IPS
7 Tema 3C. Toponimi
(Penyusun
: Amir Alamsyah, S.Pd._SMP Negeri 1 Bandungan)
1.
Pengertian
& Fungsi Toponimi
|
Kategori |
Penjelasan |
Contoh |
|
Pengertian Toponimi |
Toponimi adalah ilmu yang mempelajari
asal-usul, arti, dan sejarah nama-nama tempat. Nama tempat atau toponim,
bisa berupa nama geografis alami (gunung, sungai) atau buatan manusia (kota,
jalan). |
Nama
kota "Yogyakarta" berasal dari kata "Ayodya"
(kerajaan dalam epos Ramayana) dan "Karta" (makmur), mencerminkan
harapan kemakmuran kota. |
|
Fungsi Toponimi |
a.
Identifikasi
& Navigasi:
Memberi identitas dan membantu orang menemukan lokasi. b.
Historis: Merekam sejarah suatu tempat. c.
Linguistik: Menunjukkan evolusi bahasa. d.
Sosiokultural: Mencerminkan nilai dan budaya masyarakat. |
a.
Memudahkan
kita mencari alamat "Jalan Sudirman." b.
Nama
"Jalan Pangeran Diponegoro" mengabadikan nama pahlawan. c.
Nama
"Candi Prambanan" berasal dari kata "Para Hyang," merujuk
pada dewa-dewi. d.
Nama
"Desa Sukamaju" (suka maju) mencerminkan optimisme penduduknya. |
2.
Cara Mencari Sumber Informasi
Toponimi
|
Jenis Sumber Informasi |
Penjelasan |
Contoh |
|
Sumber Tertulis (Buku, Artikel, Jurnal) |
Mencari literatur yang secara
khusus membahas sejarah suatu wilayah, etimologi, atau nama-nama tempat.
Dokumen sejarah, arsip, dan laporan penelitian akademis seringkali menyimpan
informasi toponimi yang akurat. |
Buku
"Nama-nama Tanah Jawa" oleh W.F. Stutterheim atau artikel
jurnal tentang asal-usul nama "Tanah Lot" di Bali. |
|
Peta Kuno atau Klasik |
Peta-peta yang dibuat pada masa
lalu seringkali mencatat nama-nama tempat yang mungkin telah berubah atau
hilang seiring waktu. Peta-peta ini dapat membantu merekonstruksi sejarah
tata ruang suatu wilayah. |
Peta
Batavia (Jakarta) dari abad ke-17 yang mencatat nama-nama jalan dan kampung
yang kini tidak lagi digunakan, seperti "Kali Besar". |
|
Wawancara dengan Narasumber |
Menggali informasi dari penduduk
asli, tokoh masyarakat, atau sesepuh yang memiliki pengetahuan lisan tentang
sejarah dan asal-usul nama tempat di daerah mereka. |
Wawancara
dengan sesepuh Desa Suroloyo untuk mengetahui asal-usul nama bukit tersebut,
yang ternyata berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat. |
|
Penandaan yang Mencolok |
Mengamati peninggalan fisik atau
penandaan di suatu lokasi yang dapat memberikan petunjuk tentang asal-usul
namanya. Ini bisa berupa prasasti, monumen, atau penamaan jalan. |
Penemuan prasasti di suatu situs
kuno yang mencatat nama kerajaan atau nama desa yang kini menjadi nama tempat
baru. |
|
Penelusuran Internet |
Menggunakan mesin pencari, situs
web arsip digital, dan forum daring untuk mencari data dan informasi toponimi
yang telah didokumentasikan. Wikipedia, Google Earth, dan berbagai situs
sejarah seringkali menjadi sumber awal yang baik. |
Menelusuri
artikel di Wikipedia tentang asal-usul nama "Tangerang" atau
melihat foto-foto lama dari suatu daerah melalui arsip digital yang diunggah
secara daring. |
3.
Contoh Toponimi di Kabupaten Semarang
Toponimi adalah cabang ilmu yang mengkaji
tentang asal usul, arti, dan penggunaan nama tempat (toponim). Dalam
konteks Kabupaten Semarang, nama-nama tempat sebagian besar berhubungan dengan:
a. Flora (Tumbuhan): Seperti Jatijajar, Karangjati, Sigayam.
b. Peristiwa atau Benda Alam: Seperti Diwak (sendang kuno), Rawa Pening.
c. Tradisi atau Ritual Lokal: Seperti Brokoh.
|
Nomor |
Nama Tempat (Toponim) |
Asal Usul Penamaan |
Keterangan dan Penjelasan Toponimi |
|
a. Toponimi Berdasarkan Flora (Tumbuhan) |
|||
|
1. |
Karangjati |
Flora
(Jati) |
Berasal
dari kata karang (pekarangan) dan jati (pohon jati). Dahulu
merupakan daerah dengan banyak pohon jati. |
|
2. |
Jatijajar |
Flora
(Jati) |
Dari
kata jati dan jajar (berjajar). Disebut demikian karena adanya dua
pohon jati yang tumbuh sejajar atau berdampingan. |
|
3. |
Wringinputih |
Flora
(Beringin Putih) |
Dari
wringin (beringin) dan putih. Diduga karena adanya pohon
beringin berwarna putih yang dianggap keramat atau menonjol. |
|
4. |
Manggis |
Flora
(Manggis) |
Dinamakan
sesuai nama buah manggis (Garcinia mangostana). Wilayah ini
dulunya ditumbuhi banyak pohon manggis. |
|
5. |
Sigayam |
Flora
(Gayam) |
Berasal
dari nama pohon gayam (Inocarpus fagifer). |
|
6. |
Kendal |
Flora
(Kendal) |
Berasal
dari nama pohon kendal (Cordia dichotoma). |
|
7. |
Gedangan |
Flora
(Gedang/Pisang) |
Dari
kata gedang (pisang). Diduga merupakan sentra atau kebun pisang
yang luas. |
|
8. |
Pringapus |
Flora
(Bambu Apus) |
Dari
pring (bambu) dan apus. Merujuk pada jenis bambu apus
yang banyak tumbuh di daerah tersebut. |
|
9. |
Kalongan |
Flora
(Luwak/Kalong) |
Meskipun
Kalong berarti kelelawar, nama ini sering dihubungkan dengan pegunungan
atau daerah yang ditumbuhi flora tertentu. |
|
10. |
Ngemplak |
Flora
(Emplak) |
Diambil
dari nama pohon pohon emplak yang sering tumbuh di lahan kosong atau
tepi sungai. |
|
b. Toponimi Berdasarkan Kondisi Geografis &
Alam |
|||
|
11. |
Rawa
Pening |
Geografis
(Rawa & Bening) |
Berarti
"Rawa yang Jernih". Nama danau alami yang luas di Kabupaten
Semarang. |
|
12. |
Ungaran |
Geografis
(Gunung) |
Nama
ibu kota kabupaten, diambil dari nama gunung di dekatnya (Gunung
Ungaran). |
|
13. |
Bawen |
Geografis
(Sungai) |
Diduga
dari kata bawan atau wangen (sungai), merujuk pada pertemuan
aliran dua sungai atau area berair. |
|
14. |
Banyubiru |
Geografis
(Air Biru) |
Dari
banyu (air) dan biru. Merujuk pada kondisi air danau/mata
air yang jernih atau tampak biru. |
|
15. |
Tegalwaton |
Geografis
(Ladang Batu) |
Dari
tegal (ladang) dan waton (batu). Menunjukkan ladang atau
sawah yang banyak memiliki batu. |
|
16. |
Getasan |
Geografis
(Ketinggian) |
Diduga
merujuk pada tempat yang tinggi dan sulit dijangkau di lereng Gunung
Merbabu. |
|
17. |
Tuntang |
Geografis
(Sungai) |
Dinamakan
sesuai nama sungai besar yang melintasi wilayah tersebut (Kali
Tuntang). |
|
18. |
Ambarawa |
Geografis/Peristiwa |
Ada
dugaan dari ambar (harum) dan rawa (rawa-rawa), yang berarti rawa
yang mengeluarkan aroma harum. |
|
19. |
Sumowono |
Geografis
(Rawa/Tanah Basah) |
Diduga
dari sumo (rawa/tanah basah) dan wono (hutan), menunjukkan hutan
di daerah rawa/tanah berair. |
|
20. |
Bulusan |
Geografis
(Sungai/Air) |
Dari
kata bulus (kura-kura air tawar), yang menandakan adanya sungai
atau tempat air yang dihuni bulus. |
|
21. |
Bandungan |
Geografis
(Bendungan) |
Berasal
dari kata bendungan atau bandung (kembar), merujuk pada adanya
bendungan atau daerah yang berpasangan. |
|
22. |
Gondoriyo |
Geografis
(Ketinggian) |
Diduga
merujuk pada tempat yang tinggi atau berbukit (gondo) atau adanya
tokoh Gondorio. |
|
23. |
Lerep |
Geografis
(Lereng) |
Berasal
dari kata lereng atau lerap yang berarti tempat di lereng
atau bukit. |
|
24. |
Pabelan |
Geografis
(Pabeyan/Pajak) |
Diduga
dari kata pabeyan (tempat pembayaran pajak/bea) atau area persimpangan
penting. |
|
25. |
Kenteng |
Geografis
(Batas/Bata) |
Bisa
berarti batas wilayah (kenteng) atau tempat yang banyak batu bata
(kentheng). |
|
26. |
Kedungombo |
Geografis
(Kedung & Amba) |
Dari
kedung (lubuk sungai) dan amba (luas). Menunjukkan lubuk
sungai yang lebar atau dalam. |
|
27. |
Candi |
Geografis
(Candi) |
Dinamakan
karena keberadaan situs candi atau peninggalan purbakala di wilayah
tersebut. |
|
28. |
Beji |
Geografis
(Air) |
Merujuk
pada tempat pemandian atau mata air suci/keramat. |
|
29. |
Tebing |
Geografis
(Tebing) |
Dinamakan
sesuai kondisi alam berupa tebing tinggi di wilayah tersebut. |
|
c. Toponimi Berdasarkan Legenda, Tokoh, dan
Sejarah |
|||
|
30. |
Diwak |
Legenda
(Sendang Kawak) |
Dari
sendang (mata air) dan kawak (tua/kuno). Terkait dengan legenda
petirtaan/sendang tua. |
|
31. |
Nyatnyono |
Legenda
(Tokoh) |
Terkait
dengan Makam Nyatnyono dan keberadaan Sendang Kalimah Thoyibah, yang
dikaitkan dengan tokoh penyebar agama. |
|
32. |
Brokoh |
Tradisi
(Berokah/Berkah) |
Diduga
dari bahasa Arab Barokah (berkah). Terkait dengan tradisi sedekah
bumi atau sego brokohan. |
|
33. |
Gebugan |
Peristiwa
(Pukulan) |
Dari
kata gebug (memukul/memukuli). Diduga terkait dengan peristiwa
perkelahian atau pertarungan tokoh sakti. |
|
34. |
Susukan |
Legenda/Lokasi |
Terkait
dengan legenda Pandanaran atau merujuk pada lokasi di kaki gunung. |
|
35. |
Jambu |
Sejarah/Peristiwa |
Dipercaya
terkait dengan peperangan di masa lalu, meskipun bisa juga dari nama
buah. |
|
36. |
Salatiga |
Sejarah
(Tiga Kesalahan) |
Meskipun
Kota, sering dikaitkan dengan legenda Nyi Salatri dan tiga kesalahan
yang diperbuat. |
|
37. |
Bumirejo |
Harapan
(Rejo/Makmur) |
Dari
bumi (tanah) dan rejo (ramai/makmur). Penamaan sebagai harapan
agar daerah menjadi makmur. |
|
38. |
Sraten |
Sejarah
(Keraton/Nata) |
Diduga
berasal dari kata sratan atau karaton, merujuk pada tempat
yang dulunya berhubungan dengan kerajaan atau tokoh penting. |
|
39. |
Bringin |
Sejarah
(Beringin) |
Terkait
dengan keberadaan pohon beringin besar yang menjadi penanda atau
tempat musyawarah. |
|
40. |
Kalibeber |
Legenda
(Sungai) |
Dari
kali (sungai) dan beber (membuka/terbentang). Terkait dengan sungai
yang airnya 'terbuka' atau mengalir deras. |
|
41. |
Kebumen |
Sejarah
(Bumi) |
Diduga
berasal dari kata tanah yang dikuasai atau tempat yang berhubungan
dengan penguasaan wilayah. |
|
42. |
Wonokasihan |
Legenda/Harapan
(Hutan Kasih) |
Dari
wono (hutan) dan kasihan (kasih/sayang). Diduga terkait dengan kisah
kasih sayang di hutan tersebut atau harapan welas asih. |
|
43. |
Pagersari |
Geografis
(Pagar Indah) |
Dari
pager (pagar) dan sari (inti/indah). Merujuk pada wilayah
yang dibatasi atau dipagari secara alami/buatan yang indah. |
|
44. |
Tlogosari |
Geografis
(Telaga Indah) |
Dari
tlogo (telaga) dan sari (inti/indah). Merujuk pada telaga atau
sumber air yang indah. |
|
45. |
Pecinan |
Sejarah
(Etnis Tionghoa) |
Nama
kawasan perdagangan di Ungaran yang dulunya dihuni mayoritas etnis
Tionghoa (Cina). |
|
46. |
Mangkang |
Geografis
(Pintu Gerbang) |
Berasal
dari kata mangkang (gerbang/pintu masuk), karena dulunya merupakan pintu
gerbang menuju Kota Semarang dari arah barat. |
|
47. |
Jrakah |
Flora
(Jeruk) |
Diduga
berasal dari kata jeruk (jrakah), merujuk pada wilayah yang banyak
ditumbuhi pohon jeruk (sejenis jeruk purut/nipis). |
|
48. |
Sukorejo |
Harapan
(Rejo/Makmur) |
Dari
suko (suka/senang) dan rejo (ramai/makmur). Penamaan sebagai harapan
daerah yang makmur dan menyenangkan. |
|
49. |
Bejaten |
Sejarah
(Pajak) |
Diduga
dari kata bejatan atau pajekan, merujuk pada tempat
pemungutan pajak atau upeti di masa lalu. |
|
50. |
Tanggulrejo |
Geografis
(Tanggul & Rejo) |
Dari
tanggul (pembatas/bendungan) dan rejo (ramai/makmur). Merujuk
pada wilayah yang dekat tanggul dan diharapkan makmur. |
Catatan Penting:
Toponimi sering kali
memiliki banyak versi berdasarkan cerita rakyat dan sejarah lisan.
Penjelasan di atas adalah dugaan yang paling umum dan kuat berdasarkan
etimologi Jawa.
--------- Selamat Belajar ---------