IPS 7 Tema 3E.

 

IPS 7 Tema 3E.

Status Sosial dan Peran Sosial

(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)

 

1.   Pengertian Status Sosial

Status sosial adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Status ini menentukan peran, hak, dan kewajiban individu dalam interaksi sosial. Secara umum, status sosial dapat diperoleh melalui tiga cara: kelahiran (ascribed), usaha pribadi (achieved), atau penunjukan oleh pihak lain (assigned).

2.  Jenis Status Sosial

Jenis Status Sosial

Pengertian

Cara Memperoleh

Contoh

Ascribed Status

Kedudukan atau status yang diperoleh sejak lahir dan bersifat permanen tanpa memandang kemampuan atau usaha individu.

Didapat secara otomatis atau warisan sejak lahir. Tidak dapat diubah oleh usaha pribadi.

Anak seorang raja, anggota kasta tertentu, atau status berdasarkan ras dan jenis kelamin.

Achieved Status

Kedudukan atau status yang diperoleh melalui usaha, kerja keras, dan pencapaian pribadi.

Diperoleh melalui usaha dan perjuangan pribadi, seperti pendidikan atau pekerjaan.

Seorang dokter, pengusaha sukses, atau seorang atlet profesional.

Assigned Status

Kedudukan atau status yang diberikan atau ditugaskan kepada seseorang oleh pihak lain sebagai penghargaan atas jasa atau pengorbanan yang telah dilakukan.

Diberikan oleh masyarakat atau pihak berwenang sebagai bentuk apresiasi.

Gelar pahlawan nasional, ketua adat yang ditunjuk, atau pemenang penghargaan Nobel.


3.   Pengertian Peran Sosial

Peran sosial adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menempati status atau posisi sosial tertentu. Peran ini merupakan aspek dinamis dari status sosial. Jika status adalah posisi, maka peran adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan sesuai dengan posisi tersebut.

4.  Lingkup Peran Sosial

Lingkup

Keterangan

Contoh

Keluarga

Meliputi peran yang dimainkan oleh individu dalam unit keluarga, di mana setiap anggota memiliki hak dan kewajiban masing-masing.

·     Seorang ayah berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan pendidik anak.

·     Seorang ibu berperan sebagai pengasuh, manajer rumah tangga, dan pendidik anak.

Masyarakat

Peran yang dijalankan dalam interaksi sosial yang lebih luas, di luar lingkungan keluarga. Lingkup ini dipengaruhi oleh norma, nilai, dan budaya setempat.

·     Seorang ketua RT berperan mengayomi warga, menengahi perselisihan, dan mengurus administrasi lingkungan.

·     Seorang pemuda berperan aktif dalam kegiatan kerja bakti, Karang Taruna, dan menjaga keamanan lingkungan.

Pekerjaan

Peran yang terkait dengan profesi atau jabatan yang diemban seseorang dalam dunia kerja, diatur oleh aturan formal dan etika profesional.

·     Seorang dokter berperan mengobati pasien, memberikan edukasi kesehatan, dan menjaga kerahasiaan medis.

·     Seorang guru berperan mendidik, mengajar, dan membimbing siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

 

5. Ketegangan peran dan konflik peran

a.  Pengertian Ketegangan peran dan konflik peran

Ketegangan peran dan konflik peran  adalah dua masalah yang sering muncul dalam menjalankan peran sosial, meskipun keduanya berbeda. Ketegangan peran (role strain) terjadi dalam satu peran tunggal, di mana individu kesulitan memenuhi berbagai tuntutan yang saling bertentangan dalam peran tersebut. Sementara itu, konflik peran (role conflict) terjadi ketika individu memiliki lebih dari satu peran yang tuntutan dan harapannya saling bertentangan satu sama lain.

 

b.  Perbedaan Ketegangan Peran dan Konflik Peran

Konsep

Pengertian

Keterangan

Contoh

Ketegangan Peran (Role Strain)

Kesulitan atau tekanan yang dialami individu dalam memenuhi tuntutan dari satu peran sosial tunggal yang ia jalani.

Tuntutan dalam satu peran saling berlawanan atau terlalu banyak, sehingga individu merasa kewalahan atau bingung. Ini terjadi di dalam satu peran yang sama.

Seorang guru diharapkan bersikap tegas untuk mendisiplinkan siswa, namun di sisi lain, ia juga harus bersikap ramah dan suportif agar siswa merasa nyaman. Kedua tuntutan ini berada dalam satu peran yang sama (sebagai guru) dan bisa menimbulkan ketegangan.

Konflik Peran (Role Conflict)

Benturan atau pertentangan yang dialami individu karena tuntutan dari dua atau lebih peran yang berbeda yang ia emban secara bersamaan.

Individu harus memilih salah satu peran atau mencari cara untuk menyeimbangkan keduanya, karena tuntutan dari masing-masing peran tidak bisa dijalankan secara bersamaan.

Seorang ayah dan manajer perusahaan memiliki jadwal meeting penting di kantor yang mengharuskannya lembur, tetapi di saat yang sama, ia harus menjemput anaknya dari sekolah karena sang istri sedang sakit. Peran sebagai manajer bertentangan dengan peran sebagai ayah.

 

c. Persamaan Ketegangan Peran dan Konflik Peran

Ketegangan peran (role strain) dan konflik peran (role conflict) memiliki beberapa persamaan mendasar, yang keduanya merupakan masalah yang berhubungan dengan peran sosial dan dapat berdampak negatif bagi individu.

Aspek Persamaan

Keterangan

Contoh

Pemicu Utama

Keduanya sama-sama dipicu oleh tuntutan yang bertentangan atau tidak sejalan. Ketegangan peran dipicu oleh tuntutan yang berlawanan dalam satu peran, sementara konflik peran dipicu oleh tuntutan yang berlawanan antara dua peran atau lebih.

·     Seorang manajer merasa stres (ketegangan peran) karena harus bersikap tegas kepada bawahannya sekaligus menjadi teman dekat bagi mereka.

·     Seorang mahasiswa harus memilih antara belajar untuk ujian (peran sebagai pelajar) atau bekerja paruh waktu (peran sebagai karyawan) karena jadwalnya bentrok (konflik peran).

Dampak Psikologis

Baik ketegangan maupun konflik peran sama-sama menimbulkan stres, kecemasan, dan frustrasi pada individu.

Individu yang mengalami salah satu dari situasi ini bisa merasa kewalahan, bingung, atau cemas karena kesulitan memenuhi semua harapan yang diberikan.

Kebutuhan Adaptasi

Keduanya menuntut individu untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi agar bisa mengelola situasi tersebut.

Individu perlu mengatur prioritas, memisahkan peran, atau mencari cara untuk menyeimbangkan tuntutan yang ada agar bisa berfungsi dengan baik.

 ------- oOo  -------


IPS 7 Tema 3D

 

IPS 7 Tema 3D

Ekonomi di Lingkungan Sekitar 

(Penyusun : Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)

 1.  Pelaku Ekonomi

Pelaku Ekonomi

Pengertian & Penjelasan

Peranan Masing-Masing

& Contoh

Rumah Tangga Konsumen (RTK)

Pengertian: Individu atau kelompok yang memiliki faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, tanah) dan bertindak sebagai konsumen barang/jasa. 

Penjelasan: Mereka menerima pendapatan dari menjual faktor produksi kepada produsen, lalu menggunakan pendapatan itu untuk membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Peranan: Menyediakan faktor produksi dan mengkonsumsi barang/jasa. 

 

Contoh: Seorang karyawan yang menyediakan tenaga kerja ke sebuah perusahaan dan menerima gaji, kemudian menggunakan gaji tersebut untuk membeli bahan makanan di supermarket.

Rumah Tangga Produsen (RTP)

Pengertian: Individu atau perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. 

Penjelasan: RTP menyewa faktor produksi dari RTK untuk menghasilkan output. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan keuntungan dengan menjual produk-produk tersebut ke RTK, pemerintah, atau masyarakat luar negeri.

Peranan: Menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar. 

Contoh: Sebuah pabrik mobil memproduksi mobil dengan menggunakan tenaga kerja, modal, dan bahan baku, lalu menjual mobil tersebut kepada konsumen.

Rumah Tangga Pemerintahan

Pengertian: Lembaga pemerintah yang berperan sebagai regulator, produsen, dan konsumen. 


Penjelasan: Pemerintah mengatur kegiatan ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah juga menyediakan layanan publik dan infrastruktur, serta mengkonsumsi barang/jasa dari produsen untuk menjalankan fungsi negara.

Peranan: Mengatur perekonomian, menyediakan layanan publik, dan membeli barang/jasa. 

Contoh: Pemerintah mengenakan pajak (peranan regulator) untuk membiayai pembangunan jalan raya (peranan produsen layanan publik) dan membeli komputer untuk kantor-kantor pemerintahan (peranan konsumen).

Masyarakat Luar Negeri

Pengertian: Pelaku ekonomi yang berada di luar batas suatu negara.

 

Penjelasan: Peranannya sangat penting dalam perdagangan internasional (ekspor-impor), aliran investasi, dan transfer modal, yang memengaruhi stabilitas ekonomi nasional.

Peranan: Melakukan perdagangan internasional, investasi, dan pertukaran sumber daya.

Contoh: Sebuah perusahaan di Indonesia mengekspor produk mebel ke Eropa, dan di sisi lain, sebuah perusahaan dari Jepang menanamkan modalnya di Indonesia untuk membangun pabrik.

 2.   Pengertian dan Fungsi Pasar

Kategori

Pengertian & Penjelasan

Contoh

Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat, baik fisik maupun nonfisik, di mana terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran untuk barang dan jasa. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan harga dan jumlah transaksi.

Pasar tradisional tempat pembeli dan penjual bertemu langsung, atau platform daring seperti e-commerce di mana transaksi terjadi secara virtual.

Fungsi Pasar

a.    Fungsi Distribusi: Pasar berfungsi menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, barang dapat menjangkau konsumen di berbagai lokasi.

b.   Fungsi Pembentuk Harga: Di pasar, terjadi tawar-menawar antara pembeli dan penjual yang akhirnya membentuk harga keseimbangan (harga pasar) yang disepakati oleh kedua pihak. 


c.    Fungsi Promosi: Pasar menjadi sarana bagi produsen untuk memperkenalkan produk baru dan menginformasikan keunggulan produk mereka kepada konsumen. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti iklan, diskon, atau tester produk.

a.    Sebuah pabrik beras di Jawa menjual produknya ke agen-agen di luar Jawa, yang kemudian mendistribusikannya ke warung-warung lokal.

 

b.   Harga cabai naik saat pasokan dari petani berkurang akibat musim hujan, dan turun ketika pasokan melimpah.

  

c.    Sebuah perusahaan elektronik meluncurkan produk telepon genggam baru di pusat perbelanjaan, lengkap dengan demo produk dan penawaran diskon khusus.

 3.  Jenis-Jenis Pasar

Pasar merupakan mekanisme di mana pembeli dan penjual berinteraksi untuk menukar barang atau jasa. Klasifikasi pasar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, seperti jenis barang, waktu, wilayah, hingga strukturnya.

a.   Pasar Menurut Jenis Barang

Kategori

Definisi

Contoh

Pasar Barang Konsumsi

Pasar yang memperdagangkan produk yang siap pakai oleh konsumen akhir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pasar sayuran, pasar pakaian, supermarket.

Pasar Faktor Produksi

Pasar yang memperdagangkan faktor-faktor yang diperlukan untuk proses produksi, seperti tenaga kerja, tanah, dan modal.

Pasar tenaga kerja (bursa kerja), pasar modal, pasar tanah.

    b.   Pasar Menurut Waktu

Kategori

Definisi

Contoh

Pasar Kaget/Temporer

Pasar yang muncul secara tiba-tiba dan hanya beroperasi dalam waktu singkat, biasanya karena suatu acara atau festival.

Pasar di area CFD (Car Free Day).

Pasar Harian

Pasar yang beroperasi setiap hari untuk memenuhi kebutuhan rutin masyarakat.

Pasar tradisional, toko kelontong, minimarket.

Pasar Mingguan

Pasar yang hanya buka pada hari tertentu dalam seminggu.

Pasar kaget di hari Minggu, pasar hewan.

Pasar Bulanan

Pasar yang beroperasi sekali dalam sebulan.

Pasar lelang kendaraan, pameran UMKM bulanan.

Pasar Tahunan

Pasar yang diadakan setahun sekali, seringkali untuk acara khusus atau perayaan.

Pekan Raya Jakarta (PRJ), pameran buku tahunan.

    c.    Pasar Menurut Luas Kegiatan Distribusi

Kategori

Definisi

Contoh

Pasar Lokal

Pasar yang wilayah transaksinya terbatas pada suatu daerah kecil, seperti desa atau kecamatan.

Pasar tradisional yang melayani satu kelurahan.

Pasar Daerah

Pasar yang cakupannya lebih luas dan melayani satu wilayah kabupaten atau provinsi.

Pasar di pusat kota yang menjadi rujukan bagi penduduk di sekitarnya.

Pasar Nasional

Pasar yang memperdagangkan barang dan jasa untuk seluruh masyarakat di satu negara.

Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar beras Cipinang.

Pasar Internasional

Pasar yang melayani transaksi jual-beli antar negara.

Pasar valuta asing (forex), pasar kopi global.

     d.   Pasar Menurut Fisik Pasar

Kategori

Definisi

Contoh

Pasar Konkret

Pasar yang memiliki wujud fisik nyata dan penjual serta pembeli bertemu langsung.

Pasar tradisional, supermarket, pertokoan.

Pasar Abstrak

Pasar yang tidak memiliki lokasi fisik dan transaksi dilakukan secara tidak langsung, biasanya melalui media online atau telepon.

Toko online (e-commerce), pasar saham, pasar valuta asing.

    e.    Pasar Menurut Cara Bertransaksi

Kategori

Definisi

Contoh

Pasar Tradisional

Transaksi terjadi secara tatap muka dan memungkinkan tawar-menawar harga.

Pasar Beringharjo di Yogyakarta.

Pasar Modern

Transaksi tidak melibatkan tawar-menawar, harga sudah ditentukan, dan umumnya dikelola secara terorganisir.

Supermarket, minimarket, department store.

     f.    Pasar Menurut Strukturnya

Kategori

Definisi

Contoh

Pasar Persaingan Sempurna

Banyak penjual dan pembeli, produk homogen, tidak ada hambatan untuk keluar masuk pasar, dan informasi pasar sempurna.

Pasar hasil pertanian, pasar beras.

Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar di mana satu atau lebih syarat pasar persaingan sempurna tidak terpenuhi. Terbagi menjadi: monopoli, oligopoli, dan persaingan monopolistik.

Monopoli: PLN. Oligopoli: Industri telekomunikasi. Monopolistik: Restoran, kafe.


4.   Harga

a.   Pengertian Harga

Harga adalah nilai moneter yang ditetapkan pada barang atau jasa. Nilai ini mewakili jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pembeli untuk mendapatkan produk atau layanan tersebut.

b.    Fungsi Harga

Fungsi

Keterangan

Contoh

Alat Pengukur Nilai

Harga digunakan sebagai standar untuk mengukur nilai ekonomi suatu barang atau jasa dibandingkan dengan yang lain.

Harga satu kilogram beras diukur dalam rupiah, memungkinkan perbandingan dengan harga satu kilogram gula.

Alat Pengendali Permintaan

Harga dapat memengaruhi tingkat permintaan konsumen. Jika harga naik, permintaan cenderung turun, dan sebaliknya.

Ketika harga bensin naik, konsumen cenderung mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Alat Promosi

Harga dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk menarik konsumen. Diskon, promosi "beli satu gratis satu", atau harga spesial adalah contohnya.

Sebuah toko memberikan diskon 50% untuk produk tertentu guna menarik lebih banyak pembeli.

Alat Alokasi Sumber Daya

Harga membantu mengarahkan sumber daya ke sektor-sektor yang paling produktif atau paling dibutuhkan oleh pasar.

Jika harga mobil listrik naik, produsen akan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk memproduksinya karena profitabilitasnya tinggi.

Sebagai Informasi

Harga memberikan informasi penting bagi produsen, konsumen, dan pemerintah tentang kondisi pasar, kelangkaan, dan preferensi konsumen.

Kenaikan harga cabai memberikan sinyal kepada petani untuk meningkatkan produksinya dan kepada konsumen untuk mencari alternatif.

    c.     Faktor yang Memengaruhi Harga

Faktor

Keterangan

Contoh

Biaya Produksi

Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau jasa, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional. Biaya ini harus tertutupi agar perusahaan untung.

Jika biaya bahan baku untuk membuat kue naik, harga jual kue juga kemungkinan akan dinaikkan.

Permintaan dan Penawaran

Interaksi antara seberapa banyak konsumen ingin membeli (permintaan) dan seberapa banyak produsen bersedia menjual (penawaran) suatu barang.

Saat musim panen raya, penawaran beras melimpah, sehingga harganya cenderung turun.

Kondisi Persaingan Pasar

Tingkat persaingan di pasar memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menetapkan harga. Di pasar dengan banyak pesaing, harga cenderung lebih rendah.

Di pasar ponsel pintar, persaingan ketat membuat produsen saling berlomba menawarkan harga yang kompetitif.

Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan, seperti memaksimalkan keuntungan, meningkatkan pangsa pasar, atau bertahan hidup, akan memengaruhi strategi penetapan harga.

Perusahaan baru mungkin menetapkan harga lebih rendah untuk menarik pelanggan dan membangun pangsa pasar.

Elastisitas Permintaan

Sensitivitas permintaan konsumen terhadap perubahan harga. Jika permintaan elastis, sedikit perubahan harga akan menyebabkan perubahan permintaan yang besar.

Kenaikan harga barang mewah tidak banyak memengaruhi permintaannya karena konsumennya tidak terlalu sensitif terhadap harga.

Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi makro, seperti inflasi, resesi, atau pertumbuhan ekonomi, dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan, akibatnya, harga.

Saat inflasi tinggi, harga barang dan jasa pada umumnya akan naik karena nilai uang menurun.

Kebijakan Pemerintah

Regulasi, pajak, subsidi, atau kebijakan harga minimum dan maksimum yang ditetapkan oleh pemerintah dapat memengaruhi harga.

Pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng, sehingga pedagang tidak boleh menjual di atas harga tersebut.


5.   Ekonomi di Lingkungan Sekitar

Ekonomi di lingkungan sekitar adalah sistem aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan suatu komunitas lokal dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada di wilayah geografis tersebut.

a.  Pengertian dan Jenis Ekonomi Lokal

Aspek

Penjelasan

Pengertian

Fokus pada aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi yang berpusat dan dikendalikan di suatu wilayah atau komunitas (desa, kelurahan, dsb.). Tujuannya utama adalah membangun kemandirian ekonomi dan menjaga peredaran uang di area lokal.

Jenis Berdasarkan Sektor

o  Ekonomi Primer Lokal: Berbasis ekstraksi/pengolahan sumber daya alam (pertanian, perikanan, pertambangan skala kecil).

o  Ekonomi Sekunder Lokal: Berbasis pengolahan/manufaktur (UMKM kerajinan, pengolahan makanan).

o  Ekonomi Tersier Lokal: Berbasis jasa (pariwisata berbasis komunitas, jasa pendidikan/kesehatan lokal).

Jenis Berdasarkan Kepemilikan

o  Ekonomi Komunal: Dimiliki dan dikelola oleh lembaga komunitas (misalnya BUMDes, Koperasi).

o  Ekonomi Individu: Dijalankan oleh perorangan atau keluarga (misalnya warung kelontong, usaha rumahan).

 

b. Faktor Pendorong dan Penghambat Ekonomi Lokal

Faktor

Deskripsi

Pendorong

o  Ketersediaan Sumber Daya Lokal: Potensi alam (tanah subur, bahan baku) atau potensi sosial (kearifan lokal, kerajinan khas) yang bisa diolah.

o  Partisipasi Komunitas Tinggi (Social Capital): Tingginya rasa memiliki, gotong royong, dan kepercayaan di antara warga untuk saling mendukung usaha lokal.

o  Regulasi dan Dana Desa: Adanya kebijakan dan anggaran dari pemerintah lokal (misalnya dana desa) yang dialokasikan untuk pengembangan ekonomi komunitas.

Penghambat

o  Akses Terbatas: Keterbatasan akses terhadap modal (pinjaman bank), teknologi modern, dan infrastruktur (jalan, listrik, internet).

o  Rendahnya Daya Saing: Produk lokal sering kalah bersaing dalam harga dan kualitas dari produk impor atau pabrikan besar.

o  Kualitas SDM: Kurangnya keterampilan dalam pemasaran digital, manajerial keuangan, dan inovasi produk.

o  Konsumsi Eksklusif: Masyarakat lokal lebih memilih produk dari luar daerah/nasional daripada produk tetangganya sendiri.

 

d.   Fungsi dan Dampak Ekonomi Lokal

Aspek

Deskripsi

Fungsi Utama

o  Stabilitas Ekonomi: Menjadi penyangga ketika terjadi guncangan ekonomi makro karena aktivitas produksi dan konsumsi tetap berjalan di lokal.

o  Peningkatan Nilai Tambah: Memproses bahan mentah lokal menjadi produk jadi, sehingga nilai ekonominya tetap di daerah tersebut.

o  Distribusi Kesejahteraan: Menciptakan peluang kerja dan pendapatan yang lebih merata di kalangan warga.

Dampak Positif

o  Penguatan Identitas Lokal: Produk/jasa berbasis budaya/kearifan lokal menjadi terkenal dan lestari.

o  Ketahanan Pangan/Energi: Komunitas dapat secara mandiri menyediakan kebutuhan dasar.

o  Pengurangan Urbanisasi: Peluang kerja tercipta di desa/lingkungan, mengurangi migrasi ke kota.

Dampak Negatif

o  Potensi Monopoli Internal: Jika hanya satu atau dua pihak yang mengendalikan semua sektor ekonomi lokal, dapat terjadi ketidakadilan harga dan upah.

o  Keterbatasan Skala dan Inefisiensi: Produksi skala kecil kadang menghasilkan harga jual yang lebih tinggi atau kualitas yang tidak konsisten.

o  Kerusakan Lingkungan (jika tidak terkelola): Peningkatan aktivitas ekstraksi sumber daya alam lokal tanpa pengawasan yang ketat.

     e.  Upaya Mengatasi Dampak Negatif dan Contoh Nyata Ekonomi Lokal

Aspek

Deskripsi

Upaya Mengatasi Dampak Negatif

o  Solusi Monopoli: Mendirikan Koperasi atau BUMDes sebagai wadah bersama yang adil dan terbuka untuk semua warga.

o  Solusi Skala/Inefisiensi: Melakukan pelatihan standar mutu, branding kolektif, dan penggunaan teknologi tepat guna untuk efisiensi.

o  Solusi Lingkungan: Menerapkan sistem ekonomi sirkular (pengolahan limbah/sampah) dan menyusun Peraturan Desa (Perdes) terkait perlindungan sumber daya alam.

Contoh Nyata

o  BUMDes Pariwisata: Mengelola ekowisata/wisata budaya di desa. Warga setempat menjadi pemandu, pengelola homestay, dan penyedia katering.

o  Koperasi Tani/Nelayan: Menyediakan pupuk/alat tangkap secara kolektif dengan harga lebih murah dan memasarkan hasil panen/tangkap bersama-sama.

o  Pasar Komunitas (Pasar Tani): Pasar mingguan yang hanya mengizinkan penjual dari desa/kecamatan setempat, menjaga rantai pasok tetap pendek.

---------  Selamat Belajar  ---------