IPS
7 Tema 4C
Pemberdayaan
Masyarakat
(Penyusun
: Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)
1.
Pengertian
dan Fungsi Uang
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian
Uang |
Uang adalah alat tukar yang diterima
secara umum dalam transaksi ekonomi untuk pembelian barang dan jasa. Nilainya
diakui dan dijamin oleh pemerintah. |
Rupiah
(IDR), Dolar Amerika (USD), Euro (EUR). |
|
2
Fungsi Asli Uang |
a. Alat Tukar (Medium of
Exchange): Uang
digunakan untuk mempermudah pertukaran barang dan jasa tanpa perlu sistem
barter yang rumit. b. Satuan Hitung (Unit of
Account): Uang
berfungsi sebagai standar untuk mengukur nilai atau harga suatu barang dan
jasa. |
a.
Alat
Tukar: Membeli
buku di toko dengan uang tunai. b.
Satuan
Hitung: Harga
sebuah smartphone dicatat sebesar Rp10.000.000,00. |
|
7
Fungsi Turunan Uang |
a.
Alat
Pembayaran Utang:
Uang digunakan sebagai alat untuk melunasi utang atau pembayaran di masa
depan, seperti dalam transaksi kredit. b.
Alat
Penyimpan Nilai:
Uang dapat disimpan dan digunakan di masa depan tanpa kehilangan nilainya
secara signifikan. c.
Alat
Pemindah Kekayaan:
Uang memudahkan pemindahan aset dari satu orang ke orang lain atau dari satu
tempat ke tempat lain. d.
Pendorong
Kegiatan Ekonomi:
Ketersediaan uang memfasilitasi transaksi, investasi, dan konsumsi, sehingga
mendorong pertumbuhan ekonomi. e.
Alat
Pembentuk Modal:
Uang dapat digunakan untuk mengumpulkan modal atau investasi, seperti
pembelian saham atau aset produksi. f.
Penentu
Harga: Harga
barang dan jasa ditentukan oleh jumlah uang yang bersedia dibayarkan. g.
Penstabil
Harga: Kebijakan
moneter oleh bank sentral menggunakan uang untuk mengendalikan inflasi dan
menstabilkan harga. |
a. Pembayaran Utang: Membayar cicilan motor setiap
bulan. b. Penyimpan Nilai: Menabung uang di bank untuk kebutuhan
di masa depan. c. Pemindah Kekayaan: Mengirim uang kepada keluarga di
luar kota. d. Pendorong Kegiatan Ekonomi: Transaksi jual-beli di pasar
mendorong perputaran ekonomi. e. Pembentuk Modal: Menggunakan uang untuk membeli
mesin produksi baru. f. Penentu Harga: Harga suatu barang ditentukan
oleh penawaran dan permintaan di pasar. g. Penstabil Harga: Bank Indonesia menaikkan suku
bunga untuk mengendalikan inflasi. |
2.
Pendapatan
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Pendapatan
adalah jumlah uang yang diterima oleh individu, perusahaan, atau negara dari
berbagai sumber selama periode waktu tertentu. Pendapatan bisa berasal dari
upah, gaji, laba usaha, atau investasi. |
Gaji
bulanan seorang karyawan, laba bersih sebuah perusahaan, atau pendapatan
bunga dari deposito. |
|
Sumber |
·
Pendapatan
Individu: Upah,
gaji, bonus, honorarium, dan komisi. ·
Pendapatan
Perusahaan: Laba
dari penjualan produk atau jasa. ·
Pendapatan
Negara: Pajak,
bea masuk, dan laba dari BUMN. |
·
Individu: Gaji seorang guru. ·
Perusahaan: Penjualan mobil. ·
Negara: Pajak penghasilan. |
|
Manfaat |
·
Indikator
Kesejahteraan:
Tingkat pendapatan mencerminkan kemampuan seseorang atau negara untuk
memenuhi kebutuhan hidup. ·
Basis
Perhitungan Pajak:
Pendapatan menjadi dasar untuk menghitung jumlah pajak yang harus dibayar. ·
Alat
Pengukuran Ekonomi:
Pendapatan digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara, seperti
Produk Domestik Bruto (PDB). |
·
Kesejahteraan: Pendapatan yang tinggi
memungkinkan keluarga untuk membeli rumah dan mobil. ·
Pajak: Seseorang dengan pendapatan di
atas batas tertentu wajib membayar pajak. ·
PDB: Kenaikan pendapatan nasional
menunjukkan pertumbuhan ekonomi. |
|
Rumus |
·
Pendapatan
Individu:
Pendapatan = Gaji + Bonus + Komisi ·
Pendapatan
Perusahaan:
Pendapatan = Harga Jual x Jumlah Barang Terjual |
·
Individu: Seorang sales mendapat gaji Rp4
juta ditambah komisi Rp1 juta. Total pendapatan = Rp4 jt + Rp1 jt = Rp5 jt. ·
Perusahaan: Perusahaan menjual 1.000 unit
barang seharga Rp100.000 per unit. Total pendapatan = 1.000 x Rp100.000 =
Rp100.000.000. |
|
Contoh Soal |
·
Sebuah
toko menjual 500 pasang sepatu dengan harga Rp250.000 per pasang. Berapa
total pendapatan toko tersebut? |
·
Penyelesaian: Total Pendapatan = Jumlah Sepatu
x Harga Sepatu Total Pendapatan = 500 x
Rp250.000 Total Pendapatan = Rp125.000.000 |
3. Tabungan
|
Aspek |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian |
Tabungan
adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi dan
dialokasikan untuk penggunaan di masa depan. Tabungan merupakan bentuk investasi
sederhana dan dapat disimpan di bank, koperasi, atau di rumah. |
Menyisihkan
Rp500.000 dari gaji bulanan untuk disimpan di bank. |
|
3 Manfaat |
·
Dana
Darurat:
Menyediakan dana siap pakai untuk kebutuhan mendesak yang tidak terduga,
seperti biaya pengobatan atau perbaikan kendaraan. ·
Menghindari Utang: Dengan memiliki tabungan,
seseorang tidak perlu berutang untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau
mencapai tujuan finansial. ·
Alat
Investasi:
Tabungan dapat menjadi modal awal untuk berinvestasi dalam instrumen yang
lebih menguntungkan, seperti saham atau properti. |
·
Dana
Darurat:
Menggunakan tabungan untuk membayar biaya operasi yang tiba-tiba. ·
Menghindari
Utang: Membeli
motor secara tunai dengan uang tabungan, bukan dengan kredit. ·
Alat
Investasi: Menggunakan
tabungan untuk membeli reksa dana. |
|
5 Tujuan |
·
Jangka
Pendek: Untuk
membeli barang yang dibutuhkan dalam waktu dekat, seperti gadget atau tiket
konser. ·
Jangka
Menengah: Untuk
tujuan yang lebih besar, seperti uang muka rumah atau biaya pernikahan. ·
Jangka
Panjang: Untuk
tujuan besar di masa depan, seperti dana pensiun atau biaya pendidikan anak. ·
Pendidikan: Untuk membiayai studi lanjutan,
kursus, atau pendidikan anak-anak. ·
Kebutuhan
Hari Tua: Untuk
memastikan ketersediaan finansial yang stabil di masa pensiun. |
·
Jangka
Pendek: Menabung
untuk membeli sepatu baru dalam 3 bulan. ·
Jangka
Menengah:
Menabung untuk uang muka mobil dalam 3 tahun. ·
Jangka
Panjang:
Menabung untuk dana pensiun dalam 20 tahun. ·
Pendidikan: Menabung untuk membiayai kuliah.
·
Hari
Tua: Menabung di
produk dana pensiun. |
|
Rumus |
Tabungan = Pendapatan - Konsumsi Rumus
ini menunjukkan bahwa tabungan adalah sisa dari pendapatan setelah dikurangi
pengeluaran untuk konsumsi. |
Rumus:
Jika
pendapatan bulanan Rp7.000.000 dan konsumsi Rp5.000.000, maka tabungan adalah
Rp2.000.000. |
|
Contoh Soal |
Dinda
memiliki pendapatan bulanan sebesar Rp8.000.000. Setiap bulan, ia
mengalokasikan Rp5.500.000 untuk pengeluaran rutin. Berapa jumlah tabungan
Dinda setiap bulan? |
Penyelesaian: Tabungan
= Pendapatan - Konsumsi Tabungan
= Rp8.000.000 - Rp5.500.000 Tabungan = Rp2.500.000 |
4. Investasi
Berikut
ringkasan mengenai investasi, mencakup pengertian, tujuan, ciri-ciri investasi
yang baik dan bodong, serta jenis-jenisnya.
a.
Pengertian
Investasi
|
Aspek |
Keterangan |
|
Definisi |
Investasi
adalah penanaman modal atau dana, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan harapan mendapatkan keuntungan atau manfaat di masa mendatang. |
|
Inti |
Sederhananya,
investasi adalah kegiatan menempatkan aset saat ini untuk menghasilkan nilai
atau keuntungan yang lebih besar di masa depan. |
|
Tujuan |
Keterangan |
|
Mengembangkan Aset |
Tujuan
utama adalah untuk meningkatkan nilai kekayaan atau aset yang dimiliki agar tidak
tergerus inflasi dan terus bertumbuh seiring waktu. |
|
Mencapai Kebebasan Finansial |
Membangun
aset pasif yang dapat menghasilkan pendapatan secara berkala, sehingga
individu tidak lagi bergantung pada pendapatan dari pekerjaan. |
|
Menyiapkan Dana Masa Depan |
Mengumpulkan
dana untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau
pembelian rumah. |
|
Melawan Inflasi |
Menjaga
daya beli uang agar tidak menurun seiring kenaikan harga barang dan jasa dari
waktu ke waktu. |
|
Ciri-Ciri |
Keterangan |
|
Terdaftar dan Diawasi OJK |
Lembaga
pengelola investasi memiliki izin resmi dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), menunjukkan legalitas dan kredibilitas. |
|
Keuntungan yang Rasional |
Menawarkan
keuntungan yang masuk akal dan sebanding dengan risiko yang ada. Tidak ada
investasi yang menjanjikan keuntungan sangat tinggi dalam waktu singkat. |
|
Risiko Dijelaskan Secara Transparan |
Pihak
pengelola memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai potensi risiko
yang mungkin terjadi. |
|
Transparansi Informasi |
Semua
informasi produk, laporan kinerja, dan biaya tertera dengan jelas dan dapat
diakses dengan mudah. |
|
Ciri-Ciri |
Contoh |
|
Menjanjikan Keuntungan Sangat Tinggi |
Janji keuntungan 100% dalam
sebulan atau sejenisnya. Tidak ada investasi legal yang bisa memberikan return
sebesar itu secara konsisten. |
|
Tidak Memiliki Izin Resmi |
Entitas investasi tidak terdaftar
di OJK atau lembaga pengawas terkait, menunjukkan bahwa operasionalnya
ilegal. |
|
Produk atau Model Bisnis Tidak Jelas |
Dana investor dikumpulkan, tetapi
tidak ada penjelasan transparan mengenai produk atau aset apa yang
diinvestasikan. |
|
Skema Piramida atau Ponzi |
Keuntungan yang diberikan berasal
dari dana investor baru, bukan dari hasil investasi yang sebenarnya. Skema
ini akan runtuh ketika tidak ada investor baru. |
|
Memaksa Mencari Anggota Baru |
Investor diwajibkan merekrut
orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau bonus. |
|
Ada Tekanan untuk Cepat Bergabung |
Terdapat unsur urgensi dan
paksaan agar calon investor segera menyetor dana tanpa berpikir matang. |
|
Pengembalian Macet di Tengah Jalan |
Di awal mungkin lancar, tetapi
lama-kelamaan pembayaran keuntungan mulai tersendat hingga akhirnya macet. |
|
Identitas Pengelola Tidak Jelas |
Pengelola investasi sulit
dihubungi, tidak memiliki kantor fisik, atau tidak transparan mengenai
identitasnya. |
|
Jenis Investasi |
Keterangan |
Contoh |
|
Investasi Langsung |
Individu
membeli dan mengelola aset investasi secara langsung tanpa perantara. |
·
Properti: Membeli rumah atau apartemen
untuk disewakan. ·
Emas: Membeli emas batangan dan
menyimpannya sendiri. |
|
Investasi Tidak Langsung |
Individu
berinvestasi melalui pihak ketiga atau manajer investasi yang mengelola dana. |
·
Reksa
Dana:
Mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan pada berbagai
aset (saham, obligasi) oleh manajer investasi. ·
Saham: Membeli saham perusahaan
melalui sekuritas atau broker. |
5. Literasi Keuangan
a.
Pengertian
Literasi Keuangan
|
Aspek |
Keterangan |
|
Definisi |
Literasi keuangan adalah
pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan seseorang yang memengaruhi sikap dan
perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan
keuangan guna mencapai kesejahteraan finansial. |
|
Sumber |
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). |
|
Tingkat |
Pengertian |
Contoh |
|
Well Literate |
Individu
memiliki pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan yang memadai mengenai
lembaga, produk, serta jasa keuangan. Mereka memahami fitur, manfaat, risiko,
dan hak-kewajiban terkait produk keuangan dan mampu menggunakannya dengan
bijak. |
Seseorang
yang memahami manfaat asuransi jiwa dan kesehatan, lalu secara aktif membeli
produk tersebut yang sesuai dengan kebutuhannya. Mereka juga rutin
berinvestasi di saham atau reksa dana dan tahu cara menganalisis risikonya. |
|
Sufficient Literate |
Individu
memiliki pengetahuan dan keyakinan yang baik tentang lembaga dan produk
keuangan, termasuk fitur, manfaat, dan risikonya. Namun, mereka belum
memiliki keterampilan yang memadai untuk menggunakan produk tersebut
secara optimal. |
Seseorang
yang mengetahui manfaat investasi saham dan reksa dana, tetapi masih ragu
atau tidak tahu cara memulainya dan lembaga mana yang tepercaya. |
|
Less Literate |
Individu
hanya memiliki pengetahuan dasar tentang lembaga, produk, dan jasa
keuangan tanpa memahami manfaat, risiko, atau fitur-fiturnya. |
Seseorang
yang hanya tahu tentang bank dan produk tabungan, tetapi tidak mengerti
tentang investasi, asuransi, atau pinjaman dengan baik. Mereka cenderung
menghindari produk keuangan lain karena tidak memahaminya. |
|
Not Literate |
Individu
tidak memiliki pengetahuan maupun keyakinan terhadap lembaga dan
produk keuangan. Mereka tidak familier dengan produk keuangan apa pun. |
Seseorang
yang sama sekali tidak mengetahui tentang bank, asuransi, atau investasi.
Mereka menyimpan uangnya di rumah dan tidak tertarik menggunakan layanan
keuangan formal. |
|
Kategori |
Pengertian |
|
Pengetahuan Keuangan |
Memahami
konsep dasar keuangan, seperti inflasi, bunga majemuk, dan manajemen utang. |
|
Komunikasi Keuangan |
Kemampuan
untuk berdiskusi dan berkomunikasi secara efektif tentang masalah keuangan
dengan keluarga atau pasangan. |
|
Manajemen Keuangan Pribadi |
Kemampuan
untuk mengelola keuangan sehari-hari, termasuk membuat anggaran, menabung,
dan membayar tagihan tepat waktu. |
|
Perilaku Keuangan |
Sikap
dan kebiasaan yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan finansial,
seperti menabung secara rutin dan menghindari utang konsumtif. |
|
Kemampuan Memilih Produk Keuangan |
Memiliki
kemampuan untuk memilih dan menggunakan produk keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan, seperti memilih asuransi atau instrumen investasi yang tepat. |
6. Pengelolaan Keuangan Keluarga
a. Pengertian Pengelolaan Keuangan Keluarga
|
Aspek |
Keterangan |
|
Definisi |
Pengelolaan keuangan keluarga adalah suatu proses
perencanaan, penganggaran, pengawasan, dan evaluasi terhadap sumber daya finansial
yang dimiliki keluarga untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan mencapai tujuan
di masa depan. |
|
Inti |
Pengelolaan ini berfokus pada bagaimana
pendapatan keluarga dialokasikan secara bijak untuk pengeluaran, tabungan,
dan investasi. |
b. Tujuan Pengelolaan Keuangan Keluarga
|
Tujuan |
Keterangan |
|
Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari |
Memastikan semua kebutuhan dasar keluarga
(makanan, sandang, papan) terpenuhi dengan baik. |
|
Mencapai Tujuan Finansial Jangka Pendek &
Jangka Panjang |
Merencanakan dan menabung untuk tujuan spesifik,
seperti membeli kendaraan, rumah, dana pendidikan anak, atau dana pensiun. |
|
Menciptakan Ketenangan Finansial |
Meminimalisasi stres akibat masalah keuangan,
seperti utang berlebihan atau pengeluaran tidak terduga. |
|
Membangun Aset dan Kekayaan |
Mengalokasikan dana untuk investasi agar kekayaan
keluarga dapat terus bertumbuh dan tidak tergerus inflasi. |
|
Menghindari Utang Konsumtif |
Mengelola pengeluaran agar tidak terjebak dalam
utang yang tidak produktif dan berisiko tinggi. |
c. Keuntungan Pengelolaan Keuangan Keluarga
|
Keuntungan |
Keterangan |
Contoh |
|
Kehidupan Finansial yang Terencana |
Anggaran yang jelas membantu keluarga
mengendalikan pengeluaran dan memprioritaskan kebutuhan. |
Keluarga membuat anggaran bulanan yang memisahkan
dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan hiburan. Hal ini membuat
pengeluaran lebih terarah. |
|
Adanya Dana Darurat |
Keluarga memiliki cadangan dana untuk menghadapi
situasi tidak terduga seperti sakit atau kehilangan pekerjaan, tanpa harus berutang. |
Seorang ayah tiba-tiba mengalami kecelakaan,
namun keluarga bisa segera menutupi biaya pengobatan menggunakan dana darurat
yang sudah disiapkan. |
|
Terbebas dari Utang |
Pengelolaan yang baik membantu keluarga melunasi
utang yang ada dan menghindari penumpukan utang baru. |
Keluarga berhasil melunasi cicilan rumah lebih
cepat dari jadwal karena secara konsisten mengalokasikan sebagian pendapatan
untuk membayar utang pokok. |
|
Meningkatkan Kesadaran Finansial |
Setiap anggota keluarga menjadi lebih bertanggung
jawab dan sadar akan pentingnya uang, tabungan, dan investasi. |
Anak-anak mulai diajarkan menabung dan memahami
perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. |
|
Tujuan Finansial Tercapai |
Dengan perencanaan yang matang, impian seperti
membeli rumah, liburan keluarga, atau dana pensiun dapat tercapai lebih
cepat. |
Sebuah pasangan berhasil mengumpulkan uang muka
untuk membeli rumah pertama mereka setelah tiga tahun menabung dan
berinvestasi secara disiplin. |
|
Langkah |
Keterangan |
Contoh |
|
1)
Menyusun
Tujuan Keuangan |
Menentukan
target finansial yang ingin dicapai, baik dalam jangka pendek (1-3 tahun),
menengah (3-5 tahun), maupun jangka panjang (> 5 tahun). Tujuan ini harus
spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu (SMART). |
·
Jangka
Pendek:
Mengumpulkan dana darurat sebesar tiga bulan pengeluaran. ·
Jangka
Menengah:
Mengumpulkan uang muka untuk membeli rumah dalam 5 tahun. ·
Jangka
Panjang:
Memiliki dana pensiun yang cukup untuk 20 tahun ke depan. |
|
2)
Menyusun
Rencana Pendapatan |
Mengidentifikasi
semua sumber pendapatan yang masuk secara rutin. Langkah ini membantu
individu memahami seberapa besar sumber daya finansial yang bisa dikelola. |
Mencatat
seluruh pendapatan bulanan dari gaji, bisnis sampingan, bonus, atau sewa
properti. |
|
3)
Menyusun
Rencana Pengeluaran |
Menyusun
anggaran atau alokasi dana untuk berbagai pos pengeluaran. Metode yang umum
digunakan adalah 50/30/20, di mana 50% untuk kebutuhan, 30% untuk
keinginan, dan 20% untuk tabungan/investasi. |
Membuat
alokasi bulanan: Rp5 juta untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi), Rp3
juta untuk keinginan (belanja, nonton), dan Rp2 juta untuk
tabungan/investasi. |
|
4) Melakukan Reviu |
Secara
berkala, meninjau kembali laporan keuangan yang telah dibuat, membandingkan
antara anggaran dengan realisasi, dan membuat penyesuaian yang diperlukan. |
Setiap
akhir bulan, keluarga meninjau pengeluaran. Jika ada pengeluaran yang
melebihi anggaran, mereka mencari tahu alasannya dan membuat penyesuaian
untuk bulan berikutnya. |
|
Langkah |
Keterangan |
Contoh |
|
1)
Membedakan
Kebutuhan dan Keinginan |
Mengidentifikasi
secara cermat pengeluaran mana yang merupakan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi (needs) dan mana yang merupakan keinginan atau gaya hidup (wants)
yang bisa disesuaikan atau dihilangkan. |
·
Kebutuhan: Biaya makan, sewa tempat
tinggal, transportasi untuk bekerja. ·
Keinginan: Kopi di kafe setiap hari,
membeli pakaian merek terkenal, liburan ke luar negeri. |
|
2)
Memilih
Prioritas Pengeluaran |
Menentukan
mana pos pengeluaran yang paling penting dan harus didahulukan. Prioritas
biasanya dimulai dari kebutuhan dasar, kewajiban (utang), tabungan, baru
kemudian keinginan. |
Setelah
pendapatan diterima, alokasikan dana pertama untuk membayar tagihan listrik,
cicilan utang, dan menabung, baru sisanya digunakan untuk belanja bulanan dan
hiburan. |
|
3)
Melakukan
Penghematan pada Pos Pengeluaran |
Mencari
cara untuk mengurangi biaya di pos pengeluaran tertentu tanpa mengorbankan
kualitas hidup secara drastis. |
Memasak
makanan sendiri untuk makan siang ketimbang membeli, menggunakan transportasi
umum, atau mencari diskon saat berbelanja. |
|
4) Menabung secara Periodik |
Mengalokasikan
dana tabungan atau investasi secara rutin, idealnya dilakukan di awal setelah
mendapatkan penghasilan (pay yourself first), bukan menunggu sisa di
akhir. |
Setiap
tanggal gajian, langsung transfer 20% dari gaji ke rekening tabungan atau
investasi sebelum digunakan untuk pengeluaran lain. |
|
5) Merencanakan Program untuk Masa
Mendatang |
Menggabungkan
langkah-langkah di atas untuk merencanakan dan mencapai tujuan finansial
jangka panjang, seperti dana pensiun atau pendidikan anak. |
Membuat
program tabungan pensiun dengan target tertentu yang dihitung berdasarkan
usia dan perkiraan biaya hidup di masa tua. Dana ini disisihkan setiap bulan
dan diinvestasikan secara berkala. |
|
Model |
Keterangan |
Contoh |
|
Sistem Amplop |
Sistem
tradisional yang membagi uang tunai ke dalam beberapa amplop berdasarkan pos
pengeluaran. Setelah uang dalam amplop habis, pengeluaran untuk pos tersebut
harus dihentikan sampai periode berikutnya. |
Setelah
gajian, Anda membagi uang tunai ke dalam amplop-amplop berlabel "Biaya
Transportasi," "Belanja Makanan," dan "Hiburan."
Jika uang di amplop "Hiburan" habis sebelum akhir bulan, Anda tidak
bisa lagi mengeluarkan uang untuk keperluan hiburan. |
|
Sistem Buku Kas Harian |
Sistem
pencatatan manual di mana semua transaksi (pemasukan dan pengeluaran) dicatat
secara rinci setiap hari. Catatan ini berfungsi untuk melacak aliran uang dan
membandingkannya dengan anggaran yang telah ditetapkan. |
Anda
memiliki sebuah buku catatan dan mencatat setiap pengeluaran, seperti
"Beli kopi Rp 25.000," "Biaya transportasi Rp 50.000,"
dan seterusnya. Di akhir bulan, Anda menjumlahkan semua pengeluaran untuk
melihat ke mana saja uang Anda pergi. |
|
Sistem Kas Keluarga |
Sistem
yang melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengelolaan keuangan.
Sistem ini bertujuan untuk transparansi, edukasi, dan tanggung jawab bersama
dalam mencapai tujuan finansial keluarga. |
Setiap
anggota keluarga, termasuk anak-anak, dilibatkan dalam diskusi anggaran
bulanan. Anak-anak diberi uang saku dan diajarkan untuk mencatat pengeluaran,
sementara orang tua secara terbuka membagikan informasi tentang pendapatan
dan alokasi dana. |
a. Pengertian Lembaga Keuangan
|
Aspek |
Keterangan |
|
Definisi |
Lembaga keuangan adalah entitas atau badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk
pinjaman atau pembiayaan untuk mendukung kegiatan ekonomi, menciptakan
stabilitas sistem keuangan, serta menyediakan berbagai layanan finansial
lainnya. |
b. Jenis Lembaga Keuangan Bank
|
Jenis
Bank |
Keterangan |
Contoh |
|
Bank Sentral |
Lembaga negara yang memiliki wewenang untuk
mengatur, menjaga, dan mengawasi kestabilan nilai mata uang, sistem
perbankan, dan kelancaran sistem pembayaran di suatu negara. Bank Sentral
tidak melayani masyarakat umum secara langsung. |
Bank Indonesia (BI), The Federal Reserve (The
Fed) di Amerika Serikat, Bank of Japan (BoJ). |
|
Bank Umum |
Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkannya kembali
dalam bentuk kredit atau pinjaman. Bank ini menyediakan berbagai layanan
perbankan secara lengkap. |
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank
Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI). |
|
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) |
Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
tabungan atau deposito berjangka dan menyalurkan kredit kepada masyarakat
dengan skala kecil dan menengah. BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran, seperti layanan giro dan kliring. |
BPR Dana Raya, BPR Karyajatnika Sadayana (BPR
KS), dan berbagai BPR lokal lainnya yang berfokus di suatu daerah. |
|
Lembaga |
Keterangan |
Contoh |
|
Pegadaian |
Lembaga yang menyediakan jasa pinjaman dengan
jaminan barang bergerak seperti emas, perhiasan, atau kendaraan bermotor. |
PT Pegadaian (Persero). |
|
Lembaga Asuransi |
Perusahaan yang menyediakan jasa pertanggungan
risiko kerugian finansial di masa depan, di mana nasabah membayar premi
secara berkala. |
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912,
Prudential, AXA Mandiri. |
|
Pasar Modal |
Pasar tempat instrumen keuangan jangka panjang
(saham, obligasi, dan derivatif) diperdagangkan. Pasar Modal menjadi sarana
bagi perusahaan untuk mengumpulkan dana dari publik. |
Bursa Efek Indonesia (BEI). |
|
Reksa Dana |
Wadah untuk mengumpulkan dana dari investor yang
selanjutnya diinvestasikan pada portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Investor mendapatkan keuntungan dari hasil investasi tersebut. |
Reksa Dana Saham Mandiri Investasi, Reksa Dana
Pasar Uang Bahana. |
|
Dana Pensiun |
Lembaga yang mengelola dana yang disisihkan oleh
karyawan dan/atau perusahaan untuk menjamin kesejahteraan finansial di masa
pensiun. |
BPJS Ketenagakerjaan (untuk Jaminan Hari Tua),
Dana Pensiun Perusahaan (Dapen) seperti Dapen BRI. |
|
Lembaga Pembiayaan |
Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana
secara langsung dari masyarakat. |
Perusahaan leasing (Sewa Guna Usaha),
perusahaan factoring (anjak piutang), dan perusahaan kartu kredit. |
|
Koperasi |
Badan usaha yang berasaskan kekeluargaan, di mana
anggotanya memiliki simpanan pokok dan wajib yang dapat digunakan sebagai
sumber pinjaman untuk anggota. |
Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa (KUD). |
|
Lembaga Keuangan Khusus |
Lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk
tujuan pembangunan atau sektor tertentu yang tidak bisa dijangkau oleh
lembaga keuangan umum. |
PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT
Permodalan Nasional Madani (PNM), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). |
|
Lembaga Keuangan Mikro |
Lembaga yang menyediakan layanan keuangan untuk
masyarakat berpendapatan rendah atau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). |
Bank Wakaf Mikro, Bank BTPN Syariah. |
8. Peran Masyarakat dan Negara dalam Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi pada Era Digital
a. Karakteristik Utama Ekonomi Digital
|
Karakteristik |
Keterangan |
Contoh |
|
Integrasi Global |
Batas geografis menjadi kabur, memungkinkan
bisnis beroperasi dan menjangkau pasar di seluruh dunia dengan mudah. |
Bisnis e-commerce lokal dapat menjual
produknya ke pelanggan di negara lain melalui platform seperti Alibaba atau
Amazon. |
|
Ketergantungan pada Data |
Data menjadi aset paling berharga. Analisis data
digunakan untuk memahami perilaku konsumen, mengoptimalkan operasi, dan
membuat keputusan strategis. |
Perusahaan streaming film menggunakan data
tontonan pengguna untuk merekomendasikan film atau serial yang relevan. |
|
Inovasi Berbasis Teknologi |
Inovasi produk dan layanan terjadi dengan cepat
berkat pemanfaatan teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI)
dan Internet of Things (IoT). |
Pengembangan kendaraan otonom (tanpa pengemudi)
atau smart home yang terkoneksi dengan internet. |
|
Platform Berbasis Jaringan |
Ekonomi beroperasi melalui platform digital yang
menghubungkan produsen dan konsumen secara langsung. |
Aplikasi ojek online yang menghubungkan
penumpang dengan pengemudi, atau platform Airbnb yang menghubungkan pemilik
properti dengan penyewa. |
|
Meningkatnya Sektor Jasa |
Sektor jasa, terutama yang berbasis digital
seperti konsultasi online, software as a service (SaaS), dan fintech,
berkembang pesat. |
Perusahaan yang menyediakan jasa akuntansi online
atau layanan pembayaran digital. |
|
Kustomisasi Massal |
Produk dan layanan dapat disesuaikan dengan
preferensi individu dalam skala besar. |
Konsumen dapat mendesain sepatu dengan warna dan
fitur khusus melalui situs web produsen. |
|
Dominasi Aset Tak Berwujud |
Nilai perusahaan lebih banyak berasal dari aset
tak berwujud, seperti software, paten, dan merek, ketimbang aset
fisik. |
Nilai perusahaan teknologi seperti Google atau
Facebook sangat bergantung pada inovasi dan kekayaan intelektualnya. |
|
Manfaat |
Keterangan |
Contoh |
|
Efisiensi dan Produktivitas |
Teknologi digital mengotomatisasi proses bisnis,
mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan produktivitas. |
Perusahaan manufaktur menggunakan robot dan
sistem otomatisasi untuk mempercepat proses produksi. |
|
Peningkatan Akses Pasar |
Bisnis, terutama UMKM, dapat menjangkau pelanggan
baru di luar wilayah geografis mereka melalui platform online. |
Seorang pengrajin di desa bisa menjual
kerajinannya ke seluruh Indonesia bahkan dunia melalui media sosial atau marketplace. |
|
Penciptaan Lapangan Kerja Baru |
Munculnya profesi baru seperti data analyst,
digital marketer, content creator, dan software developer. |
Banyaknya pekerjaan lepas (freelancer) di
bidang penulisan, desain grafis, dan pengembangan web yang dapat dilakukan
dari mana saja. |
|
Inklusi Keuangan |
Teknologi fintech memungkinkan masyarakat
yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) untuk mengakses layanan
keuangan seperti pembayaran digital dan pinjaman. |
Layanan dompet digital (e-wallet) yang
memungkinkan transaksi tanpa uang tunai dan tanpa rekening bank. |
|
Peran |
Keterangan |
Contoh |
|
Regulator |
Menetapkan regulasi yang mendukung inovasi dan
menjaga keamanan, seperti perlindungan data pribadi dan hak kekayaan
intelektual. |
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). |
|
Fasilitator |
Menyediakan infrastruktur digital yang memadai
seperti jaringan internet cepat dan stabil di seluruh wilayah. |
Pembangunan proyek Palapa Ring untuk menyediakan
akses internet di seluruh pelosok Indonesia. |
|
Inovator |
Mendorong penggunaan teknologi dalam pelayanan
publik untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi (e-government). |
Layanan publik seperti perpanjangan SIM online
atau pembayaran pajak daring. |
|
Protektor |
Melindungi konsumen dari kejahatan siber,
penipuan online, dan investasi ilegal. |
OJK dan Kominfo aktif memblokir situs-situs
investasi bodong dan memberantas pinjaman online ilegal. |
|
Edukator |
Meningkatkan literasi digital dan keterampilan
teknis masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. |
Program pelatihan coding atau digital
marketing gratis untuk masyarakat. |
|
Penyedia Insentif |
Memberikan insentif fiskal atau non-fiskal untuk
mendorong investasi di sektor teknologi. |
Memberikan potongan pajak bagi perusahaan
teknologi rintisan (startup) atau hibah untuk penelitian dan
pengembangan. |
|
Pengembang Ekosistem |
Menciptakan ekosistem yang sehat bagi startup
dan bisnis digital, misalnya dengan menyediakan inkubator dan akselerator
bisnis. |
BUMN yang berkolaborasi dengan startup
lokal untuk mengembangkan solusi digital. |
|
Diplomat Digital |
Berpartisipasi dalam forum global untuk menyusun
standar dan kebijakan terkait ekonomi digital. |
Delegasi Indonesia yang aktif dalam forum G20
untuk membahas regulasi cross-border data flow. |
|
Pendorong Inklusi |
Memastikan bahwa ekonomi digital dapat diakses
oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah
terpencil atau kurang mampu. |
Pemberian subsidi untuk akses internet atau
pengadaan perangkat digital di wilayah tertinggal. |
|
Penyedia Modal Ventura |
Pemerintah melalui BUMN atau lembaga khusus
menyediakan dana untuk membiayai startup yang potensial. |
Pendanaan yang disediakan oleh MDI Ventures (anak
usaha Telkom) untuk startup teknologi. |
|
Peran |
Keterangan |
Contoh |
|
Konsumen Cerdas |
Menggunakan platform digital dengan bijak,
memverifikasi kredibilitas penjual, dan tidak mudah tergiur oleh penawaran
yang tidak masuk akal. |
Memastikan toko online memiliki ulasan positif
dan reputasi baik sebelum melakukan pembelian. |
|
Pencipta Konten Positif |
Memanfaatkan platform digital untuk membuat
konten yang edukatif, inspiratif, dan bermanfaat bagi orang lain. |
Seorang ahli keuangan membuat video edukasi
tentang investasi di media sosial. |
|
Pelaku Usaha Adaptif |
Menggunakan teknologi digital untuk memasarkan
produk, melayani pelanggan, dan mengelola bisnis mereka. |
Seorang pedagang makanan menggunakan media sosial
untuk promosi dan layanan pembayaran digital. |
|
Warga Negara Digital |
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
mendukung ekosistem digital, seperti memberikan masukan pada kebijakan publik
melalui platform online. |
Mengisi survei atau petisi online yang
berkaitan dengan kebijakan digital pemerintah. |
|
Pengguna Bertanggung Jawab |
Menjaga etika digital, tidak menyebarkan berita
bohong (hoaks), dan berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi. |
Tidak menyebarkan informasi yang belum
diverifikasi kebenarannya dan menjaga privasi data pribadi di media sosial. |
--------- Selamat Belajar ---------