Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : IX (Sembilan)
/ 1 (Satu)
Tahun Pelajaran : 2018 / 2019
Standar Kompetensi : 2.
Memahami usaha mempertahankan
kemerdekaan
Kompetensi Dasar :
2.1. Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
Penyusun : AMIR
ALAMSYAH, S.Pd
BAB
4
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA
(1945 - 1949)
A. Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia dengan Belanda
1.
Kedatangan tentara Sekutu diboncengi NICA
a.
Tanggal 29 September 1945 pasukan Sekutu
mendarat di Indonesia bertugas melucuti tentara Jepang, dilaksanakan oleh Komando
Pertahanan Sekutu di Asia Tenggara bernama South
East Asia Command (SEAC) dipimpin Lord Louis Mountbatten berpusat di
Singapura.
b.
Untuk melaksanakan tugasnya, Lord Louis Mountbatten
membentuk komando khusus bernama Allied Forces
Netherland East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Jenderal Sir Philip
Christison.
c.
Tugas AFNEI di Indonesia adalah :
1)
menerima penyerahan kekuasaan dari tangan
Jepang
2)
membebaskan para tawanan perang dan
interniran Sekutu
3)
melucuti dan mengumpulkan orang Jepang
untuk kemudian dipulangkan
4)
menegakkan dan mempertahankan keadaan damai
untuk kemudian diserahkan pemerintah sipil
5)
menghimpun keterangan dan menuntut penjahat
perang.
Pasukan
Sekutu Mendarat di Indonesia
d.
Pasukan AFNEI mendarat di Jakarta tanggal
29 September 1945 terdiri 3 divisi yaitu
:
1)
Divisi India ke-23, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn bertugas
untuk daerah Jawa Barat
2)
Divisi India ke-5, di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh bertugas
untuk daerah Jawa Timur
3)
Divisi India ke-26, di bawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers bertugas
untuk daerah Sumatra.
e.
Pasukan-pasukan AFNEI hanya bertugas di
Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk daerah
Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada angkatan perang Australia.
f.
Pada mulanya kedatangan Sekutu disambut
senang hati oleh bangsa Indonesia, karena mereka mengumandangkan perdamaian.
g.
Setelah diketahui Sekutu secara diam-diam
membawa orang-orang Netherland Indies
Civil Administration (NICA), yakni pegawai-pegawai sipil Belanda maka
bangsa Indonesia curiga dan akhirnya menimbulkan permusuhan.
2. Kedatangan
Belanda (NICA) berupaya menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia
a.
NICA
berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk
Nerderlands Indisch Leger, yaitu Tentara Kerajaan Belanda yang ditempatkan
di Indonesia).
b.
orang-orang
NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya, dan Bandung mengadakan provokasi sehingga
memancing kerusuhan.
c.
bangsa
Indonesia berjuang secara diplomasi maupun dengan kekuatan senjata untuk melawan Belanda
yang akan menjajah kembali.
d.
Konflik
antara Indonesia dengan Belanda akhirnya melibatkan peran dunia intemasional
untuk menyelesaikannya.
B
. Peran Dunia Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia-Belanda
1.
Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa
a.
tanggal 31 Juli 1947 India dan Australia
mengajukan masalah Indonesia-Belanda kepada Dewan Keamanan PBB. Dalam Sidang
Dewan Keamanan PBB tanggal 1 Agustus 1947 dikeluarkan resolusi yang mengajak
kedua belah pihak menghentikan tembak menembak untuk menyelesaikan pertikaian secara
damai.
b.
tanggal 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB
menerima usul Amerika Serikat tentang pembentukan
Komisi Jasa-Jasa Baik (Committee of Good
Offices) untuk membantu menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda.
c. Komisi ini dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN)
yang terdiri dari :
1)
Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby),
atas pilihan Indonesia
2)
Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland),
atas pilihan Belanda
3)
Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank
Porter Graham), dipilih Australia dan Belgia.
d. tanggal 27 Oktober 1947
KTN tiba di Jakarta untuk melaksanakan tugasnya, tetapi mengalami kesulitan
karena Indonesia dan Belanda tidak bersedia bertemu di wilayah yang dikuasai masing-masing
pihak.
e. KTN berhasil mempertemukan Indonesia-Belanda
dalam perundingan tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika Serikat “USS Renville” yang berlabuh di teluk
Jakarta (perundingan Renville).
f. Akibat perundingan
Renville yaitu wilayah Rl semakin sempit dan kehilangan daerah-daerah yang kaya
SDA karena diduduki Belanda.
2. Peranan
Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB
a.
Konferensi Asia diselanggarakan di New Delhi
tanggal 20 - 23 Januari 1949 dihadiri oleh utusan dari negara Afganistan,
Australia, Burma (Myanmar), Sri Langka, Ethiopia, India, Iran, Iraq, Libanon,
Pakistan, Philipina, Saudi Arabia, Suriah dan Yaman. Hadir sebagai peninjau
adalah wakil dari negara-negara Cina, Nepal, Selandia Baru, dan Muangthai.
Wakil-wakil dari Indonesia yang hadir antara lain Mr. A.A. Maramis, Mr. Utojo,
Dr. Surdarsono, H. Rasjidi, dan Dr. Soemitro Djojohadikusumo.
b.
Konferensi Asia menghasilkan resolusi yang
kemudian disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB, isi resolusinya yaitu :
1)
Pengembalian Pemerintah Republik Indonesia
ke Yogyakarta
2)
Pembentukan perintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri
sebelum tanggal 15 Maret 1949
3)
Penarikan tentara Belanda dari seluruh
Indonesia
4)
Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah
Indonesia Serikat paling lambat pada tanggal 1
Januari 1950.
c.
Adanya dukungan dari negara-negara di Asia,
Afrika, Arab, dan Australia terhadap Indonesia, maka tanggal 28 Januari 1949
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi kepada Indonesia dan Belanda yaitu :
1)
Mendesak Belanda menghentikan seluruh operasi
militernya dan mendesak pemerintah RI memerintahkan kesatuan-kesatuan gerilya
menghentikan aksi gerilyanya.
2)
Mendesak Belanda membebaskan Presiden dan
Wakil Presiden beserta tawanan politik yang ditahan sejak 17 Desember 1948 di
wilayah RI tanpa syarat
3)
pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
dan membantu pengembalian pegawai-pegawai RI ke Yogyakarta agar dapat menjalankan
tugasnya dengan bebas.
4)
Menganjurkan RI dan Belanda membuka kembali
perundingan berdasarkan persetujuan Linggarjati dan Renville, dan terutama
berdasarkan pembentukan suatu pemerintah ad
interim federal paling lambat tanggal 15 Maret 1949, Pemilihan Dewan
Pembuatan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Serikat paling lambat tanggal l
Juli 1949.
5)
Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI (United Nations Commission for
Indonesia = Komisi PBB untuk Indonesia dengan kekuasaan lebih besar dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat atas dasar mayoritas). Tugas UNCI adalah :
a) membantu melancarkan
perundingan-perundingan untuk mengurus pengembalian kekuasaan pemerintah
Republik
b) mengamati pemilihan dan berhak memajukan
usul-usul mengenai berbagai hal yang dapat membantu tercapainya penyelesaian.
d.
Resolusi PBB tanggal 28 Januari 1949 dirasa
bangsa Indonesia masih ada kekurangan yaitu :
1)
Dewan Keamanan PBB tidak mendesak Belanda
mengosongkan daerah-daerah RI selain Yogyakarta.
2)
Dewan Keamanan tidak memberikan sanksi terhadap
pelanggaran resolusinya.
e.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa cinta damai
selalu mentaati semua isi resolusi PBB jika sesuai dengan “prinsip Indonesia
Merdeka dan sikap berperang mempertahankan diri”.
C. Keberadaan NKRI Agresi Militer
Belanda
1. Keberadaan NKRI
Pada Waktu Agresi Militer Belanda Pertama
a.
Persetujuan
Linggajati ditandatangani tanggal 25 Maret 1947 antara Indonesia-Belanda untuk
mengatasi konflik melalui jalur diplomasi, tetapi Belanda mengingkari
perundingan dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
b.
Tujuan
Belanda melakukan agresi militer I adalah :
1)
Bidang
Politik : mengepung ibukota RI dan penghapusan RI dari peta (menghilangkan RI
secara de facto).
2)
Bidang
Ekonomi : merebut daerah-daerah penghasil bahan makanan (daerah beras di Jawa
Barat dan Jawa Timur) dan bahan ekspor (perkebunan di Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Sumatera serta pertambangan dan perkebunan di Sumatera)
3)
Bidang
Militer : menghancurkan TNI.
c.
Usaha Belanda menghancurkan TNI mengalami
kesulitan sebab TNI menggunakan siasat perang rakyat semesta dengan bergerilya
dan bertahan di desa-desa, sehingga Belanda hanya menguasai dan bergerak di
kota-kota besar dan jalan-jalan raya, sedangkan di luar kota masih dikuasai TNI.
d.
adanya agresi militer I maka Dewan Keamanan
PBB ikut campur tangan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), melalui Perundingan
Renville dan Perundingan Kaliurang untuk mengatasi konflik.
2. Keberadaan NKRI Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua
a.
tanggal 19 Desember 1948, pukul 06.00,
Belanda melancarkan agresi militer ke II dengan menggempur ibu kota RI di
Yogyakarta. Dalam peristiwa ini pimpinan-pimpinan RI ditawan oleh Belanda yaitu
Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden) dan
sejumlah menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim. Presiden Soekarno
diterbangkan ke Prapat di tepi Danau Toba kemudian dipindahkan ke Bangka dan
Wakil Presiden Moh.Hatta ke Bangka.
b.
tanggal 19 Desember 1948 Syafruddin
Prawiranegara berhasil mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
di Bukittinggi, Sumatera.
c.
kenyataannya Belanda hanya menguasai di
kota-kota dan jalan raya dan Pemerintahan RI masih berlangsung sampai di desa-desa,
rakyat dan TNI bersatu berjuang melawan Belanda dengan siasat perang gerilya
dan puncaknya melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dikuasai
Belanda.
Agresi Militer Belanda ke 2
d.
Kesimpulannya bahwa pada waktu konflik
Indonesia-Belanda, NKRI tetap ada meskipun Belanda menganggap RI sudah tidak
ada.
D. Aktivitas Diplomasi
Indonesia Mempertahankan Kemerdekaan di Forum Internasional
1. Pertemuan Soekarno-Van Mook
a.
Pertemuan
ini untuk menjajagi kesepakatan kedua belah pihak yang berselisih.
b.
Presiden
Soekamo mengemukakan kesediaan Pemerintah RI berunding berdasarkan pengakuan
hak rakyat Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
c.
Van Mook
mengemukakan pandangannya bahwa Belanda menginginkan Indonesia menjadi negara
persemakmuran berbentuk federal dengan pemerintah sendiri di lingkungan
kerajaan Belanda dan akan memasukkan Indonesia menjadi anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
2.
Pertemuan Sjahrir-Van Mook
a.
Pertemuan
dilaksanakan tanggal 17 November 1945 di Markas Besar Tentara Inggris di
Jakarta.
b.
Tujuannya
untuk mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda, serta menjelaskan maksud
kedatangan tentara Sekutu, tetapi pertemuan ini tidak membawa hasil.
3. Perundingan
Sjahrir - Van Mook
a.
tanggal 10 Februari 1946 perundingan Indonesia-Belanda
dimulai, Van Mook menyampaikan pernyataan politik pemerintah Belanda yaitu :
1)
Indonesia akan dijadikan negara
Commonwealth berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan sendiri di dalam
lingkungan kerajaan Belanda.
2)
Urusan dalam negeri dijalankan Indonesia
sedangkan urusan luar negeri oleh pemerintah Belanda.
b.
tanggal 12 Maret 1946 Sjahrir menyampaikan
usul balasan yaitu :
1)
Republik Indonesia harus diakui sebagai
negara berdaulat penuh atas wilayah bekas Hindia Belanda.
2)
Federasi Indonesia-Belanda akan
dilaksanakan pada masa tertentu dan urusan luar negeri dan pertahanan
diserahkan kepada badan federasi yang terdiri atas orang-orang Indonesia dan
Belanda.
c.
Usul dari pihak Indonesia tidak diterima
pihak Belanda dan Van Mook secara pribadi mengusulkan untuk mengakui Republik
Indonesia sebagai wakil Jawa untuk mengadakan kerja sama dalam pembentukan
negara federal dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
d.
tanggal 27 Maret 1946 Sutan Sjahrir
mengajukan usul baru kepada Van Mook yaitu :
1)
pemerintah Belanda mengakui kedaulatan de
facto Rl atas Jawa dan Sumatera.
2)
RI dan Belanda bekerja sama membentuk
Republik Indonesia Serikat (RIS).
3)
RIS bersama-sama dengan Nederland,
Suriname, Curacao, menjadi peserta dalam ikatan negara Belanda.
4. Perundingan di Hooge Veluwe
a.
Perundingan
dilaksanakan tanggal 14 - 25 April 1946 di Hooge Veluwe (Negeri Belanda), sebagai
kelanjutan dari pembicaraan-pembicaraan yang telah disepakati Sjahrir dan Van
Mook, dengan delegasi perundingan yaitu :
1)
Mr.
Suwandi, dr. Sudarsono, dan Mr. A.K. Pringgodigdo mewakili pihak pemerintah RI
2)
Dr. Van
Mook, Prof. Logemann, Dr. Idenburgh, Dr. Van Royen, Prof. Van Asbeck Sultan
Hamid II, dan Surio Santosa yang mewakili Belanda
3)
Sir
Archibald Clark Kerr mewakili Sekutu sebagai penengah.
b.
Perundingan
berlangsung di Hooge Veluwe tidak membawa hasil sebab Belanda menolak konsep
hasil pertemuan Sjahrir-Van Mook-Clark Kerr di Jakarta.
c. Pihak
Belanda tidak bersedia memberikan pengakuan de facto kedaulatan RI atas Jawa
dan Sumatra tetapi hanya Jawa dan Madura serta dikurangi daerah-daerah yang
diduduki oleh Pasukan Sekutu, sehingga untuk sementara waktu hubungan
Indonesia-Belanda terputus, tetapi Van Mook masih berupaya mengajukan usul bagi
pemerintahannya kepada pihak RI.
5. Perundingan Linggarjati
a.
Perundingan
Linggarjati dilakukan tanggal 10 November 1946 di Linggarjati, dekat Cirebon.
b.
Delegasi
perundingan :
1)
Indonesia
diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir
2)
Belanda
diwakili oleh Prof. Scermerhorn.
3)
Perundingan
dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris.
Peta Wilayah Indonesia Hasil Perundingan Linggarjati
c.
keputusan
Perundingan Linggarjati :
1)
Belanda
mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan
Sumatra.
2)
Republik
Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah
Republik Indonesia.
3)
Republik
Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketuanya.
d.
Dalam
perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar ketentuan perundingan dengan
melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
e.
isi
perundingan Linggajati terdapat perbedaan penafsiran antara Indonesia dengan
Belanda, tetapi kedudukan Republik Indonesia di dunia Internasional kuat karena
Inggris dan Amerika memberikan pengakuan secara de facto.
6. Perundingan
Renville
a.
Perundingan
Renville dilaksanakan di atas Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat
tanggal 17 Januari 1948.
b.
Delegasi
perundingan renville :
1)
pemerintah
Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin.
2)
Belanda
diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo.
c.
Hasil
perundingan Renville yaitu :
1)
wilayah
Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook)
2)
Belanda
tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat
terbentuk
3)
kedudukan
RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda
4)
RI
merupakan bagian dari RIS
5)
pasukan RI
yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.
6)
Pemerintah RI harus mengakui kedaulatan
Belanda atas Hindia Belanda sampai waktu yang ditetapkan Kerajaan Belanda untuk
mengakui Negara Indonesia Serikat (NIS).
7)
Akan diadakan pemungutan suara untuk
menentukan penduduk di daerah-daerah Jawa, Madura, dan Sumatera menginginkan daerahnya
bergabung dengan RI atau negara bagian dari Negara Indonesia Serikat.
8)
Tiap negara (bagian) berhak tinggal di luar
NIS atau menyelenggarakan hubungan khusus dengan NIS atau dengan Nederland.
d.
Akibat perundingan Renville yaitu wilayah
Republik Indonesia yang meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera menjadi lebih
sempit lagi.
e.
Pemerintah RI bersedia menandatangani
perjanjian sebab :
1)
persediaan amunisi perang semakin menipis
sehingga jika menolak berarti Belanda akan menyerang lebih hebat.
2)
tidak ada jaminan bahwa Dewan Keamanan PBB
dapat menolong
3)
pemerintah RI yakin bahwa pemungutan suara
akan dimenangkan pihak Indonesia.
f.
Nasib dan
kelanjutan Perundingan Renville relatif sama dengan Perundingan Linggarjati,
sebab Belanda kembali melanggar perjanjian dengan melakukan agresi militer II
tanggal 19 Desember 1948.
Peta Wilayah Indonesia Hasil Perundingan
Renville
7. Konferensi Asia di
New Delhi
a.
Konferensi
diselenggarakan di New Delhi (ibukota negara India) pada tanggal 20 - 25 Januari 1949 dihadiri oleh 19 negara termasuk
utusan dari Mesir, Italia, dan New Zealand. Wakil-wakil dari Indonesia antara
lain Mr. Utoyo Ramelan, Sumitro Djoyohadikusumo, H. Rosyidi, dan lain-lain.
b.
Hasil
konferensi meliputi :
1)
pengembalian
Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta,
2)
pembentukan
pemerintahan ad interim sebelum tanggal 15 Maret 1949,
3)
penarikan
tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia, dan
4)
penyerahan
kedaulatan kepada Pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari
1950.
c.
Dewan
Keamanan PBB menanggapi rekomendasi Konferensi New Delhi dengan mengeluarkan
sebuah resolusi tanggal 28 Januari 1949 yang isinya :
1)
penghentian
operasi militer dan gerilya,
2)
pembebasan
tahanan politik Indonesia oleh Belanda,
3)
pemerintah
RI kembali ke Yogyakarta, dan
4)
akan diadakan
perundingan secepatnya.
d.
Dampak
Konferensi Asia di New Delhi yaitu Indonesia semakin mendapat dukungan
internasional dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.
8. Perundingan Roem
- Royen
a.
Terjadinya
Agresi Militer Belanda menimbulkan reaksi cukup keras dari Amerika Serikat dan
Inggris, bahkan PBB, sebagai hasil perjuangan diplomat Indonesia dalam
memperjuangkan dan menjelaskan realita Indonesia di PBB, diantaranya adalah
L.N. Palar.
b.
Sebagai
reaksi dari Agresi Militer Belanda, PBB memperluas kewenangan KTN. Komisi Tiga
Negara diubah menjadi UNCI. UNCI kependekan dari United Nations Commission
for Indonesia. UNCI dipimpin oleh Merle
Cochran (Amerika Serikat) dibantu Critchley
(dari Australia) dan Harremans (dari Belgia).
c.
Hasil kerja
UNCI yaitu mengadakan Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia Belanda.
Perjanjian Roem-Royen tanggal 14 April 1949 di Hotel Des Indes (di Jakarta) :
1)
Wakil dari
PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat),
2)
Delegasi
Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,
3)
Delegasi
Belanda dipimpin oleh van Royen.
d.
Dalam perundingan
Roem-Royen masing-masing pihak mengajukan statement yaitu :
1)
Delegasi
Indonesia menyatakan kesediaan pemerintah Republik Indonesia untuk :
a)
menghentikan
perang gerilya
b)
bekerja
sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan
c)
ikut serta
dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan
kepada Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat.
2)
Pernyataan
dari delegasi Belanda yaitu :
a)
menyetujui
kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta
b)
menjamin
penghentian gerakan militer dan pembebasan semua tahanan politik
c)
tidak akan
mendirikan atau mengakui negara-negara di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum
19 Desember 1948
d)
menyetujui
adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS
e)
berusaha
agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke Yogyakarta.
3)
Dari usulan
Indonesia dan Belanda akhirnya disepakati dan ditandatangani perundingan
Roem-Royen tanggal 7 Mei 1949, isinya yaitu :
a)
Pemerintah
RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-menembak dan bekerja sama
untuk menciptakan keamanan
b)
Pemerintah
Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta
c)
kedua belah
pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
9. Konferensi Meja
Bundar (KMB)
a.
Konferensi
Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen.
b.
Sebelum KMB
dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan Permusyawaratan
Federal), dikenal dengan Konferensi Inter-Indonesia (KII), tujuannya untuk
menyamakan langkah dan sikap sesama bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB.
c.
Konferensi
Inter-Indonesia diadakan tanggal 19 - 22 Juli 1949 di Yogyakarta dan tanggal 31
Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan difokuskan pada pembentukan
Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang cukup penting adalah :
1)
akan
dilakukan pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi.
2)
Pada bidang
pertahanan diputuskan :
a)
Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional
b)
TNI menjadi
inti APRIS
c)
negara
bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
d.
Konferensi
Meja Bundar (KMB) :
1)
merupakan
langkah nyata diplomasi untuk mencari penyelesaian sengketa antara Indonesia
dengan Belanda.
2)
Kegiatannya
dilaksanakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949.
3)
dihadiri
delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI.
4)
para
delegasi yang hadir dalam KMB yaitu :
a)
Indonesia
terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b)
BFO
dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c)
Belanda
diwakili Mr. van Maarseveen.
d)
UNCI
diwakili oleh Chritchley.
Suasana KMB
5)
KMB
menghasilkan beberapa keputusan yaitu :
a)
Belanda mengakui
RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat dengan pengakuan kedaulatan paling
lambat tanggal 30 Desember 1949.
b)
Masalah
Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
c)
Republik
Indonesia Serikat (RIS) terdiri atas Republik Indonesia dan 15 negara federal.
Corak pemerintahan RIS diatus menurut konstitusi yang dibuat oleh delegasi RI
dan BFO selama Konferensi Meja Bundar berlangsung.
d)
Antara RIS
dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang
dikepalai Raja Belanda.
e)
Kapal-kapal
perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan
diserahkan kepada RIS.
f)
Tentara
Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang
diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
g)
RIS harus
membayar segala utang Belanda yang diperbuatnya semenjak tahun 1942.
e.
tanggal 27
Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan kedaulatan secara
bersamaan di Belanda dan di Indonesia yaitu :
1)
di negeri
Belanda, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, Menteri Seberang
Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen, dan Drs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah
pengakuan kedaulatan.
2)
di Jakarta Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
f.
Dampak dan
pengaruh KMB bagi rakyat Indonesia yaitu :
1)
Belanda
mengakui kemerdekaan Indonesia.
2)
Konflik
dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
3)
Irian Barat
belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
4)
Bentuk
negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
E. Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di Daerah
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
1. Insiden bendera di Surabaya
a.
tanggal 19
September 1945, di Surabaya terjadi insiden bendera.
b.
insiden
berpangkal pada tindakan beberapa orang Belanda mengibarkan bendera merah putih
biru di atas Hotel Yamato di jalan Tunjungan.
c.
Tindakan
tersebut menimbulkan kemarahan rakyat, dengan cara menyerbu hotel dan
menurunkan bendera Belanda dan pada bagian berwarna biru dirobek, kemudian mereka
mengibarkannya kembali sebagai bendera merah putih.
2. Pertempuran
Surabaya 10 November 1945
a.
peristiwa
di Surabaya diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945
yang dipimpin Brigjen A.W.S. Mallaby (pemimpin pasukan Inggris).
b.
tanggal 30
Oktober 1945 terjadi pertempuran hebat di Gedung Bank Internatio di Jembatan
Merah yang menewaskan Brigjen Mallaby,
sehingga Inggris memberi ultimatum yang isinya agar rakyat Surabaya menyerah
kepada Sekutu.
c.
secara
resmi rakyat Surabaya, diwakili Gubernur
Suryo menolak ultimatum Inggris, akibatnya tanggal 10 November 1945 pagi
hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan senjata-senjata berat
dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, dan udara.
d.
rakyat
Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu, Bung Tomo memimpin rakyat dengan berpidato
membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama 3 minggu,
dengan korban 6.000 rakyat Surabaya gugur.
h.
pertempuran di Surabaya ini seluruh unsur
kekuatan rakyat bahu membahu, baik dari TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi
Istimewa, BBI, PTKR maupun TKR laut di bawah Komandan Pertahanan Kota,
Soengkono, pertempuran berlangsung sampai akhir November 1945, rakyat Surabaya
berhasil mempertahankan kota Surabaya dari gempuran Inggris.
i.
pengaruh
pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan internasional, bahkan masuk
dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.
j.
Untuk mengenang peristiwa tersebut setiap
tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebagai penghargaan atas jasa para pahlawan di
Surabaya yang mempertahankan tanah air Indonesia dari kekuasaan asing.
Pertempuran
Surabaya
3. Pertempuran
Ambarawa
a.
Pertempuran
Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember 1945, antara
pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris).
b.
Pertempuran
Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober
1945.
c.
Pada
tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di
bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu.
d.
Pertempuran
Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas.
Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa
berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Mengingat posisi yang
telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15
Desember 1945 menuju Semarang.
e.
Keberhasilan
TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI, maka untuk mengenang peristiwa ini
setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri dan di Kota Ambarawa dibangun Monumen Palagan Ambarawa.
Monumen
Palagan Ambarawa
4. Pertempuran
Medan Area 1 Desember 1945
a.
tanggal 9
Oktober 1945 tentara Inggris diboncengi oleh NICA mendarat di Medan yang dipimpin
Brigjen T.E.D Kelly.
b.
Awalnya
mereka diterima baik oleh pemerintah RI
di Sumatra Utara karena tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara
Belanda).
c.
Sebuah
insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu
seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana
Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para
pemuda, akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak
dihuni pasukan NICA.
d.
tanggal 1
Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan
Area di berbagai sudut kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi
terkenal.
e.
Pasukan
Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di
kota Medan, hal ini menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan
kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali.
f.
tanggal 10
Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-komandan
pasukan yang berjuang di Medan Area, memutuskan dibentuknya satu komando
bernama Komando Resimen Laskar Rakyat
Medan Area.
5. Pertempuran
lima hari di Palembang
a.
Pasukan
Sekutu dan NICA mendarat di Palembang tanggal 12 Oktober 1945 dipimpin Letnan
Kolonel Carmichael.
b.
Pemerintah
Indonesia di Palembang mengizinkan pasukan Sekutu hanya mendiami daerah Talang
Semut, tetapi tidak mengindahkan peraturan itu, sehingga Insiden dengan pemuda
meletus ketika mereka menggeledah rumah-rumah penduduk untuk mencari senjata.
c.
Sekutu
terus menambah kekuatan di Palembang dan bulan Maret 1946, pasukan Sekutu sudah
berjumlah 2 batalyon, Sekutu juga melindungi masuknya pasukan Belanda, sehingga
jumlah pasukan Belanda semakin bertambah.
d.
Ketika
meninggalkan kota Palembang, Sekutu menyerahkan kedudukannya kepada Belanda,
sehingga pertempuran Belanda dan para pemuda meletus ketika Belanda meminta
para pemuda dan pejuang mengosongkan kota Palembang.
e.
Belanda
mengajak berunding dan melakukan gencatan senjata, sementara perundingan
berlangsung, tanggal 1 Januari 1947 pertempuran meletus kembali.
f.
Pertempuran
berlangsung selama 5 hari, sehingga 1/5 bagian kota Palembang hancur.
g.
tanggal 6
Januari 1947 dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan Pemerintah
Republik Indonesia di Palembang.
6. Pertempuran di
Jakarta
a.
orang-orang
NICA dan KNIL melakukan provokasi-provokasi bersenjata sehingga memancing
kemarahan masyarakat sehingga keadaan di Jakarta menjadi kacau dan sulit
dikendalikan.
b. tentara
Belanda kian merajalela dan pendaratan pasukan marinir Belanda di Tanjung Priok
tanggal 30 Desember 1945 membuat keadaan menjadi tambah gawat.
c.
situasi
keamanan semakin memburuk di Jakarta, maka Presiden dan Wakil Presiden tanggal
4 Januari 1946 pindah ke Yogyakarta dan ibukota Republik Indonesia dipindah ke
Yogyakarta.
7. Puputan Margarana
di Bali (20 Nopember 1946)
a.
Perang
Puputan Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda mendirikan Negara
Indonesia Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah Rai, Komandan Resimen Nusa
Tenggara, berusaha menggagalkan pembentukan NIT dengan mengadakan serangan ke
tangsi NICA di Tabanan tanggal 18 Nopember 1946.
b.
Konsolidasi
dan pemusatan pasukan Ngurah Rai (yang dikenal dengan nama pasukan Ciung
Wanara) ditempatkan di Desa Adeng Kecamatan Marga. Belanda menjadi gempar dan
berusaha mencari pusat kedudukan pasukan Ciung Wanara.
c.
tanggal 20
November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara
terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga. Dalam keadaan kritis, Letkol I
Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah “Puputan” yang berarti bertempur sampai
habis-habisan (fight to the end).
d.
Letkol I
Gusti Ngurah Rai gugur beserta seluruh anggota pasukan dalam pertempuran
tersebut, jenazahnya dimakamkan di desa Marga. Pertempuran tersebut terkenal
dengan nama Puputan Margarana.
e.
Gugurnya
Letkol I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan bagi usaha Belanda untuk membentuk
Negara Indonesia Timur.
8. Peristiwa
Merah Putih di Manado
a.
pasukan
Sekutu mendarat di Sulawesi Utara juga memboncengi orang-orang NICA, kemudian
mempersenjatai bekas tentara KNIL yang ditawan Jepang.
b.
Sejak akhir
tahun 1945, pasukan Sekutu menyerahkan Sulawesi Utara kepada pasukan NICA.
c.
Pasukan
NICA bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, maka Rakyat Sulawesi Utara
bereaksi dengan membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI). PPI berencana menyerang
pasukan NICA, tetapi rencana tersebut bocor sehingga para pemimpin PPI
ditangkap dan dipenjarakan.
d.
tanggal 14
Februari 1946, para pejuang PPI menyerbu markas NICA di Teling, mereka berhasil
membebaskan pimpinan PPI dan menawan komandan NICA beserta pasukannya.
Selanjutnya, para pejuang merobek bendera merah putih biru Belanda dan menjadi
bendera merah putih, kemudian dikibarkan di markas Belanda di Teling,
sehingga peristiwa itu dikenal dengan
nama peristiwa merah putih di Manado.
e.
Para
pejuang dapat mengusir NICA dari Sulawesi Utara dan pada tanggal 16 Februari
1946, pemerintah sipil terbentuk dipimpin oleh B. W. Lapian sebagai residen.
9. Serangan Umum 1 Maret 1949
a.
Belanda dalam
Agresi Militer II :
1)
berhasil
menangkap para pemimpin politik dan menduduki ibukota RI di Yogyakarta.
2)
tujuannya ingin
menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI telah dihancurkan dan TNI tidak
memiliki kekuatan lagi.
b. Untuk menghadapi
tindakan Belanda tersebut, TNI menyusun kekuatan melawan Belanda, dengan puncak
serangan berupa serangan umum terhadap kota Yogyakarta tanggal 1 Maret 1949
dipimpin Letkol Soeharto yang sebelumnya mengadakan koordinasi terlebih dahulu
dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta,
serangan TNI memakai sistem wehrkreise.
Untuk memudahkan penyerangan dibentuk beberapa sektor yaitu :
1)
sektor
Barat dipimpin oleh Mayor Ventje Sumual,
2)
sektor
Selatan dan Timur dipimpin oleh Mayor Sardjono,
3)
sektor
Utara dipimpin oleh Mayor Kusno,
4)
sektor Kota
dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.
c.
Pada malam
hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan telah merayap mendekati kota dan
melakukan penyusupan-penyusupan. Pagi hari tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul
06.00 WIB tepat sirene berbunyi, serangan dilancarkan dari segala penjuru kota.
Letkol Soeharto langsung memimpin penyerangan dari sektor Barat sampai batas
Jalan Malioboro. Rakyat membantu memperlancar jalannya penyerangan dengan
memberikan bantuan logistik. Dalam waktu enam jam kota Yogyakarta berhasil
dikuasai TNI, pada pukul 12.00 WIB tepat, pasukan TNI mengundurkan diri. Hal
ini sesuai dengan rencana yang ditentukan sejak awal. Bersamaan dengan itu
bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta pesawat terbang. Belanda
melakukan serangan balasan.
d. Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 yaitu :
1)
Ke
dalam negeri :
a)
Mendukung
perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.
b)
Meningkatkan
moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.
c)
secara tidak langsung mempengaruhi
sikap para pemimpin negara federal bentukan
Belanda (seperti
negara Pasundan, negara Sumatra Timur dan negara Indonesia
Timur) yang
tergabung dalam Bijeenkomst Federal Voor Overleg (BFO).
2)
Ke
luar negeri :
a)
Menunjukkan
kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk mengadakan
ofensif.
b)
Mematahkan
moral pasukan Belanda.
e.
Serangan Umum 1 Maret 1949 tujuan utamanya untuk membuktikan bahwa RI masih
ada dan TNI masih kuat, karena berhasil memukul mundur kedudukan Belanda di
Yogyakarta selama 6 jam.
f. untuk
mengenang para pejuang dan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 maka pemerintah
Yogyakarta membangun “Monumen Yogya
Kembali”.
F. Faktor-Faktor yang Memaksa Belanda Keluar dari
Indonesia
1.
Ketika Belanda
melakukan agresi militer kedua, tanggal 19 Desember 1948 :
a.
Dewan
Keamanan PBB merasa tersinggung karena tindakan Belanda telah melanggar persetujuan
gencatan senjata yang diprakasai Komisi Tiga Negara (KTN).
b.
Belanda di
Indonesia tidak memperoleh dukungan politik dan para pejuang melakukan gerilya
maupun serangan umum.
2.
Menghadapi
kondisi ini maka Belanda mengubah sikapnya dengan sepakat melakukan gencatan
senjata, sehingga penghentian tembak menembak mulai berlaku di Jawa tanggal 11
Agustus 1949, dan di Sumatera pada tanggal 15 Agustus 1949.
3.
Pada masa
gencatan senjata berlangsung Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tanggal 23
Agustus 1949, dengan hasil utama bahwa Belanda akan mengakui kedaulatan
Republik Indonesia Serikat pada akhir bulan Desember 1949, sehingga memaksa
Belanda harus keluar dari bumi Indonesia.
4.
Faktor-faktor yang
memaksa Belanda harus keluar dari Indonesia yaitu :
a. Faktor dari Dalam
1) Belanda menyadari bahwa kekuatan militernya di Indonesia tidak
cukup kuat untuk memaksa RI tunduk kepadanya.
2) Perang yang berkepanjangan mengakibatkan hancurnya perkebunan
dan pabrik-pabrik Belanda, maka untuk menghindari hal itu Belanda harus
mengubah strateginya.
3) Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri
Indonesia, karena ketika membujuk Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi
pemimpin negara di Jawa ditolaknya.
4) Para pejuang Republik Indonesia terus melakukan perang gerilya
dan serangan umum.
b. Faktor dari Luar
1)
PBB dan
Amerika Serikat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Belanda.
2)
Amerika
Serikat mengancam akan menghentikan bantuan pembangunan yang menjadi tumpuan
perekonomian Belanda.
5.
adanya
faktor-faktor tersebut, maka diselenggarakan KMB yang bermuara diakuinya
kedaulatan Republik Indonesia Serikat tanggal 27 Desember 1949, sehingga
memaksa Belanda keluar dari Indonesia.
G. Pengakuan
Kedaulatan
1.
Upacara
penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia dari Belanda dilakukan di
2 tempat pada waktu yang bersamaan di Indonesia dan di negeri Belanda tanggal 27
Desember 1949 :
a.
Di negeri
Belanda, penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan dilaksanakan di ruang
takhta Istana Kerajaan Belanda oleh Ratu Juliana, P.M. Dr. Willem Drees, Menteri
Seberang Lautan Mr. A.M.J.A. Sassen, dan Mohammad Hatta membubuhkan
tanda tangan pada naskah pengakuan kedaulatan.
b.
di Jakarta,
Sultan
Hamengkubuwono IX dan A.H.J. Lovink (Wakil Tinggi
Mahkota) membubuhkan tanda tangan pada naskah pengakuan kedaulatan.
2.
Pada
tanggal 27 Desember 1949 di Yogyakarta juga dilakukan penyerahan kedaulatan
dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat.
SOAL LATIHAN DAN PEKERJAAN RUMAH
Kerjakan soal-soal berikut ini secara singkat, jelas, dan benar!
1.
Apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik antara Indonesia dengan
Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
2.
Apakah tugas Allied Forces
Netherland East Indies (AFNEI) di Indonesia pada tahun 1945?
3.
Mengapa Komisi Tiga Negara (KTN) mengalami kesulitan menjalankan tugasnya di
Indonesia dan apakah hasilnya?
4.
Apakah yang kamu ketahui tentang UNCI
(United Nations Commission for Indonesia) dan apakah tugasnya di Indonesia?
5.
Jelaskan 3
tujuan Belanda melakukan Agresi Militer I pada tahun 1947 di Indonesia?
6.
Mengapa usaha Belanda menghancurkan TNI
mengalami kesulitan dalam Agresi Militer I pada tahun 1947 di Indonesia?
7.
Perundingan
Linggarjati dilakukan tanggal 10 November 1946 diikuti oleh siapa saja dan
sebutkan 3 hasil keputusannya?
8.
Sebutkan 4
hasil perundingan Renville, apakah akibatnya bagi Indonesia, dan mengapa
Indonesia bersedia menyetujuinya, dan mengapa nasib dan kelanjutan Perundingan
Renville relatif sama dengan Perundingan Linggarjati?
9.
Apakah
dampak Konferensi Asia di New Delhi yang diselenggarakan pada tanggal 20 - 25
Januari 1949?
10.
Sebutkan
3 hasil perundingan Roem-Royen tanggal
7 Mei 1949 yang dilakukan Indonesia dengan Belanda!
11.
Sebutkan
4 hasil keputusan KMB dan 4 dampaknya bagi Indonesia?
12.
Apakah
yang kamu ketahui tentang Insiden
bendera di Surabaya pada tanggal 19 September 1945?
13.
Apakah
sebab dan akibatnya Inggris
memberi ultimatum yang isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu tahun
1945?
14.
Apakah
yang kamu ketahui tentang Perang Puputan Margarana di Bali pada tanggal 20 November 1946 dan
apa sebab terjadinya?
15.
Apakah yang kamu ketahui tentang Peristiwa
Merah Putih di Manado tanggal 14 Februari 1946?
16.
Apakah
hasil Belanda melakukan Agresi Militer II dan apakah tujuannya?
17.
Apakah
tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 di dalam negeri dan ke luar negeri?
18.
Apakah tujuan utama diadakan Serangan Umum 1
Maret 1949 dan bagaimanakah cara pemerintah mengenang peristiwa tersebut?
19.
Sebutkan
masing-masing 2 faktor yang memaksa Belanda harus keluar dari Indonesia pada
akhir tahun 1949?
20.
Bagaimanakah
acara upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia dari
Belanda yang dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949?
NB :
Bagi
para pengguna situs ini silahkan menulis komentar pada kolom yang tersedia,
demi perbaikan tulisan ini maupun tulisan-tulisan berikutnya dan kami ucapkan
banyak terima kasih.
---------- selamat mengerjakan ----------