KEBIASAAN MENCONTEK
AWAL MULA JADI KORUPTOR
(Penyusun : Amir Alamsyah,
S.Pd.)
Kebiasaan menyontek dan perilaku korupsi hampir
sama nilainya. Sama-sama ingin memperoleh hasil yang baik atau besar dalam waktu
cepat, tanpa mau berusaha dengan jalan yang benar atau langkah
yang tidak sesuai prosedur.
Kebiasaan mencontek di sekolah mendorong perilaku tidak
jujur di dunia kerja. Siswa yang memiliki
kebiasaan menyontek di sekolah cenderung nantinya menjadi orang dewasa yang
tidak jujur saat di dunia kerja. Kebiasaan curang di sekolah seperti meminta
bocoran soal ulangan atau ujian dari siswa yang sudah selesai melakukannya,
menyiapkan kertas contekan sebelum tes, sampai membolos dengan memberikan
keterangan palsu kepada guru.
Perilaku
negatif tersebut ternyata terus terbawa saat seseorang memasuki dunia kerja,
misalnya melaporkan pada atasan bahwa pekerjaannya hilang, memfitnah teman
kerja, atau mengakui ide brilian orang lain sebagai hasil karyanya sendiri, memfitnah
teman atau orang lain, dan perilaku tidak jujur lainnya.
Adanya aturan larangan menyontek saat evaluasi belajar
siswa seperti uangan harian, ujian tengah semester ulangan akhir semester,
maupun yang lainnya. Kemungkinan siswa melakukuan kegiatan menyontek merupakan
kegiatan tercela secara kognitif karena dianggap tidak mampu menguasai materi
dan secara afektif karena merupakan perilaku sikap curang. Menyontek perbuatan merupakan
kegiatan tercela dan dapat dikatakan bahwa siswa yang menyontek tidak lebih baik dengan koruptor. Adanya tayangan berta di media televisi, koran , maupun
internet, pada pelajar sering mencela-cela perilaku para
koruptor serta dampak terhadap situasi negara ini. Alangkah ironisnya jika mereka sendiri para
pelajar melakukan kebiasaan menyontek, karena pola pikir
koruptor dan penyontek adalah sama saja tidak
baik dan sama tercelanya. Koruptor
dan penyontek dapat digolongkan dalam jenis perbuatan yang sama sederajat
tercelanya. Saat ini perilaku mencontek dan koruptor merupakan tindakan
kejahatan luar biasa, meskipun dampaknya jauh berbeda. Namun keduanya merupakan
perilaku dan tindakan yang sama bahayanya bagi pribadi pelakunya dengan dampauk
tidak baik bagi diri sendiri, orang lain, bangsa dan negara.
Guru sering memberitahu siswanya bersedia dan
berani menerima resiko setiap perbuatannya, karena
setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya. Setiap ada ulangan maupun kegiatan penilaian lainnya, siswa jika ingin
mendapatkan hasil yang baik, maka harus mau berusaha dan belajar dengan baik. Jika tidak melakukan persiapan dengan matang dan tidak belajar dengan baik,
mereka harus menerima hasil yang buruk berupa
nilai rendah, maupun konsekuensi buruk lainnya. Kegiatan mencontek merupakan perbuatan tercela, karena tidak bersedia berusaha dengan baik tetapi ingin memperoleh hasil yang baik sehingga akhirnya akan mencari jalan pintas apapun untuk memenuhi tujuannya.
Siswa yang ingin nilai bagus tanpa belajar, sama saja dengan orang yang ingin
kaya namun tidak berusaha secara tepat dan maksimal. Jika malas berusaha, maka silahkan terima konsekuensi berupa hasil belajar tidak memuaskan, setidaknya tindakan ini merupakan perilaku yang lebih terhormat.
Orang-orang yang ingin berhasil tanpa usaha wajar maupun bekerja keras, maka dikemudian hari akani penjilat, maling, penipu, bahkan menjadi koruptor. Saat ini mereka mungkin hanya menyontek, namun dikemudian hari
dengan pola pikir yang sama dan telah dibiasakan, maka kita tidak pernah tau mereka akan menjadi apa besok kelak jika sudah memasuki masa dunia kerja atau
mencari penghasilan. Semoga para siswa saat ini kelak bukan menjadi pribadi-pribadi
umat manusia seperti yang tidak kita
harapkan.
Kebiasaan mencontek yang pernah atau
mungkin menjadi rutinitas para pelajar setiap kali ada ulangan atau evaluasi harus dirubah sejak dini. Karena perilaku dan kegiatan mencontek berkaitan
pembentukan pribadi dan mental
yang dibentuk untuk menghadapi perubahan jaman yang tiap saat selalu berubah dan tentunya
untuk memcari penghasilan dari kehidupan jauh lebih sulit dari sekarang ini.
Hal pokok yang menjadi akar permasalahan siswa atau
pelajar dalam belajar di sekolah maupun dirumah diantaranya adalah malas untuk
belajar. Lalu bagaimana cara mengatasi atau solusi dari kemalasan yang selalu
muncul dalam diri siswa, baik yang kadang-kadang muncul maupun yang setiap saat
malas belajar. Berikut ini cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi malas belajar :
1. mandi pagi sebeluk berangkat sekolah, tidak lupa gosio
gigi, dan makan pagi.
2. mandi atau wudhu sepulang sekolah, karena dapat menyegarkan pikiran dan badan sehingga otak terasa
segar dan badan terasa bugar.
3. belajar sambil
dengan suasana hening untuk menumbuhkan keadaan pikiran penuh konsentrasi, bagi
yang biasa diringi musik ya jangan keras-keras tetapi pelan saja.
4. tidurlah terlebih dahulu sebelum belaajar dirumah apabila lelah
memang benar-benar mengantuk, lalu pasang alarm untuk bangun di dini hari.
5. rapikanlah ruang
belajarmu, karena akan membuat mood belajar menjadi baik.
6. kadang-kadang belajar bersama dengan teman lain dalam kelompok kecil 3
sampai empat orang dalam satu kelompoknya dan jangan terlalu banyak agar
kegiatannya menjadi lebih efisien.
7. matikan
handphone, smartphone, maupun blackberry, karena kebanyakan siswa malas belajar
akibat berhadapan alat tersebut untuk membalas sms telpon, atau chatting dengan teman.
8. buat catatan yang
menarik dan lebih bagus lagi
dengan membuat bagan-bagan materi pelajaran sehingga lebih cepat memahami daripada disusun menjadi kata per kata
lalu kalimat per kalimat.
9. bacalah catatan
pelajaran hari ini sebelum beranjak ke pelajaran hari esok.
10. belajarlah
setiap saat meskipun besok pagi tidak ada ulangan dan kerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru tepat waktu agar terasa ringan dan tidak menumpuk menjadi berat
rasanya jika hal ini dilakukan.
11. agar memperoleh
hasil yang maksimal dalam belajar, minimal atau paling sedikit jumlah waktu
belajar di rumah adalah setengah dari jumlah jam belajar di sekolah, sehingga
rata-rata paling sedikit setiap hari 3
jam atau mungkin lebih.
12. pasang target-target atau sesuatu
yang annda inginkan yang ingin anda capai di tempat strategis, baik target
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
Demikianlah para
siswa, untuk
memperoleh hasil belajar yang memuaskan maka harus dilakukan dengan
usaha keras, dan bukan hanya diucapkan saja lalu ganti waktu menjadi lupa. Dan
yang amat penting bahwa usaha keras dalam belajar harus diwujudkan secara nyata
dengan langkah-langkah dan tahapan-tahapan tertentu sesuai target yang
diinginkan secara pasti. Karena dengan belajar baik dapat menghindarkan kita
dari perilaku mencontek yang pada akhirnya jangka panjang dapat menimbulkan
koruptor-koruptor baru di masa depan yang dapat merugikan diri sendiri, bangsa
dan negara. Ingat dan ingatlah terus
bahwa hidup itu pilihan, pilihan apa saja yang anda lakukan punya konsekuensi
atau akibat yang dipertanggungjawabkan sendiri baik dimata hukum maupun di hadapan
Allah Sang Pencipta manusia, alam semesta, bererta isinya.
Sumber Artikel :
http://sovira12.wordpress.com/2011/03/18/budaya-mencontek-saat-ulangan-bibit-koruptor-di-masa-depan/
----- semoga bermanfaat -----