Candi-Candi di Tanah Jawa



CANDI-CANDI DI TANAH JAWA

 

Candi adalah sebuah bangunan keagamaan sebagai tempat ibadah dan peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Istilah 'candi' juga digunakan masyarakat untuk menyebut tempat ibadah dan situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.
Di Indonesia, candi dapat ditemukan di pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan, akan tetapi candi paling banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Candi-candi yang ditemukan di Indonesia tidak diketahui nama aslinya. Kesepakatan para arkeologi adalah menamai candi berdasarkan nama desa tempat ditemukannya candi tersebut. Candi-candi yang sudah diketahui masyarakat sejak dulu, kadang disertai legenda yang terkait dengannya, temuan prasasti, maupun naskah kuno yang diduga merujuk kepada candi tersebut. Akibatnya nama candi dapat bermacam-macam, misalnya candi Prambanan, candi Rara Jonggrang, dan candi Siwagrha merujuk kepada kompleks candi yang sama. Prambanan adalah nama desa tempat candi itu berdiri. Rara Jonggrang adalah legenda rakyat setempat yang terkait candi tersebut. Sedangkan Siwagrha (Sanskerta: "rumah Siwa") adalah nama bangunan suci yang dipersembahkan untuk Siwa yang disebut dalam Prasasti Siwagrha dan merujuk kepada candi yang sama.
Candi berdasarkan latar belakang keagamaannya dibedakan menjadi 4 yaitu :
1.   Candi Hindu, yaitu candi untuk memuliakan dewa-dewa Hindu seperti Siwa atau Wisnu, contoh: candi Prambanan, candi Gebang, kelompok candi Dieng, candi Gedong Songo, candi Panataran, dan candi Cangkuang.
2.    Candi Buddha, yaitu candi yang berfungsi memuliaan Buddha atau keperluan bhiksu sanggha, contoh candi Borobudur, candi Sewu, candi Kalasan, candi Sari, candi Plaosan, candi Banyunibo, candi Sumberawan, candi Jabung, kelompok candi Muaro Jambi, candi Muara Takus, dan candi Biaro Bahal.
3.     Candi Siwa-Buddha, yaitu candi sinkretis perpaduan Siwa dan Buddha, contoh: candi Jawi.
4.     Candi non-religius, yaitu candi sekuler atau tidak jelas sifat atau tujuan keagamaan-nya, contoh : candi Ratu Boko, Candi Angin, gapura Bajang Ratu, candi Tikus, candi Wringin Lawang.
Candi berdasarkan skala kepentingannya atau peruntukannya terbagi menjadi 3 yaitu :
1.    Candi Kerajaan, yaitu candi yang digunakan seluruh warga kerajaan, tempat digelarnya upacara-upacara keagamaan penting kerajaan. Candi kerajaan biasanya dibangun mewah, besar, dan luas. Contoh : Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Panataran.
2.    Candi Wanua atau Watak, yaitu candi yang digunakan masyarakat pada daerah atau desa tertentu pada suatu kerajaan, biasanya berukuran kecil dan hanya bangunan tunggal yang tidak berkelompok. Contoh : candi yang berasal dari masa Majapahit, Candi Sanggrahan di Tulung Agung, Candi Gebang di Yogyakarta, dan Candi Pringapus.
3.    Candi Pribadi, yaitu candi digunakan untuk mendharmakan seorang tokoh, sehingga memiliki fungsi mirip makam. Contoh : Candi Kidal (pendharmaan Anusapati, raja Singhasari), candi Jajaghu (Pendharmaan Wisnuwardhana, raja Singhasari), Candi Rimbi (pendharmaan Tribhuwana Wijayatunggadewi, ibu Hayam Wuruk), Candi Tegowangi (pendharmaan Bhre Matahun), dan Candi Surawana (pendharmaan Bhre Wengker).
Berdasarkan fungsinya, Candi dibedakan menjadi 7 yaitu :
1.    Candi Pemujaan: candi Hindu yang dibangun untuk memuja dewa, dewi, atau bodhisatwa tertentu, contoh : candi Prambanan, candi Canggal, candi Sambisari, dan candi Ijo yang menyimpan lingga dan dipersembahkan utamanya untuk Siwa, candi Kalasan dibangun untuk memuliakan Dewi Tara, sedangkan candi Sewu untuk memuja Manjusri.
2.    Candi Stupa : didirikan sebagai lambang Budha atau menyimpan relik buddhis, atau sarana ziarah agama Buddha. Secara tradisional stupa digunakan menyimpan relikui buddhis seperti abu jenazah, kerangka, potongan kuku, rambut, atau gigi yang dipercaya milik Buddha Gautama, atau bhiksu Buddha terkemuka, atau keluarga kerajaan penganut Buddha. Beberapa stupa lainnya dibangun sebagai sarana ziarah dan ritual, contoh : candi Borobudur, candi Sumberawan, dan candi Muara Takus.
3.    Candi Pedharmaan atau candi pribadi, yaitu candi yang dibangun untuk memuliakan arwah raja atau tokoh penting yang telah meninggal dan kadang berfungsi sebagai candi pemujaan karena arwah raja yang telah meninggal sering dianggap bersatu dengan dewa perwujudannya, contoh : candi Belahan tempat Airlangga dicandikan, arca perwujudannya adalah sebagai Wishnu menunggang Garuda. Candi Simping di Blitar, tempat Raden Wijaya didharmakan sebagai dewa Harihara.
4.    Candi Pertapaan : didirikan di lereng-lereng gunung tempat bertapa, contoh : candi-candi di lereng Gunung Penanggungan, kelompok candi Dieng dan candi Gedong Songo, serta Candi Liyangan di lereng timur Gunung Sundoro, diduga selain berfungsi sebagai pemujaan, juga merupakan tempat pertapaan sekaligus situs permukiman.
5.   Candi Wihara : didirikan untuk tempat para biksu atau pendeta tinggal dan bersemadi, candi seperti ini memiliki fungsi sebagai permukiman atau asrama, contoh: candi Sari dan Plaosan
6.     Candi Gerbang : didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contoh: gerbang di kompleks Ratu Boko, Bajang Ratu, Wringin Lawang, dan candi Plumbangan.
7.   Candi Petirtaan : didirikan didekat sumber air atau di tengah kolam dan fungsinya sebagai pemandian, contoh : Petirtaan Belahan, Jalatunda, dan candi Tikus di Jawa Timur.
Berdasarkan bagian-bagiannya, bangunan candi terdiri 3 bagian yaitu :
1.   Kaki candi, yaitu bagian bawah candi yang melambangkan dunia bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhat, yaitu menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah.
2.   Tubuh candi, yaitu bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu. Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah. Pada bagian depan terdapat gawang pintu menuju ruangan dalam candi.
3.   Atap candi, yaitu bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu. Yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan bersemayam. Umumnya, atap candi terdiri 3 tingkatan yang semakin atas semakin kecil ukurannya. Sedangkan atap langgam Jawa Timur terdiri atas banyak tingkatan yang membentuk kurva limas. Pada puncak atap dimahkotai stupa, ratna, wajra, atau lingga semu.

Berikut ini candi-candi di Tanah Jawa yang tersebar di 5 wilayah provinsi saat ini :

Di Provinsi Banten :

1. Kabupaten Pandeglang

2. Kota Serang

Di Provinsi Jawa Barat :

1. Kabupaten Garut

2. Kabupaten Karawang

3. Kota Tasikmalaya

  • Situs Lingga Yoni (Blok Wangkelang Kampung Sindanglengo, Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang).

4. Kabupaten Bandung

5. Kabupaten Ciamis

6. Kota Banjar

Di Provinsi Jawa Tengah :

1. Kabupaten Magelang

2. Kabupaten Klaten

3. Kabupaten Karanganyar

4. Kabupaten Semarang

5. Kabupaten Banjarnegara

6. Kabupaten Wonosobo

7. Kabupaten Temanggung

8. Kota Salatiga

9. Kabupaten Tegal

10. Kabupaten Boyolali

11. Kabupaten Pati

  • Candi Miyono atau Situs Kayen, Dusun Miyono (Mbuloh), Desa Kayen, Kecamatan Kayen.

12. Kabupaten Blora

  • Candi Sentono, Dukuh Nglaren, Desa Sentono, Kecamatan Kradenan.
Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta :

1. Kabupaten Sleman

2. Kabupaten Bantul

3. Kabupaten Kulon Progo

4. Kabupaten Gunung Kidul

Di Provinsi Jawa Timur :

1. Kabupaten Malang

2. Kota Malang

3. Kota Batu

4. Kabupaten Kediri

5. Kota Kediri

  • Kompleks Pertapaan Goa Selomangleng (Mojoroto,Kediri).
  • Candi Pandean (Arca Durga).
  • Candi Setono Gedong Candi masa Kadhiri yang terletak di Jl. Dhoho ini pada bulan Oktober 2013 hampir dihancurkan oleh Takmir Masjid.
  • Candi Siti Inggil.
  • Candi Joko Dolog.
  • Lingga Pakelan.
  • Situs Dadapan.
  • Situs Botolengket.
  • Gua Selo Bale.
  • Yoni Burengan.
  • Situs Mbah Lumpang.

6. Kabupaten Nganjuk

7. Kabupaten Jombang

8. Kabupaten Pasuruan

9. Kabupaten Mojokerto

10. Kota Surabaya

11. Kabupaten Blitar

12. Kabupaten Probolinggo

13. Kabupaten Tulungagung

14. Kabupaten Trenggalek

  • Candi Brongkah atau Candi Jenggolo Manik ( Brongkah, Kedunglurah , Pogalan).

15. Kabupaten Magetan

16. Kabupaten Sidoarjo

17. Kabupaten Lumajang

18. Kabupaten Pamekasan

19. Kabupaten Jember

20. Kabupaten Ponorogo

21. Kabupaten Bojonegoro

22. Kabupaten Gresik

23. Kabupaten Madiun

24. Kabupaten Ngawi


Sumber :

----------  semoga bermanfaat  ----------

Tidak ada komentar: