MANUSIA DAN TANAH
(Renungan di penghujung tahun 2014)
Penulis : AMIR ALAMSYAH, S.Pd.
Penulis : AMIR ALAMSYAH, S.Pd.
Manusia
adalah makhuk ciptaan Allah paling sempurna di muka bumi ini. Tanah juga
ciptaan Allah, Tuhan pencipta alam semesta dan jagad raya ini. Manusia dan
tanah punya keterikatan yang kuat sekali. Bukankah manusia juga diciptakan Allah dari tanah, makanan yang dimakan berasal dari tanah, pakaian juga berasal
dari tanah, perhiasan juga berasal dari tanah. Rumahnya pun juga berasal dari
tanah. Harta benda yang selalu dicari-cari juga berasal dari tanah. Bahkan
kekayaan yang selalu dicari-cari juga tanah. Namun demikian semuanya butuh
proses untuk meraihnya yang semuanya berasal dari tanah.
Bagaimanapun usaha untuk memperolehnya, ada yang menggunakan
cara baik, setengah baik, maupun tidak baik. Atau dengan kata lain harta benda kita
diperoleh ada yang sesuai aturan maupun tanpa menggunakan aturan yang benar.
Bahkan tidak sedikit yang merugikan bahkan menghancurkan orang lain tanpa
peduli apakah itu menyakitkan bahkan menghancurkan peradaban suatu bangsa.
Suatu
bangsa menindas bangsa lain sejak jaman dahulu kala hingga saat ini, dapat
terjadi karena keserakahan umat manusia terhadap hak milik umat manusia bangsa
lain. Hal ini dapat menimbulkan penderitaan yang tidak sedikit jumlahnya, baik
harta, nyawa, bahkan penderitaan bathin yang berkepanjangan sampai beberapa
generasi dari ukuran tahun, puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan ada yang
ribuan tahun.
Semua dan segalanya dapat terjadi karena ambisi manusia terhadap
tanah dengan segala isinya yang terdiri berbagai macam hasil olahannya. Bahkan
teknologi yang berkembang saat ini semua bahannya berasal dari dalam tanah yang
diolah dengan olah akal, cipta, dan karsa manusia. Alhasil diciptakanlah
berbagai teknologi canggih seperti bangunan megah, peralatan elektronik, handphone, komputer,
mobil, kapal, pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, dan lain-lain.
Manusia
dengan segala kemampuannya juga dapat menciptakan berbagai macam bangunan megah
dengan berbagai macam ukurannya. Bahkan dapat menciptakan senjata pemusnah
manusia yang super canggih dapat dikendalikan dari jarak amat jauh antarbenua.
Sungguh hebat manusia.
Namun demikian janganlah lupa bahwa suatu saat manusia juga akan
kembali menjadi tanah kembali melalui suatu proses yang namanya kematian.
Ingatlah wahai umat manusia, bahwa sesuatu yang hidup pasti akan mati. Ingatlah
hal itu dan camkan baik-baik dalam jiwa kita setiap waktu dan setiap saat.
Namun demikian janganlah kita berkecil hati, bahwasannya manusia itu selalu
berganti-ganti melalui suatu proses dari lahir, tumbuh dari anak-anak, dewasa,
sampai tua, dan berakhir dengan suatu kematian (itu sudah kodrat kehendah
Illahi) yang tidak bisa kita mengelak untuk menghindari.
Apa
yang bisa kita sombongkan dengan segala kemampuan, kekayaan, kehebatan yang
dimiliki jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah pencipta semua umat manusia
dengan segala isinya. Ternyata kita tidak ada apa-apanya, ibarat kita seperti
sebutir pasir di gurun pasir yang teramat luas di muka bumi ini atau sebutir pasir
di pantai yang amat luasnya. Apakah kita sebagai manusia biasa, orang berkuasa,
orang miskin, orang kaya, atau apa saja profesi kita. Janganlah kita sombong
atau berpura-pura baik dan alim dengan kamulflase bahasa dan tindakan kita yang
penuh dengan basa-basi dan kepura-puraan. Semua itu ada batasannya, ingatlah
wahai umat manusia, bahwasannya semua yang kita miliki pasti akan kembali ke
asalnya.
Jika kita sebagai
seorang pelajar, ya belajar dengan baik sesuai aturan yang berlaku sehingga
tidak banyak menimbulkan masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun
merugikan orang lain. Misalnya ada tugas ya dikerjakan sesuai aturan, ada
ulangan ya dikerjakan dengan jujur, dan tidak melakukan berbagai macam
kecurangan seperti mencontoh pekerjaan teman lain maupun mencontek. Pasti
hasilnya tidak akan memuaskan, karena hanya memperoleh nilai baik, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan atau kemampuan kita sebenarnya yang kita miliki. Jika
kita bekerja, ya bekerjalah dengan jujur, tidak merugikan orang lain, sesuai
aturan, tidak merugikan negara atau tempat kita bekerja dimanapun tempatnya.
Dan yang perlu diingit, bahwa semua yang kita lakukan sesuai aturan dan halal
dikerjakan, halal hasilnya, dan hati kita menjadi tentram.
Memang
benar, bahwa hidup itu adalah pilihan. Ada pilihan baik dan ada pilihan tidak baik,
bahkan pilihan yang setengah baik atau meragukan kita. Semua itu terserah kita sendiri,
karena kita bebas untuk memilihnya tanpa harus dipaksa atau terpaksa memilih untuk
kita lakukan setiap saat setiap waktu, kapanpun dan dimanapun kita berada hidup
dimuka bumi ini.
Lalu
bagaimana kita dalam menyikapi keadaan hidup ini yang serba sementara ini?
Biasa saja, biarkanlah semua mengalir bagai aliran air, apa adanya kita jalani,
hidup tidak usah ambisius berlebihan tanpa harus merugikan orang lain. Jaga hubungan baik dengan sesama umat manusia, dengan alam sekitar kita, maupun dengan makhluk lain ciptaan Allah. Yang
penting berusaha dengan langkah nyata (bukan khayalan dan cita-cita semata)
sambil berdoa, dan instropeksi diri.
Semoga kita semua sukses
dalam menjalani kehidupan ini, dari kita masih kecil, dewasa, maupun saat kita tua
nanti, serta setelah akhir hayat kita nanti…… Amin.
------- selesai -------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar