IPS 7 Tema 1E. Kegiatan Ekonomi

 

IPS 7 Tema 1E

Kegiatan Ekonomi

(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)

Dalam ilmu ekonomi, ada tiga kegiatan utama yang saling terkait dan membentuk roda perekonomian. Ketiga kegiatan ini adalah produksi, distribusi, dan konsumsi, yang semuanya merupakan bagian dari kegiatan ekonomi.

1.   Pengertian dan Contoh Kegiatan Ekonomi

Berikut adalah penjelasan mengenai kegiatan ekonomi dan ketiga unsurnya dalam bentuk tabel:

Istilah

Pengertian Singkat

Contoh Nyata di Ungaran

Kegiatan Ekonomi

Seluruh aktivitas manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam dan tak terbatas, baik berupa barang maupun jasa. Ini melibatkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya yang terbatas.

Secara umum, seluruh aktivitas jual beli di Pasar Bandarjo Ungaran, operasional pabrik garmen di Kawasan Industri Ungaran, hingga seorang warga yang membeli pulsa internet untuk kebutuhan komunikasi, semuanya termasuk kegiatan ekonomi.

Kegiatan Produksi

Aktivitas menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Tujuannya adalah menghasilkan barang atau jasa yang siap untuk didistribusikan atau dikonsumsi.

a.  PT Ungaran Sari Garment memproduksi berbagai jenis pakaian (blouse, kemeja, celana) untuk pasar ekspor.

b.  Pengrajin kulit sapi di Ungaran Timur (seperti B&W Bilik Warna) membuat sepatu, sabuk, dan dompet dari bahan kulit.

c.  Petani di lereng Gunung Ungaran menanam sayuran dan kopi.

d.  Rumah makan "Gecok Kambing" di Ungaran mengolah daging kambing menjadi hidangan siap santap.

e.  Seorang penjahit di Ungaran membuat baju sesuai pesanan.

Kegiatan Distribusi

Aktivitas menyalurkan barang atau jasa dari produsen (penghasil) kepada konsumen (pengguna). Tujuannya adalah memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan efisien dan tepat waktu.

a.   Truk-truk pengangkut hasil panen sayuran dari lereng Ungaran menuju Pasar Induk di Semarang.

b.   PT Pos Indonesia (Persero) cabang Ungaran mengantarkan paket dan surat dari pengirim ke penerima di seluruh wilayah Ungaran dan sekitarnya.

c.   Ramai Swalayan atau Indomaret di Ungaran yang menjual berbagai produk yang berasal dari berbagai produsen kepada konsumen akhir.

d.   Agen Aqua yang mengirimkan galon air minum ke rumah-rumah atau kantor di Ungaran.

Kegiatan Konsumsi

Aktivitas menggunakan atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa secara langsung untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan individu atau kelompok.

a.   Seorang warga Ungaran membeli dan memakan nasi goreng khas Ungaran di pujasera Alun-alun Lama.

b.  Keluarga di Ungaran menggunakan listrik dan air untuk kebutuhan sehari-hari di rumah.

c.   Mahasiswa di Ungaran menggunakan jasa transportasi online untuk pergi ke kampus.

d.  Sebuah keluarga membeli pakaian baru di toko di Ungaran untuk lebaran.

e.   Masyarakat Dusun Mrunten Kulon, Kalisidi, Ungaran Barat, melakukan tradisi Iriban (merawat mata air) dan kemudian makan bersama hasil panen dan olahan makanan yang disiapkan.

Ketiga kegiatan ini (produksi, distribusi, konsumsi) merupakan siklus yang tak terpisahkan dalam perekonomian. Produksi tidak akan berarti tanpa distribusi, dan distribusi tidak akan ada tanpa adanya konsumsi.

2.   Produksi

Produksi merupakan aktivitas inti dalam perekonomian yang berfokus pada penciptaan atau penambahan nilai guna suatu barang atau jasa. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Proses ini melibatkan penggabungan berbagai sumber daya (faktor produksi) untuk menghasilkan output yang memiliki nilai lebih tinggi daripada input-nya.

a.       Pengertian, Jenis, dan Tujuan Produksi

Aspek

Penjelasan

Pengertian

Segala kegiatan yang mengubah faktor-faktor produksi (sumber daya) menjadi barang atau jasa yang memiliki nilai guna lebih tinggi, sehingga siap untuk didistribusikan atau dikonsumsi.

Jenis Produksi (Berdasarkan Wujud Output)

·     Produksi Barang: Menghasilkan produk fisik yang berwujud dan dapat disentuh, serta dapat disimpan. Contoh: pakaian, makanan, kendaraan, mebel.

·     Produksi Jasa: Menghasilkan layanan yang tidak berwujud namun memberikan manfaat atau kepuasan. Jasa tidak dapat disimpan. Contoh: transportasi, pendidikan, kesehatan, konsultasi.

Jenis Produksi (Berdasarkan Tingkatan)

·     Produksi Primer: Mengambil sumber daya langsung dari alam. Contoh: pertanian, perikanan, pertambangan, kehutanan.

·     Produksi Sekunder: Mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Contoh: industri manufaktur, konstruksi.

·     Produksi Tersier: Menghasilkan jasa yang mendukung produksi primer dan sekunder, serta memenuhi kebutuhan langsung konsumen. Contoh: transportasi, perbankan, perdagangan, pendidikan.

Jenis Produksi (Berdasarkan Intensitas Faktor Produksi)

·     Padat Karya (Labor-Intensive): Produksi yang lebih banyak mengandalkan penggunaan tenaga kerja manusia dibandingkan modal atau teknologi. Contoh: kerajinan tangan, pertanian tradisional, industri garmen dengan banyak penjahit manual.

·     Padat Modal (Capital-Intensive): Produksi yang lebih banyak mengandalkan penggunaan mesin, teknologi canggih, dan investasi modal besar dibandingkan tenaga kerja manusia. Contoh: industri otomotif, pabrik baja, pembangkit listrik.

Tujuan Produksi

·     Memenuhi Kebutuhan Konsumen: Menghasilkan barang dan jasa sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat.

·     Mencari Keuntungan/Laba: Mendapatkan keuntungan finansial dari selisih biaya produksi dan harga jual.

·     Meningkatkan Nilai Guna Barang/Jasa: Memberikan nilai tambah, fungsi baru, atau meningkatkan kualitas suatu produk.

·     Membuka Lapangan Kerja: Menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.

·     Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat: Menyediakan produk yang terjangkau dan berkualitas, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.

·     Memperluas Pasar: Menghasilkan produk yang dapat menjangkau lebih banyak konsumen, baik lokal maupun global.

·     Mempertahankan Kelangsungan Hidup Perusahaan: Dengan terus berproduksi dan berinovasi, perusahaan dapat bersaing dan bertahan.

·    Meningkatkan Inovasi dan Teknologi: Dorongan untuk menghasilkan produk yang lebih baik seringkali memacu penemuan dan pengembangan teknologi baru.

b.   Empat Faktor Produksi & Contohnya

Faktor produksi adalah semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk menciptakan barang dan jasa. Ada empat kategori utama faktor produksi:

Faktor Produksi

Penjelasan

1. Alam

·     Pengertian: Semua sumber daya yang disediakan oleh alam yang digunakan dalam proses produksi.

·     Jenis: Tanah, air, udara, iklim, bahan tambang, hutan, laut, dll.

·     Contoh:

o   Tanah: Digunakan untuk pertanian, lokasi pabrik, pembangunan gedung.

o   Air: Untuk irigasi, bahan baku minuman, pendingin mesin.

o   Bahan Tambang: Bijih besi untuk baja, minyak bumi untuk bahan bakar.

2. Tenaga Kerja

·     Pengertian: Segala kemampuan fisik dan mental manusia yang digunakan dalam proses produksi.

·     Jenis:

o  Tenaga Kerja Terdidik: Memiliki pendidikan formal dan keahlian khusus (contoh: dokter, guru, insinyur).

o   Tenaga Kerja Terlatih: Memiliki keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan (contoh: montir, penjahit, operator mesin).

o   Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih: Melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan atau pelatihan khusus (contoh: buruh angkut, tukang sapu).

·     Contoh:

o  Petani: Mengolah lahan pertanian.

o  Pekerja pabrik: Merakit produk, mengoperasikan mesin.

o  Karyawan kantor: Melakukan pekerjaan administrasi.

3. Modal   

·      Pengertian: Semua barang yang diciptakan manusia untuk membantu proses produksi barang atau jasa lainnya.

·      Jenis:

    o     Modal Uang: Uang tunai, giro, tabungan yang digunakan                 untuk investasi.

    o    Modal Barang (Fisik): Mesin, bangunan pabrik, peralatan,              kendaraan.

    o   Modal Lancar: Bahan baku, bahan bakar (habis dalam satu              kali proses produksi).

    o   Modal Tetap: Mesin, gedung (digunakan berulang kali).

·      Contoh:

o    Mesin produksi: Untuk membuat pakaian, makanan, dll.

o    Gedung pabrik: Tempat berlangsungnya produksi.

o    Uang tunai: Untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan.

4. Kewirausahaan (Keahlian/Manajerial)

·      Pengertian: Kemampuan seseorang untuk mengelola, mengorganisir, dan mengambil risiko dalam mengombinasikan faktor-faktor produksi lainnya untuk menciptakan barang dan jasa.

·      Jenis:

o   Inovasi: Kemampuan menciptakan produk atau proses baru.

o   Manajemen Risiko: Kemampuan mengidentifikasi dan mengelola risiko bisnis.

o   Kepemimpinan: Kemampuan memimpin dan memotivasi tim.

·      Contoh:

o    Pendiri startup: Mengembangkan ide bisnis baru dan mengelolanya.

o    Manajer pabrik: Mengkoordinasikan seluruh proses produksi.

o    Pemilik usaha kecil: Mengambil keputusan strategis dan operasional.


3.   Distribusi

Distribusi merupakan aktivitas vital dalam ekonomi yang berperan sebagai jembatan antara produsen dan konsumen. Tanpa distribusi yang efektif, produk yang dihasilkan tidak akan sampai ke tangan mereka yang membutuhkan, sehingga nilai guna produk tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya.

a.   Pengertian, Jenis, dan Tujuan Distribusi

Aspek

Penjelasan

Pengertian

Segala aktivitas yang bertujuan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang dan/jasa dari pihak produsen kepada pihak konsumen. Ini mencakup semua tahapan dari gudang pabrik hingga produk berada di tangan pengguna akhir.

Jenis Distribusi (Berdasarkan Cara Penyaluran)

·   Distribusi Langsung: Produsen menyalurkan barang/jasa langsung ke konsumen tanpa perantara. Ini seringkali diterapkan untuk produk segar, kustom, atau jasa.

·    Distribusi Semi-Langsung: Produsen menyalurkan barang/jasa melalui pihak perantara yang masih merupakan bagian dari produsen itu sendiri (misalnya, cabang toko sendiri).

·   Distribusi Tidak Langsung: Produsen menyalurkan barang/jasa melalui berbagai perantara independen (pedagang besar, agen, pengecer) sebelum sampai ke konsumen. Ini umum untuk produk massal dan luas jangkauan.

Jenis Distribusi (Berdasarkan Intensitas)

·   Distribusi Intensif: Menyalurkan produk ke sebanyak mungkin saluran penjualan (toko, supermarket, kios) agar produk mudah ditemukan oleh konsumen. Umumnya untuk produk kebutuhan sehari-hari.

·   Distribusi Selektif: Menyalurkan produk hanya melalui beberapa perantara atau toko terpilih di suatu wilayah. Cocok untuk produk yang membutuhkan layanan purnajual atau citra merek tertentu.

·   Distribusi Eksklusif: Menyalurkan produk hanya melalui satu perantara atau satu toko di suatu wilayah. Biasanya untuk produk mewah, edisi terbatas, atau yang membutuhkan layanan khusus.

Tujuan Distribusi

·   Menyampaikan Produk ke Konsumen: Memastikan barang/jasa tersedia bagi mereka yang membutuhkan di lokasi yang tepat.

·   Memenuhi Kebutuhan Pasar: Menjaga ketersediaan produk agar sesuai dengan permintaan dan fluktuasi pasar.

·    Menjaga Stabilitas Harga: Menghindari fluktuasi harga yang ekstrem akibat kelangkaan atau kelebihan pasokan di pasar.

·   Meningkatkan Penjualan dan Laba: Memperluas jangkauan pasar, meningkatkan volume penjualan, dan pada akhirnya keuntungan perusahaan.

·   Menciptakan Pemerataan Produk: Memastikan produk dapat dijangkau oleh konsumen di berbagai wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan.

·   Meningkatkan Nilai Guna Tempat dan Waktu: Produk tersedia di lokasi dan waktu yang tepat bagi konsumen, sehingga meningkatkan nilai manfaatnya.

·   Menciptakan Loyalitas Pelanggan: Distribusi yang efisien dan andal dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas.

·   Mengurangi Risiko Kerusakan/Kadaluarsa: Mempercepat penyaluran produk, terutama yang mudah rusak, untuk meminimalkan kerugian.

b.   Faktor-faktor yang Memengaruhi Distribusi & Contohnya

Faktor distribusi adalah berbagai elemen yang berperan dalam menentukan strategi dan efisiensi penyaluran barang atau jasa. Pemilihan saluran distribusi yang tepat sangat krusial bagi keberhasilan produk di pasar. 

Faktor Distribusi

Pengertian

Jenis & Contoh

1. Faktor Produk

Karakteristik fisik dan non-fisik dari barang atau jasa itu sendiri, yang memengaruhi cara penyalurannya.

·  Nilai Produk: Produk bernilai tinggi (misalnya, perhiasan mewah, mobil) cenderung menggunakan distribusi eksklusif atau semi-langsung.

·  Ukuran dan Berat: Produk besar/berat (misalnya, lemari es, material bangunan) membutuhkan moda transportasi khusus dan jalur distribusi yang minim perpindahan.

·  Mudah Rusak/Kadaluarsa: Produk segar (misalnya, sayuran dari Ungaran, produk susu) memerlukan distribusi langsung atau rantai dingin yang cepat.

·  Sifat Teknis: Produk yang membutuhkan instalasi atau layanan purnajual (misalnya, mesin industri) sering menggunakan distribusi langsung oleh produsen atau distributor khusus.

2. Faktor Perusahaan

Kebijakan, tujuan, dan kemampuan internal dari produsen atau perusahaan yang melakukan distribusi.

·  Sumber Daya Finansial: Perusahaan dengan modal besar mampu membangun jaringan distribusi sendiri (gudang, armada, toko cabang) seperti yang dilakukan beberapa pabrik besar di Ungaran.

·  Skala Produksi: Produksi massal membutuhkan jaringan distribusi yang luas dan intensif untuk menampung volume besar.

·  Citra Merek: Produk premium sering memilih distribusi selektif atau eksklusif untuk menjaga citra.

·  Pengalaman Distribusi: Perusahaan berpengalaman dapat mengelola saluran yang lebih kompleks.

3. Faktor Pasar

Karakteristik target konsumen dan kondisi pasar di mana produk akan didistribusikan.

·  Jumlah Konsumen: Pasar dengan banyak konsumen tersebar (misalnya, kebutuhan rumah tangga di Ungaran) memerlukan distribusi intensif.

·  Lokasi Geografis Konsumen: Konsumen di daerah terpencil membutuhkan saluran distribusi yang dapat menjangkau lokasi sulit.

·  Daya Beli Konsumen: Memengaruhi jenis saluran yang dipilih (misalnya, toko mewah untuk konsumen berdaya beli tinggi).

·  Kebiasaan Pembelian: Apakah konsumen lebih suka berbelanja online, di supermarket, atau pasar tradisional.

·  Tingkat Persaingan: Memengaruhi strategi distribusi untuk membedakan diri dari pesaing.

4. Faktor Perantara

Ketersediaan dan karakteristik pihak-pihak perantara (agen, pedagang besar, pengecer) yang akan dilibatkan dalam saluran distribusi.

·  Ketersediaan Perantara: Di Ungaran, banyak toko kelontong dan minimarket yang siap menjadi pengecer untuk berbagai produk konsumsi.

·  Reputasi dan Kapasitas Perantara: Memilih distributor dengan reputasi baik dan kapasitas gudang/armada yang memadai.

·  Biaya Perantara: Mempertimbangkan biaya komisi atau margin yang diminta perantara.

·  Jangkauan Perantara: Seberapa luas area yang dapat dicakup oleh perantara tersebut.


4.   Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan akhir dalam siklus ekonomi, di mana barang dan jasa yang telah diproduksi dan didistribusikan digunakan atau dihabiskan nilainya oleh individu, rumah tangga, atau entitas lain untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan.

a.   Pengertian, Jenis, dan Tujuan Konsumsi

Aspek

Penjelasan

Pengertian

Aktivitas menggunakan atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa secara langsung atau bertahap untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan individu atau kelompok.

Jenis Konsumsi (Berdasarkan Pelaku)

·   Konsumsi Rumah Tangga (Individu/Keluarga): Konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga. Contoh: membeli makanan, membayar tagihan listrik, membeli pakaian.

·   Konsumsi Pemerintah: Konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah untuk pelayanan publik dan menjalankan roda pemerintahan. Contoh: pengadaan alat tulis kantor, pembangunan infrastruktur (jalan, sekolah), pembayaran gaji pegawai.

·   Konsumsi Perusahaan/Produsen (Konsumsi Produktif): Penggunaan barang atau jasa sebagai bahan baku atau alat bantu dalam proses produksi untuk menghasilkan barang/jasa lain. Contoh: pabrik tekstil membeli benang, petani membeli pupuk, perusahaan transportasi membeli bahan bakar.

Jenis Konsumsi (Berdasarkan Sifat)

·   Konsumsi Langsung (Final Consumption): Barang/jasa langsung habis dipakai atau dikonsumsi oleh individu/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Contoh: membeli dan memakan roti, menonton film di bioskop.

·   Konsumsi Produktif (Intermediate Consumption): Barang/jasa digunakan sebagai bahan baku atau alat bantu dalam proses produksi lebih lanjut. Contoh: pabrik membeli bahan baku kain, petani membeli pupuk.

Tujuan Konsumsi

·   Memenuhi Kebutuhan Hidup: Paling utama, untuk memenuhi kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan) hingga kebutuhan sekunder dan tersier.

·   Mencapai Kepuasan Maksimal: Memperoleh tingkat kepuasan atau utilitas tertinggi dari barang/jasa yang dikonsumsi.

·   Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan terpenuhinya kebutuhan, kualitas hidup dan kesejahteraan individu/masyarakat meningkat.

·   Menjaga Kelangsungan Hidup: Konsumsi makanan dan minuman esensial untuk menjaga tubuh tetap berfungsi dan bertahan hidup.

·   Menjaga Produktivitas: Konsumsi yang tepat (misalnya, gizi seimbang, istirahat yang cukup) mendukung kemampuan individu untuk bekerja dan berproduksi.

·   Mendukung Pertumbuhan Ekonomi: Permintaan konsumsi yang stabil dan meningkat mendorong kegiatan produksi dan distribusi, yang pada gilirannya menggerakkan roda perekonomian.

·   Meningkatkan Status Sosial: Konsumsi barang atau jasa tertentu dapat digunakan sebagai simbol status dalam masyarakat.

·   Pemanfaatan Nilai Guna: Mengambil manfaat penuh dari barang atau jasa yang telah diciptakan.

     b.   Faktor yang Memengaruhi Konsumsi & Contohnya

Keputusan konsumsi setiap individu atau rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal (dari dalam diri konsumen) maupun eksternal (dari lingkungan sekitar). Memahami faktor-faktor ini membantu menjelaskan pola konsumsi masyarakat.

Faktor Konsumsi

Pengertian

Jenis & Contoh

1. Pendapatan

Tingkat penghasilan yang diterima individu atau rumah tangga. Ini adalah faktor paling dominan karena menentukan daya beli.

·     Jenis: Pendapatan tetap (gaji), pendapatan tidak tetap (bonus, komisi).

·     Contoh: Keluarga di Ungaran dengan pendapatan bulanan yang lebih tinggi cenderung dapat membeli makanan yang lebih bervariasi, berlibur, atau mengonsumsi barang elektronik terbaru.

2. Harga Barang dan Jasa

Biaya moneter yang harus dibayar untuk memperoleh barang atau jasa. Harga yang lebih rendah cenderung meningkatkan permintaan dan konsumsi, dan sebaliknya.

·     Jenis: Harga absolut, harga relatif (perbandingan dengan barang lain).

·     Contoh: Jika harga cabai di Pasar Bandarjo Ungaran turun drastis, ibu rumah tangga mungkin akan membeli lebih banyak cabai.

3. Selera Konsumen

Preferensi, minat, atau pilihan pribadi individu terhadap suatu barang atau jasa, yang seringkali dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan, atau lingkungan sosial.

·     Jenis: Selera pribadi, selera kolektif (tren).

·     Contoh: Seseorang di Ungaran mungkin lebih memilih kopi Arabika lokal daripada kopi instan, meskipun harganya lebih mahal, karena selera pribadi terhadap aroma dan rasa.

4. Adat Istiadat/Kebudayaan

Norma dan praktik tradisional yang berlaku dalam masyarakat, yang diwariskan turun-temurun dan memengaruhi pola konsumsi, terutama untuk acara-acara khusus.

·     Jenis: Tradisi keagamaan, tradisi sosial, tradisi keluarga.

·     Contoh: Saat perayaan Grebeg Besar di Ungaran, konsumsi makanan khas lebaran, pakaian baru, dan hiasan rumah akan meningkat sebagai bagian dari adat istiadat.

5. Gaya Hidup

Pola hidup yang dipilih individu atau kelompok, yang mencakup kebiasaan, nilai, dan minat yang tercermin dalam pilihan konsumsi mereka.

·     Jenis: Gaya hidup sehat, gaya hidup minimalis, gaya hidup mewah.

·     Contoh: Seseorang di Ungaran yang menganut gaya hidup outdoor mungkin akan banyak mengonsumsi peralatan mendaki gunung, sepatu trekking, atau jasa tour guide lokal.

6. Tingkat Pendidikan

Level pendidikan formal dan informal yang dicapai individu. Pendidikan dapat memengaruhi kesadaran akan kualitas, kesehatan, keberlanjutan produk, serta prioritas konsumsi.

·     Jenis: Pendidikan formal (sekolah, universitas), pendidikan non-formal (kursus, pelatihan).

·     Contoh: Orang dengan tingkat pendidikan tinggi di Ungaran mungkin lebih cenderung mengonsumsi buku-buku ilmiah, mengikuti seminar, atau berinvestasi pada pendidikan anak.

7. Lingkungan Sosial

Pengaruh dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga, teman sebaya, kelompok referensi, media massa (iklan), dan media sosial.

·     Jenis: Pengaruh peer group, pengaruh iklan, pengaruh influencer.

·     Contoh: Seorang remaja di Ungaran membeli sneaker merek tertentu karena melihat teman-temannya di sekolah juga memakainya, atau terpengaruh iklan kuliner di Instagram sehingga ingin mencobanya.

8. Perkiraan Harga di Masa Depan

Ekspektasi atau prediksi konsumen tentang perubahan harga suatu barang atau jasa di kemudian hari. Ini dapat memengaruhi keputusan untuk mengonsumsi sekarang atau menunda.

·     Jenis: Ekspektasi inflasi, ekspektasi diskon/promo.

·     Contoh: Jika masyarakat Ungaran memperkirakan harga beras akan naik tajam bulan depan, mereka mungkin akan membeli stok beras lebih banyak sekarang untuk menghindari harga yang lebih tinggi di masa depan.


-------  oOo  -------