, yang dapat menghasilkan pemekaran atau juga konflik. |
Penyebaran agama Kristen di berbagai
benua melalui misi, atau penyebaran Islam melalui perdagangan dan migrasi. |
|
Ciri-ciri |
· Penyebaran Lintas Batas: Agama-agama menyebar ke wilayah baru,
seringkali melalui migrasi atau dakwah global. · Revivalisme Global: Kebangkitan gerakan keagamaan yang
melintasi batas-batas nasional. · Jaringan Keagamaan Transnasional: Pembentukan organisasi atau komunitas
keagamaan yang beroperasi secara global. · Penggunaan Teknologi Komunikasi: Pemanfaatan internet dan media massa
untuk menyebarkan ajaran agama. · Dialog Antar-Agama: Peningkatan upaya untuk mempromosikan
pemahaman dan kerja sama antar agama yang berbeda. |
· Masjid atau gereja yang dibangun di negara-negara
non-Muslim/non-Kristen. · Gerakan keagamaan evangelis yang
menyebar di berbagai negara. · Jemaah Tabligh yang memiliki anggota di
seluruh dunia. · Ceramah agama atau khotbah yang
disiarkan langsung melalui YouTube atau TV satelit. · Pertemuan Paus Fransiskus dengan para
pemimpin agama lain untuk membahas perdamaian dunia. |
|
Faktor Pendorong |
· Mobilitas Manusia: Migrasi, pengungsi, dan pariwisata
membawa serta keyakinan agama ke tempat baru. · Kemajuan Teknologi Komunikasi: Internet, media sosial, dan satelit
memungkinkan penyebaran ajaran dan ide agama secara instan. · Liberalisasi Kebijakan: Kebebasan beragama yang dijamin di
banyak negara memungkinkan ekspresi dan penyebaran agama. · Globalisasi Ekonomi: Perusahaan multinasional membawa
karyawan dengan latar belakang agama yang berbeda. · Krisis dan Kesenjangan Sosial: Ketidakpastian global dapat mendorong
orang mencari makna dan komunitas dalam agama. |
· Imigran dari Timur Tengah yang
mendirikan komunitas Muslim di Eropa. · Aplikasi Al-Quran atau Alkitab digital
yang dapat diunduh di mana saja. · Pemerintah yang mengizinkan pembangunan
tempat ibadah untuk agama minoritas. · Pekerja asing di Ungaran yang membentuk
kelompok ibadah sesuai agama mereka. · Peningkatan jumlah orang yang mencari
bimbingan spiritual di tengah pandemi. |
|
Faktor Penghambat |
· Fundamentalisme dan Konservatisme
Agama: Penolakan terhadap
pengaruh eksternal atau interpretasi modern. · Konflik Antar-Agama/Intra-Agama: Ketegangan dan kekerasan berdasarkan
perbedaan keyakinan. · Regulasi dan Kontrol Pemerintah: Pembatasan kegiatan keagamaan atau
penyebaran ajaran tertentu. · Nasionalisme Agama: Agama digunakan sebagai alat untuk
memperkuat identitas nasional eksklusif. · Sekularisme dan Ateisme: Peningkatan pandangan yang menolak
atau mengabaikan peran agama dalam kehidupan publik. |
· Kelompok keagamaan yang menolak dialog
dengan agama lain. · Konflik kekerasan antara kelompok agama
yang berbeda di suatu wilayah. · Larangan penggunaan simbol agama
tertentu di tempat umum atau pembatasan dakwah. · Gerakan yang mengaitkan identitas agama
dengan identitas negara secara eksklusif. · Tren peningkatan jumlah orang yang
menyatakan diri tidak beragama di beberapa negara Barat. |
|
Pengaruh Positif |
· Peningkatan Toleransi dan Pemahaman: Dialog antar-agama meningkatkan saling
pengertian. · Peran Kemanusiaan Global: Organisasi keagamaan terlibat dalam
bantuan bencana dan pengentasan kemiskinan. · Penyebaran Nilai Universal: Agama-agama mempromosikan nilai-nilai
moral dan etika yang bersifat universal. · Pembentukan Solidaritas
Transnasional: Komunitas keagamaan dapat bersatu untuk isu-isu global. · Revitalisasi Spiritualitas: Individu dapat mengeksplorasi berbagai
tradisi spiritual. |
· Forum lintas agama di Bnadungan yang
membahas kerukunan beragama. · Aksi cepat tanggap NU atau Muhammadiyah
dalam membantu korban bencana alam di luar negeri. · Ajaran kasih sayang dalam agama Kristen
atau konsep persaudaraan dalam Islam. · Jaringan aktivis Muslim atau Kristen
yang bersuara menentang ketidakadilan global. · Seseorang yang mempelajari meditasi
Buddha meskipun ia beragama lain. |
|
Pengaruh Negatif |
· Radikalisme dan Ekstremisme Agama: Penyebaran ideologi ekstrem yang
memicu kekerasan. · Konflik dan Polarisasi: Perbedaan agama yang dimanfaatkan
untuk memecah belah masyarakat. · Erosi Nilai Tradisional: Keyakinan lokal atau praktik keagamaan
tradisional terpinggirkan. · Komodifikasi Agama: Agama menjadi alat untuk kepentingan
ekonomi atau politik. · Privasi dan Keamanan Digital: Informasi keagamaan yang salah atau
menyesatkan dapat menyebar dengan cepat. |
· Kelompok teroris atas nama agama yang
melakukan serangan di berbagai negara. · Konflik di media sosial karena
perbedaan pandangan atau interpretasi agama. · Generasi muda yang kurang memahami
tradisi keagamaan leluhur karena pengaruh luar. · Pemasaran produk atau jasa yang
mengatasnamakan agama demi keuntungan finansial. · Video ceramah provokatif yang menyebar
luas dan menimbulkan keresahan. |
|
Upaya Atasi Pengaruh Negatif |
· Pendidikan Agama Inklusif dan
Toleran: Mengajarkan pemahaman lintas agama dan nilai-nilai pluralisme. · Dialog Antar-Agama dan Kerukunan: Mendorong interaksi dan kerja sama
antarumat beragama. · Peran Pemerintah dan Pemimpin Agama: Mengawasi penyebaran radikalisme dan
mempromosikan moderasi. · Literasi Media dan Kritik Informasi: Mengedukasi masyarakat untuk memilah
konten keagamaan di internet. · Penguatan Komunitas Lokal: Mempertahankan nilai dan praktik
keagamaan yang positif di tingkat akar rumput. |
· Kurikulum pendidikan agama yang
mengajarkan toleransi dan menghormati keyakinan lain. · Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)
di Ungaran yang rutin mengadakan pertemuan. · Fatwa atau seruan dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang menolak radikalisme. · Program pelatihan untuk
mengidentifikasi hoaks keagamaan di media sosial. · Kegiatan keagamaan di masjid atau
gereja lingkungan yang melibatkan seluruh warga. |
10. Dampak Positif Globalisasi bagi Kehidupan
Masyarakat
|
Dampak Positif Globalisasi |
Keterangan Singkat |
Contoh |
|
Meningkatnya efektivitas dan
efisiensi |
Globalisasi mendorong perusahaan dan
organisasi untuk mengadopsi teknologi dan praktik terbaik dari seluruh dunia,
meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya. |
Penggunaan sistem produksi otomatis di
pabrik-pabrik, e-commerce yang memungkinkan transaksi tanpa batas geografis,
atau penggunaan aplikasi manajemen proyek lintas negara. |
|
Perekonomian suatu negara makin
meningkat |
Terbukanya pasar internasional dan
investasi asing mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja,
dan meningkatkan pendapatan negara. |
Ekspor produk lokal ke pasar global,
masuknya investasi asing langsung (FDI) yang membangun pabrik atau
infrastruktur, atau peningkatan devisa dari pariwisata internasional. |
|
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi |
Kolaborasi internasional dalam
penelitian dan pengembangan, serta akses mudah terhadap informasi global,
mempercepat inovasi dan kemajuan ilmiah. |
Penemuan vaksin COVID-19 dalam waktu
singkat berkat kolaborasi ilmuwan global, pengembangan kecerdasan buatan (AI)
oleh perusahaan multinasional, atau akses ke jurnal ilmiah dari seluruh
dunia. |
|
Komunikasi makin cepat dan mudah |
Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) memungkinkan interaksi instan antar individu di berbagai
belahan dunia. |
Penggunaan aplikasi pesan instan (WhatsApp,
Telegram), video call (Zoom, Google Meet) untuk rapat atau silaturahmi lintas
negara, atau media sosial yang menghubungkan orang dari budaya berbeda. |
|
Perkembangan alat komunikasi dan
keterbukaan informasi |
Akses terhadap berbagai sumber informasi
dari seluruh dunia menjadi lebih mudah, memungkinkan masyarakat untuk
mendapatkan berita, pengetahuan, dan sudut pandang yang beragam. |
Masyarakat dapat mengakses berita dari
media internasional secara real-time, mempelajari budaya lain melalui internet,
atau mencari informasi tentang produk dan layanan dari berbagai negara. |
|
Meningkatnya taraf hidup masyarakat |
Peningkatan ekonomi, akses terhadap
produk dan layanan yang lebih baik, serta penyebaran inovasi dapat
berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. |
Ketersediaan produk impor yang lebih
murah atau berkualitas tinggi, akses ke layanan kesehatan yang lebih canggih,
atau peluang pendidikan di luar negeri yang meningkatkan prospek karir. |
|
Berkembangnya dunia pariwisata |
Kemudahan transportasi dan informasi
global mendorong orang untuk menjelajahi destinasi baru, meningkatkan
pendapatan bagi industri pariwisata lokal dan memperkenalkan budaya. |
Wisatawan dari berbagai negara
mengunjungi Candi Borobudur, peningkatan jumlah hotel dan restoran di daerah
tujuan wisata, atau munculnya agen perjalanan online yang memfasilitasi
perjalanan internasional. |
Globalisasi telah membuka banyak pintu
bagi kemajuan dan kesejahteraan, meskipun juga perlu diimbangi dengan upaya
memitigasi dampak negatifnya. Penting bagi setiap negara dan masyarakat untuk
secara aktif beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan globalisasi
secara bijak.
11. Dampak negatif globalisasi bagi kehidupan
masyarakat
|
Dampak Negatif Globalisasi |
Pengertian |
Keterangan Singkat |
Upaya Mengatasi |
Contoh |
|
Kesenjangan sosial ekonomi |
Perbedaan yang mencolok dalam
distribusi kekayaan, pendapatan, dan akses terhadap sumber daya antara
kelompok masyarakat, baik di dalam satu negara maupun antar negara. |
Globalisasi sering menguntungkan
pihak-pihak yang sudah memiliki modal besar dan akses ke pasar global,
sementara kelompok yang kurang mampu atau tidak siap menghadapi persaingan
akan tertinggal. |
Pemerintah menerapkan kebijakan
redistribusi kekayaan (pajak progresif), program bantuan sosial, pendidikan
merata, pelatihan keterampilan, dan mendorong UMKM. |
Terjadinya perbedaan drastis antara
pendapatan pekerja di sektor formal berorientasi ekspor dengan pekerja di
sektor informal, atau pembangunan infrastruktur mewah di kota besar sementara
daerah pedesaan tertinggal. |
|
Kenakalan remaja |
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
remaja yang melanggar norma sosial, hukum, dan agama. |
Paparan budaya asing yang tidak sesuai
dengan nilai lokal, gaya hidup hedonisme, serta kurangnya pengawasan orang
tua karena kesibukan ekonomi dapat memicu kenakalan remaja. |
Peningkatan peran keluarga dalam
pengawasan dan pendidikan karakter, penguatan nilai-nilai agama dan budaya
lokal, menyediakan fasilitas dan kegiatan positif bagi remaja, serta edukasi
tentang bahaya perilaku menyimpang. |
Pergaulan bebas, penyalahgunaan
narkoba, tawuran antar kelompok remaja, atau cyberbullying yang dipicu oleh
pengaruh dari media sosial global. |
|
Kriminalitas |
Segala bentuk perbuatan yang melanggar
hukum pidana dan dapat dikenai sanksi hukum. |
Kemudahan akses informasi (misalnya
modus kejahatan baru), kesenjangan ekonomi yang memicu tindakan putus asa,
serta lemahnya kontrol sosial akibat pergeseran nilai dapat meningkatkan
tingkat kriminalitas. |
Peningkatan efektivitas penegakan
hukum, perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, edukasi hukum, serta
penguatan nilai-nilai moral dan etika. |
Kejahatan siber (penipuan online,
peretasan), perdagangan manusia lintas negara, penyelundupan narkoba
internasional, atau pencurian dengan kekerasan yang terinspirasi dari film
asing. |
|
Demoralisasi |
Kemerosotan moral atau nilai-nilai
luhur dalam masyarakat. |
Arus informasi global yang tanpa
filter, terutama dari media massa dan internet, dapat menyebabkan pergeseran
nilai-nilai tradisional, munculnya perilaku permisif, dan lunturnya rasa
hormat terhadap norma. |
Penguatan pendidikan agama dan budi
pekerti, revitalisasi nilai-nilai luhur bangsa, peran aktif tokoh agama dan
masyarakat, serta filterisasi konten negatif di media. |
Lunturnya sopan santun dalam
berinteraksi, meningkatnya kasus perselingkuhan, anak yang kurang menghormati
orang tua, atau perilaku korupsi yang dianggap wajar. |
|
Individualisme yang makin tinggi |
Penekanan pada kepentingan dan kebebasan
individu di atas kepentingan kolektif atau kelompok. |
Gaya hidup perkotaan yang sibuk,
tuntutan persaingan ekonomi, serta pengaruh budaya barat yang menekankan
otonomi pribadi dapat mengurangi rasa kebersamaan dan gotong royong. |
Menggalakkan kembali kegiatan gotong
royong dan kebersamaan, memperkuat komunitas lokal, menumbuhkan empati dan
kepedulian sosial, serta edukasi tentang pentingnya kolaborasi. |
Masyarakat yang cenderung tidak peduli
dengan lingkungan sekitar, tetangga yang jarang berinteraksi, atau kurangnya
partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. |
|
Pencemaran lingkungan |
Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. |
Peningkatan produksi industri untuk
memenuhi permintaan global, gaya hidup konsumtif, serta kurangnya kesadaran
akan dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi. |
Menerapkan regulasi lingkungan yang
ketat, mengembangkan energi terbarukan, mendorong praktik produksi
berkelanjutan, edukasi lingkungan, serta kampanye gaya hidup ramah
lingkungan. |
Polusi udara dari asap pabrik dan
kendaraan bermotor, pencemaran sungai oleh limbah industri, tumpukan sampah
plastik dari produk impor, atau deforestasi untuk lahan perkebunan skala
besar. |
|
Westernisasi |
Proses peniruan atau pengadopsian
budaya, gaya hidup, nilai-nilai, atau sistem sosial dari negara-negara Barat
oleh negara-negara non-Barat. |
Dominasi media Barat, film, musik, dan
mode yang dapat mengikis identitas budaya lokal dan menyebabkan masyarakat
kehilangan jati dirinya. |
Penguatan pendidikan budaya lokal,
promosi produk dan seni tradisional, filterisasi konten media asing yang tidak
sesuai, serta menanamkan rasa bangga terhadap budaya sendiri. |
Gaya berpakaian yang meniru tren Barat
secara berlebihan, konsumsi makanan cepat saji ala Barat, penggunaan bahasa
asing yang berlebihan, atau perayaan hari-hari besar yang bukan tradisi lokal. |
Memahami dampak negatif globalisasi
adalah langkah awal untuk merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapinya.
Penting bagi setiap negara dan masyarakat untuk secara proaktif memperkuat
identitas lokal, mengelola informasi, dan membangun ketahanan sosial ekonomi
agar dapat meminimalisir dampak buruk globalisasi dan memaksimalkan potensi
positifnya.
12. Upaya menghadapi globalisasi di berbagai
bidang
|
Bidang Globalisasi |
Upaya Menghadapi |
Contoh-contoh Konkret |
|
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) |
· Pemerataan Akses IPTEK: Memastikan semua lapisan masyarakat
memiliki akses terhadap teknologi dan informasi. · Peningkatan Kualitas SDM: Mengembangkan kemampuan tenaga kerja
agar sesuai dengan tuntutan teknologi global. · Penguatan Riset dan Inovasi Lokal: Mendorong penelitian dan pengembangan
di dalam negeri. · Regulasi dan Etika IPTEK: Mengembangkan kerangka hukum dan nilai
etis dalam penggunaan teknologi. |
· Program "Internet Masuk Desa"
di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah terpencil Bandungan. · Kurikulum pendidikan yang memasukkan
coding, robotika, dan AI sejak dini di sekolah-sekolah. · Alokasi dana pemerintah yang lebih
besar untuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan insentif bagi startup
teknologi lokal. · Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi
(UU PDP) yang ketat dan kampanye literasi digital untuk mengenali hoaks. |
|
Ekonomi |
· Penguatan Daya Saing Lokal: Mendukung industri dan UMKM dalam
negeri agar mampu bersaing di pasar global. · Diversifikasi Ekonomi: Tidak hanya bergantung pada satu atau
dua sektor, tapi mengembangkan berbagai potensi. · Pengembangan Regulasi yang Adil: Mencegah praktik monopoli atau
eksploitasi oleh korporasi global. · Peningkatan Kualitas Produk dan
Layanan: Mendorong standar kualitas yang tinggi agar diterima di pasar
internasional. · Diplomasi Ekonomi Aktif: Berperan serta dalam forum dan
perjanjian ekonomi global untuk melindungi kepentingan nasional. |
· Program "Bangga Buatan
Indonesia" dan pemberian modal usaha serta pelatihan bagi UMKM di
Ungaran untuk ekspor. · Pengembangan sektor pariwisata, ekonomi
kreatif, dan pertanian modern di samping manufaktur. · Penegakan hukum anti-monopoli terhadap
perusahaan raksasa dan penetapan upah minimum yang layak. · Sertifikasi ISO untuk produk ekspor,
pelatihan standar keamanan pangan untuk UMKM kuliner. · Indonesia aktif dalam negosiasi
perjanjian dagang bebas di ASEAN dan WTO. |
|
Budaya |
· Penguatan Pendidikan Karakter dan
Budaya Lokal: Menanamkan nilai-nilai luhur dan identitas budaya sejak dini. · Promosi dan Revitalisasi Budaya
Lokal: Mengangkat kembali
seni, tradisi, dan bahasa daerah agar dikenal luas. · Filterisasi dan Literasi Media: Membekali masyarakat dengan kemampuan
memilih dan menafsirkan konten budaya global secara kritis. · Pembatasan Konten Negatif: Mencegah masuknya pengaruh budaya yang
merusak moral atau nilai-nilai bangsa. · Melakukan Hibridisasi Budaya yang
Positif: Memadukan unsur lokal dengan global secara kreatif tanpa kehilangan
identitas. |
· Pelajaran Bahasa Jawa atau seni gamelan
sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah Bandungan. · Penyelenggaraan Festival Wayang
Internasional, lomba tari tradisional, atau pertunjukan seni daerah di media
massa. · Kampanye "Bijak Bermedia
Sosial" untuk remaja, mendorong mereka memilah konten hiburan yang sesuai. · Pembatasan tayangan televisi atau film
yang mengandung kekerasan/pornografi oleh KPI. · Musisi Indonesia yang memadukan musik
tradisional (misal: gamelan) dengan genre pop atau jazz modern. |
|
Komunikasi |
· Literasi Digital dan Media: Mengajarkan masyarakat cara
menggunakan media digital secara cerdas dan aman. · Penguatan Etika Komunikasi: Menanamkan nilai-nilai kesopanan,
tanggung jawab, dan penghargaan terhadap orang lain dalam berinteraksi
online. · Pembangunan Infrastruktur Komunikasi
yang Merata: Memastikan akses internet yang stabil dan terjangkau di seluruh
wilayah. · Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan
Siber dan Hoaks: Memberi sanksi tegas kepada pelaku penyebaran informasi palsu atau
kejahatan online. · Mendorong Konten Lokal: Memproduksi dan mempromosikan konten-konten
positif berbahasa dan bercirikan Indonesia. |
· Program pelatihan "Internet Sehat
dan Aman" bagi siswa dan ibu-ibu di Ungaran. · Kampanye anti-cyberbullying dan
penyebaran pesan kebencian di media sosial. · Pembangunan menara BTS di daerah
terpencil dan perluasan jaringan serat optik ke seluruh provinsi. · Penerapan UU ITE untuk menjerat
penyebar hoaks atau pelaku penipuan online. · Dukungan untuk kreator konten YouTube
atau TikTok yang mengangkat budaya dan kearifan lokal. |
|
Transportasi |
· Pengembangan Transportasi
Berkelanjutan: Mengurangi dampak lingkungan dari sektor transportasi. · Penguatan Sistem Keamanan dan
Keselamatan: Menjamin keamanan perjalanan dan pengiriman barang. · Efisiensi Logistik dan Rantai Pasok: Memastikan pergerakan barang berjalan
lancar dan biaya efektif. · Peningkatan Kualitas Infrastruktur: Membangun dan memelihara jalan,
pelabuhan, dan bandara yang modern. · Regulasi dan Standardisasi
Internasional: Menerapkan aturan global untuk kelancaran transportasi lintas batas. |
· Investasi pada transportasi publik
berbasis listrik (MRT, LRT), pengembangan kendaraan listrik pribadi, dan
penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. · Penerapan standar keselamatan
penerbangan internasional (ICAO) dan peningkatan pengawasan di pelabuhan. · Pembangunan logistik terpadu dan
penerapan teknologi pelacakan kontainer secara real-time. · Pembangunan dan modernisasi Pelabuhan
Tanjung Emas di Semarang dan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani. · Adopsi peraturan IMO (International
Maritime Organization) untuk keselamatan pelayaran dan pencegahan polusi
laut. |
13. Sikap Terhadap Pengaruh dan Implikasi
Globalisasi
|
Aspek |
Pengertian |
Keterangan Singkat |
Contoh-contoh Konkret |
|
Cara Menentukan Posisi Bangsa
Indonesia Terhadap Pengaruh dan Implikasi Globalisasi |
Hal ini merupakan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai elemen
bangsa untuk mengelola dan merespons arus globalisasi agar selaras dengan kepentingan nasional, nilai-nilai Pancasila, dan jati diri
bangsa. Posisi ini harus proaktif, bukan reaktif,
dan mampu mengidentifikasi peluang sekaligus memitigasi ancaman. |
Penentuan posisi ini melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.
Kuncinya adalah memperkuat fondasi internal
(ekonomi, SDM, budaya) sambil secara cerdas terlibat dalam tatanan global.
Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan konteks lokal (Ungaran)
dan dampaknya. |
· Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM): Pemerintah gencar memberikan pelatihan vokasi dan digital skill
kepada generasi muda di Bandungan untuk menghadapi persaingan kerja global. · Penguatan Ekonomi Nasional: Mendorong produk UMKM Bandungan
(misalnya, kerajinan tangan atau kopi lokal) untuk menembus pasar ekspor
melalui platform e-commerce global. · Pelestarian Budaya Lokal: Mengadakan festival budaya di Ungaran
secara rutin dan memperkenalkan seni tari tradisional kepada wisatawan
domestik dan mancanegara melalui media sosial. · Penegakan Hukum dan Supremasi Hukum: Memperketat regulasi terhadap
kejahatan siber transnasional dan praktik bisnis yang merugikan negara. · Pengamalan Nilai-nilai Pancasila: Menjadikan Pancasila sebagai filter
utama dalam menyaring ideologi atau paham asing yang tidak sesuai dengan
karakter bangsa. Misalnya, menolak ideologi ekstremisme yang dapat memecah
belah masyarakat bandungan yang beragam. · Diplomasi Aktif: Indonesia menjadi anggota aktif di
berbagai organisasi internasional (ASEAN, PBB, G20) untuk menyuarakan
kepentingan dan berkontribusi pada solusi masalah global. |
|
Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Globalisasi |
Sikap selektif adalah kemampuan untuk memilah dan memilih pengaruh
globalisasi yang masuk, yaitu menerima aspek-aspek positif
yang bermanfaat dan menolak atau memitigasi aspek-aspek negatif
yang merugikan, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai, identitas, dan
kearifan lokal bangsa Indonesia. |
Sikap ini mengedepankan prinsip adaptasi yang cerdas. Kita tidak serta merta
menolak semua hal baru dari luar (isolasi), tetapi juga tidak menerima
semuanya tanpa filter (konsumtif). Tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan dari globalisasi sambil meminimalkan risiko terhadap integritas sosial,
budaya, dan ekonomi lokal. Ini membutuhkan kesadaran, pemahaman, dan
kemampuan evaluasi yang kuat terhadap berbagai arus global yang
mengalir ke Ungaran dan seluruh Indonesia. |
Dalam IPTEK: Memanfaatkan aplikasi pembelajaran
online untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Ungaran, tetapi menolak
penggunaan aplikasi yang berpotensi melanggar privasi data pribadi. |
Dengan menerapkan cara penentuan posisi
yang strategis dan sikap selektif yang bijaksana, Bangsa Indonesia, dapat
mengambil keuntungan penuh dari globalisasi seraya menjaga kedaulatan,
identitas, dan kesejahteraan kolektif.
------- oOo -------